*31*

72 9 1
                                    

Nancy melangkahkan kakinya mendekati Guanlin. "Lihat, bagaimana mungkin mahluk selucu ini mati dan dibungkus dalam kotak?" Sambil nunjuk sebuah kucing hitam yang telah dibunuh dan darahnya ada dimana-mana.

"Kamu engga takut." Tanya Guanlin heran.

"Kamu serius? Kenapa aku harus takut sama hal seperti ini? Kuno sekali jika bilang takut. Justru aku memandang ini terlalu ekstrim. jika ada seseorang yang menunjukkan jika dia tidak suka akan keberadaan ku. Padahal masih banyak cara yang lain. Tidak perlu lah menyakiti mahluk lain." Jeda Nancy sambil menatap nanar ke arah kotak, Guanlin masih terdiam, memandang wajah cantik Nancy yang sampai saat ini tidak ada raut wajah takut. "Mari kita kubur." Lanjut Nancy, mengalihkan wajahnya ke arah Guanlin. Guanlin menatap terkejut.

"APA!" Teriak Guanlin.

"Kenapa kamu berteriak seperti itu? Apa ada yang salah?" Dengan cepat Guanlin menggelengkan kepalanya.

Guanlin bangkit. "Wanita aneh dan sayangnya aku suka." Ujar Guanlin pelan sambil menggelengkan kepalanya heran.

NANCY POV

"Wanita aneh dan sayangnya aku suka." Gue langsung mengalihkan pandangan kearah punggung Guanlin yang terus menjauh.

"Cihh, emang ada yang salah gitu dengan mengubur hewan?" Mata gue menatap nanar kucing dalam kotak tersebut. Gue ini pecinta hewan-hewan club, ya! Jadi, jangan salahkan gue kalau nangis cuman karena hewan mati apaliagi ini dalam kotak.

"HEY, GUANLIN KAMU MAU KEMANA?" Teriak gue ketika Guanlin hampir saja berbelok arah. Gue lihat Guanlin membalikkan wajahnya.

"Aku mau ambil cangkul." Balas Guanlin yang dengan cepat gue beri anggukkan. Setelah itu gue benar-benar sendirian dibelakang sekolah.

"Apasih motif dari pembunuhan kucing in"
"Kasihankan kucingnya, mana ini lucu banget lagi. Kalau masih hidup gue bawa dah ke rumah. Buat nakut-nakutin Bang Sehun! Hahaha."

"Haruskah gue curiga sama seseorang?"

"Hahaha gue kek detektif conan ya? Ini juga lagi, mana si Guanlin! Lelet banget sih."

Ujar gue ngomong sendiri kek orang gila.

Dengan iseng gue mengeluarkan Handphone dari saku baju gue. Gue poto mayat kucing itu dan gue kirim pesan langsung ke Bang Sehun.

ParkNancy: Bang ini kucing kasian banget, ya.
ParkNancy: Send a photo

ParkSehun: ehk, BANGSAT! Lo ngirim apa BANGSAT! Anjir gue kaget sumpah.

ParkNancy: Kasihankan, Bang? (Emotikon sedih)

ParkSehun: Ngapain lu kirim gambar kek begituan?

ParkNancy: masa ya, Bang.
ParkNancy: ini kucing gue temuin dibelakang sekolah

ParkSehun: tapi lo engga kenapa"kan, Bangsat.

ParkNancy: ehk, Bang! Ngomongnya enak banget ya. Bangsat"aeee. Gue bilangin lala mati lo.

ParkSehun: ngadu terus ngadu

ParkNancy: hehehe

ParkSehun: nyengir aeee lu kelong wewe
ParkSehun: terus sekarang lo ada dimana?

ParkNancy: sekarang gue ada dibelakang sekolah, sendiri pula lagi

ParkNancy: dan gue berencana menguburkan itu kucing, kurang baik apa lagi gue...eakkk

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 29, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ssaem [Lai Guanlin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang