*18*

92 9 0
                                    

"Emang ya lo nyusahin gue mulu, Dek." Perkataan yang keluar dari mulut abang gue ketika dimobil yang sepi ini sukses membuat gue memalingkan wajah kearahnya, sambil memincingkan mata menatap ke arahnya, siapa sih yang engga kesel di bilang kayak gitu?

"Gue bilang ke papa lo, Bang!" Ancam gue, sambil nunjuk ke arah Bang Sehun yang sekarang balas menatap gue dengan wajah santai plus datarnya.

"Silahkan bilang, gue engga takut." Balas Bang Sehun. Wah, nantangin dia.

Apasih ini, pagi-pagi udah bikin mood cantik gue hilang aja.

"Yaudah turunin gue bang! Iklas lahir batin gue kalo diturunin, dari pada diantar tapi engga Iklas! TURUNIN GUE SEKARANG!" Gue teriak ke Bang Sehun.

Telihat jelas kekagetan di wajahnya walaupun sedikit.

"Yaudah turun, gih." Ehk, ini beneran dia nurunin gue dijalan?

"Lo serius, bang?" Tanya gue dengan nada yang lirih beda dengan diri gue yang tadi marah-marah engga jelas.

Tatapan Bang Sehun menjelaskan semuanya bahwa dia benar-benar serius, wah ini mah namanya mampus.

"Ya, jangan turunin gue dijalan Bang, ini bentar lagi sekolah masuk. Masa seorang guru cantik And cetar badai kek gue masa telat? Kan engga elit, Bang." Jelas gue sambil memasang wajah puppy eyes.

"Lo ngomong apaan dah, Dek."

Lah, pura-pura engga tahu.

"Gue engga mau diturunin Bang!!! Jahat banget sih turunin gue dijalan."

Gue hampir aja terisak. Kalau saja sebuah ketukan di kaca mobil mengalihkan perhatikan gue.

Ssaem [Lai Guanlin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang