Ketika villa atau apapun itu. Terbuka lebar mata gue terbuka dengan lebar.
Sumpah ini gede bangettt.
Dan mewahhhh.
Gue engga tahu kalo ternyata Guanlin sekaya itu.
"Ini rumah punya siapa, Lin?"
Tanya gue.Gue lihat Guanlin lagi menuju kesebuah ruangan dan gue ikutin dia dari belakang. Ternyata dapurnya aja gede.
"Puny gue." Jawab Guanlin.
Gue terdiam di tempat.
"Hahaha...Candaan kamu tidak bermutu." Jelas aja gue ketawa.
Ya, lucu gitu. Masa anak seumur Guanlin punya rumah depan pantai gede lagi.
Kalian harus catet Guanlin itu umurnya baru mau jalan 16 tahun loh!!!
Dan kalian jangan bilang gue engga punya perasaan waktu mengatakan yang sebenarnya di jalan, waktu Guanlin bilang suka ma gue.
Karena benar, gue engga mungkin suka sama dia.
Secara gue sudah berumur 24 tahun. Kalian hitung sendiri deh perbedaan umur gue ma tuh bocah.
Memang umur tidak akan bermasalah selama kalian saling percaya dan cinta.
Tapi, ini beda. Ortu gue ngedesak gue untuk segera nikah dengan orang mapan.
"Engga percaya lagi?" Terdengar kekecewaan dari nada yang Guanlin ucapkan.
Gue bales dengan gelengan kepala.
"Yaudahlah, mending kamu cari kamar yang menurut kamu nyaman aja." Setelah mengatakan hal itu Guanlin pergi menuju lantai dua.
Mengapa dia sebel ma gue?
Terus gue sekarang harus ngapain?
mana ini gede lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ssaem [Lai Guanlin]
Random*** "Saya guru kamu ya, Lin!" "Lo emang guru gue disekolah, tapi...disini lo cewek gue." "Saya tidak akan pernah berhubungan lebih dari seorang guru dan murid, saya sudah tegaskan hal itu sama kamu. Jadi, mohon bantuannya. Saya tidak salahkan kamu j...