Gue lihat reaksi Guanlin yang malah mempautkan bibirnya, dia lagi kesel ya? Kok kek anak kecil? Keponakan gue itu.
"Ihk, kamu mah ya! Gagal kan acara romantis-romantisan-nya. Seharusnya kamu cuman perlu bilang'iya' dan nanti aku jawab 'aku hanya begitu kalo deket kamu' ahk, kamu perusak suasana." Rajuk Guanlin.
Guanlin melepaskan tangan gue dan malah melipatkan tangannya sendiri didepan dada sambil mengalihkan pandangannya ke arah lain.
"Hahaha, kamu sedang menggombali saya? Belajar dari mana?" Tanya gue.
"Dari Bang Kai." Jawabnya dengan cepat tanpa perlu repot menatap ke arah gue.
"Hah, Bangkai?"
"Kak Kai Nancy, kalo dia denger kamu ngomong kayak tadi nanti dia marah dan itu menyeramkan. Kamu engga boleh ngomong begitu depan dia nanti kamu dimakan!" Peringat Guanlin mulai menatap gue lagi dengan tatapan peringatan.
Gue cuman bales dengan sebuah anggukkan padahal gue engga ngerti apa maksudnya.
"Sepertinya Kak Kai yang mengajari kamu itu tidak handal menarik perhatian wanita ya?" Ujar gue menyimpulkan.
"Dari mana kamu tahu?" Guanlin memincingkan matanya.
"Ya,terlihat dari cara kamu mempraktekkan."
"Asal kamu tahu saja dia itu player! Punya pacar dimana-mana, ganteng, kaya, dll deh. Pokoknya perpect!" Jelas Guanlin membanggakan Bang Kai- Bang Kai itu. Gue cuman mengangkat alis.
"Kamu suka Kai itu,ya?"tanya gue polos.
"Ya-ehk engga! Ya mana mau aku sama yang sejenis? Orang aku sukanya sama yang didepan mata aku." Balas Guanlin cepat.
Gue hanya menatap dia datar. Tapi percayalah gue merutuk dalam hati kenapa hati ini malah berdetak cepat seharusnya kan itu tidak boleh terjadi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ssaem [Lai Guanlin]
Diversos*** "Saya guru kamu ya, Lin!" "Lo emang guru gue disekolah, tapi...disini lo cewek gue." "Saya tidak akan pernah berhubungan lebih dari seorang guru dan murid, saya sudah tegaskan hal itu sama kamu. Jadi, mohon bantuannya. Saya tidak salahkan kamu j...