I can't wait!!!

30K 3.7K 409
                                    


Sita baru saja menyelesaikan buletin kantor saat rekan-rekannya mendadak berisik bergunjing soal cowok ganteng yang nongol di loby bersama pak bos.

Radar cowok rupawan milik Sita seketika itu juga terusik. "Seganteng apa?? Seganteng apa???" Sita nimbrung dengan bersemangat.

Iya, dia tahu dia sudah punya tunangan selama 4 tahun terakhir, tapi kan melototin cowok-cowok hot dengan ketampanan paripurna gak ada salahnya selama hati masih tertawan hanya pada satu pria. Anggap aja buat cuci mata.

"Putih, bening, kece, pakai kacamata. Ga bisa dideskripsikan! Tunggu aja dia keluar ruang meeting ntar!" jawab temannya bersemangat.

Sita mendadak deg-degan saat tahu si 'makhluk bening' yang dimaksud pakai kacamata. Apa itu Ardi? Tapi Ardi sendiri tidak memberitahu kalau dia mau pulang. Ardi sebentar lagi sidang dan sedang sibuk-sibuknya sampai Sita khawatir dia akan tumbang.

Walau kemarin hampir tak ada kabar dari Ardi selain menanyakan bagaimana thesis Sita yang stuck di pengkolan. Sudah hampir 4 bulan, tapi hasil akhir masih jauh dari pengharapan. Kadang Sita kesal sendiri, pekerjaan Ardi jauh lebih banyak dan lebih rumit dari Sita tapi masih bisa membagi waktu kuliah dengan baik dan benar.

Mengabaikan fakta kalau ada cowok bening di ruang meeting, Sita akhirnya memilih untuk melanjutkan pekerjaannya. Press release RUPS harus sudah disiapkan sebelum sore.

Sita terlalu asyik bekerja sampai tak sadar kalau sekarang sudah jam makan siang jika saja tak diingatkan oleh Hendi, anak Marketing yang entah kenapa suka tebar pesona di tempat PR. Lebih tepatnya hobby menggoda Sita walau Sita sudah membangun tembok tebal tak kasat mata. Tapi sepertinya Hendi punya prinsip selama janur kuning belum melengkung, sah-sah saja PDKT walau dicuekin. Kan kalau begini Sita jadi bingung sendiri.

Sita terkenal ramah, mudah bergaul, temannya banyak walau hanya sedikit orang yang bisa benar-benar dia percaya dengan segala rahasianya. Seperti tunangan saja yang tahu hanya Nimo dan Nadiah, sisanya dia simpan rapat-rapat.

Bukan dia tak mau membanggakan diri, tapi keluarga Ardhani dari dulu sangat tertutup. Privasi jelas di atas segalanya sampai Aska yang berminat jadi dokter sekaligus selebgram saja diancam akan dipotong uang sakunya dan diminta membayar kuliahnya sendiri. Jangan harap bisa melihat foto Princess Nash di sosial media, situs manapun yang menampilkan foto Nash akan segera dihubungi oleh pengacara Papa AJ dan meminta untuk menghapusnya.

Ardi sendiri karena tinggal lama di luar negeri hampir tak pernah terdeteksi awak media walau pernah juga ada artikel luar yang menyinggung anak-anak miliuner dan dia termasuk salah satunya. Tapi hanya sebatas itu, sisanya mereka off the radar.

Sita saja sejak bertunangan mulai menghapus foto di sosial media secara bertahap walau akun-akun gosip masih dia ikuti. Siapa tahu nanti ada judul, 'Terjepret hengpong jadul! Gadis biasa memikat anak miliuner bahkan sampai menikah!' kalau sampai ada gosip seperti itu, Sita ingin jadi orang pertama yang tahu agar dia bisa menyiapkan diri menerima hujatan netizen yang biasanya sok tahu!

"Sit, makan yuk...." ajak Hendi.

Tanpa menoleh dari layar laptop, Sita menyahut. "Duluan aja, kerjaan gue masih banyak."

"Ntar sakit loh kalau ga makan," bujuk Hendi lagi.

"Salah! Ntar kurus kalau ga makan. Tapi gapapa lah, kebetulan gue mau diet!" jawab Sita sekenanya.

Seperti tak mengerti penolakan halus, Hendi malah tertawa terbahak-bahak. "Loe udah kurus kok, masih cakep juga, ga perlu diet. Makan yuk, Sit."

Kesal diganggu, Sita membuka laci meja kerjanya, mengeluarkan beberapa bungkus vit bar juga sekotak susu. "Ini makan siang gue. Udah, loe duluan aja! Ga kelar-kelar kerjaan gue kalau loe gangguin terus!"

My Favorite Man!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang