Honeymoon part 3

31.7K 3.2K 366
                                    

Sinar matahari yang menerobos lewat jendela lah yang membangunkan Sita dari tidurnya.

Dia menggeliat, menyingkirkan rasa pegal dari sekujur tubuhnya. Menengok ke samping, Ardi masih juga tertidur, badannya menelungkup, rambutnya acak-acakan, selimut tersibak sampai ke batas pinggangnya turun sedikit lagi, bokong seksinya pasti terlihat.

Sita tiba-tiba merasa malu mengingat kejadian semalam. Hal-hal konyol seperti ketika Ardi melepas kemeja yang dia kenakan. Sita melotot, sedikit terkesiap sambil menarik napas panjang saat melihat tubuh Ardi tanpa sensor.

"What?" tanya Ardi saat Sita melongo lama.

"Errrrr...." Sita tak bisa berkata-kata.

"Kamu mau aku pakai kemejaku lagi?"

Sita menggeleng cepat.

Demi Zeus, Neptunus, Uranus, Artemis, Sailormoon, dan Tuxedo Bertopeng!!! Lihat body Ardi nan seksi begitu, Sita berharap Ardi ga perlu pakai baju lagi kalau sedang bersama dia!

Sita beringsut, hendak ke toilet namun tangan Ardi menahan tubuhnya. "Mau ke mana?" gumam Ardi.

"Gosok gigi, Di. Bau naga loh ini...." jawab Sita.

"Menu makan malem kita gak ada petainya kok."

Sita mencubit lengan Ardi. "Kamu ih, malah bercanda!"

Ardi tertawa, memeluk Sita lebih erat, mencium punggung dan bahunya. "You smell like a dream come true...."

Sita berbalik, mengusap pelan rambut Ardi yang mencuat ke segala arah. "Mulut kamu tuh suka kelewat manis deh."

Ardi tersenyum, "Sweet, just like your kiss...." bisik Ardi sebelum mencium bibir Sita.

Sita tak peduli lagi dengan yang namanya morning breath kalau sudah begitu caranya. Terutama saat Ardi sudah berguling dan berada di atas tubuhnya.

Ciuman Ardi memabukkan, membuat Sita menginginkan kejadian semalam terulang lagi. Namun sayang, perutnya berkata lain.

Lagi romantis-romantisnya malah bunyi kerucukan. Rusak sudah moment-nya saat Ardi tertawa kencang.

"Lapar?" tanya Ardi dengan raut wajah meledek.

"Harus isi energi dulu, Di. Gapapa kan?" elak Sita mencoba menutupi rasa malu. "Kamu ga lapar?"

"I'm hungry for something else, tapi aku lebih suka mengutamakan perut kamu dulu kayaknya. Mau kumasakin apa?"

"Kamu masak? Memang kita ga bisa pesan?" tanya Sita kebingungan.

"Ini villa tempat tinggal, bukan hotel. Bunda bilang dia sudah siapin bahan-bahan untuk masak kok, setidaknya untuk sarapan. Kalau lunch sama dinner kita bisa makan di luar."

"Aku aja yang masak."

Ardi menaikkan alis. "Bisa?"

"Bikinin kamu kopi sama panggangin roti masih bisa kok," jawab Sita sambil cemberut.

"Aku aja deh, menu sarapan kita bisa lebih variatif kalau aku yang masak," balas Ardi.

"Kamu ihhhhh...." seru Sita sambil memukul bahu Ardi.

Ardi tertawa kecil, mencubit pipi Sita. "Aku kan memang terbiasa masak sendiri, Sit."

"Kalau aku sih terbiasa makan, bukan masak. Kamu udah tau kan ya? Ga kaget kan?"

"Sudah tahu dan sudah pasrah dari dulu."

"Ardiiii.... nanti aku belajar masak kok. Kan katanya kamu janji cinta dan terima aku apa adanya!" Sita merajuk.

My Favorite Man!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang