*9*

130 15 0
                                    

Gue sedang berada diperjalanan dengan keadaan memeluk pinggang murid sialan gue, LAI GUANLIN.

entah apa yang ada di otaknya.

Sudah setengah jam motor ini terus melaju.

Tak menandakan akan berhenti.

"Sebenarnya anda mau bawa saya kemana?" Tanya gue untuk yang kesekian kalinya.

Namun, Guanlin tak menjawab.

"Kalau pegal tiduran aja di bahu gue."

Murid sialan emang.

Masa ngomong sama Guru nya kek macem ma Temen!

Tapi, badan gue emang pegel.

Seperti cenayang yang bisa membaca pikiran Guanlin menarik pinggang gue hingga badan gue menubruk punggung Guanlin.

Pelukable bangettt!

Entah mengapa mata gue terasa semakin berat.

Gue mencari posisi yang nyaman.

Boda amat dengan status. Gue ngantuk.

Tangan gue dengan erat meluk pinggang Guanlin.

Gue merasa Guanlin memegang tangan gue.

Masa dia nyetir satu tangan?

"Jangan tidur. Kamu mau jatuh? Aku engga mau ditinggal mati. Kalo kamu mati aku akan mati."

Guanlin ngibung apa gimana?

Kenapa dia bilang seperti itu?

Dia tuh serius suka sama gue apa cuman becandain gue?

"Jangan ngaur? Saya mati itu tidak ada hubungannya dengan kamu." Jelas gue.

Mencoba mencari posisi yang lebih nyaman lagi.

"Jelas ada, karena saya suka sama kamu Nancy." Jawab Guanlin.

"Hah, kamu malah buat saya ngapung tahu engga. Untung saya kebal orangnya."

"Mengapa kamu selalu tidak percaya?" Tanya Guanlin.

"Karena kamu lebih pantas di sebut adik, bukan pasangan saya. Dan suka itu arti umum dari segala kata. Kamu makan suka kan, kamu juga pasti suka sama hal-hal umum lainnya. Dan lagi, aku lebih suka cowok yang sudah memiliki penghasilan. Karena apa? Karena aku ingin cepat menikah. Dan menikah perlu biaya." Jelas gue panjang lebar.

Gue menunggu jawaban yang akan keluar dari mulut Guanlin.

Namun, tak ada jawab yang keluar sama sekali.

Ssaem [Lai Guanlin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang