*16*

100 9 0
                                    

ADAKAH YANG MENUNGGU KELANJUTAN CERITA INI?
AHK, MIAN KALAU BENER-BENER HABAR.
CERITA INI BELUM AKU KASIH KONFLIK. KENAPA? MUNGKIN AKU MASIH MAU BUAT YANG FLAT DULU BARU SAJA KESANANYA AKU PASTIKAN BANYAK KONFLIK YANG MUNCUL.
MASIH ADAKAH YANG MAU MEMBACA?
***

Entah ada apa dengan dirinya yang tiba-tiba bisa semarah itu. Emang salah kalau gue menyampaikan apa yang gue rasa?

Masalah umur bukanlah alasan yang tepat!

Apa iya dia malu dengan perbedaan umur kita yang terlampau jauh itu?

Gue merasa kisah kita berdua ini sangat lah masuk akal.

Tapi itulah yang gue rasakan untuknya.

Guruku.

Nancy-ku.

Beribu rintangan akan gue lewati. Sekalipun itu harus menghilangkan nyawa. Gue rela!

"Ahk, sia-sia gue minta hadiah pulau ini ke Kakek."

Desah gue sambil menatap gelombang ombak. Tapi gue seneng setidaknya gue sudah menghabiskan waktu beberapa jam bersamanya.

"Meskipun sekarang gue hanya sebatas debu yang tidak berarti, maka nanti debu itu akan berubah menjadi kristal yang sangat berharga. Dan gue jamin lo engga akan tega ninggalin gue."

Gue ngerasa seperti orang gila yang ngomong sendiri.

"Hahaha, gue kek orang gila ngomong sendiri." gue menertawakan diri sendiri karena belum apa-apa cinta gue bertepuk sebelah tangan.

DRETTT....DRETTT....

getaran di saku celana membuat gue mengeluarkan benda pipih berwarna putih tersebut.

Disana tertera nama Kakek gue yang tinggal di AS.

"Ya, hallo?"

"Bagaimana apa semua berjalan dengan lancar?"

"Hah, sepertinya untuk sekarang tidak. Tapi, aku pastikan jika kedepannya akan berhasil."

"mengapa? kau ditolak? tak tahukah dia kalau cucuku ini seorang ahli waris yang sangat berpengaruh di seluruh dunia."

"hahaha, kau bisa saja kek."

"lalu alasan apa yang dia pakai untuk menolak cucu tampan ku ini?"

"dia bilang aku ini masih bocah yang belum memiliki pendapatan."

"ahk, alasan sepele seperti itu yang dia pakai? apakah dia tidak tahu siapa kamu?"

"dia hanya tahu keluargaku donatur terbesar disekolah."

"itu bahkan tidak ada apa-apanya. sepertinya kakek menangkap inti pembicaraan kita. mau kakek kasih saran?"

"apa itu, kek."

"nanti akan kakek beritahu, untuk sekarang kakek sedang ada meeting."

"ya sudah, jika sudah selesai segera beritahu aku, kek."

"ya, kakek pamit."

TUT....TUT...

begitulah kedekatan kita, antara aku dan kakek.

hanya beliaulah yang selama ini mendidikku.

bagaimana dengan orangtuaku?

mereka telah tiada ketika aku berumur 5 tahun akibat penculikan yang akhirnya menewaskan mereka.

ketahuilah, kehidupan tidak seindah cerita dongeng yang mana jika kita termaksud orang berduit maka dunia bersama kita.

justru itu akan menjadi sebaliknya.

dunia itu akan berubah menjadi musuhmu yang haus akan harta.

dan tak segan saling membunuh jika memang jalannya untuk mendapatkan kepuasan.


***
TBC

Ssaem [Lai Guanlin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang