The Letter

24.1K 2.3K 85
                                    

Dear Son,

I never imagined, one tiny human could make me explode with mixture feeling of joy, proud, happiness, and mostly fear.

Yes, fear, Son.

When I held you in my hand, seeing your beautiful face... Actually, your mom said you looked exactly like me but I believed that beauty came from your mom. 😊😊

I wondered, was I gonna be good enough for you? CouId I be a role model for you? Because the first time I looked at you, I knew I lose. I thought I would let your mom becoming 'the police' in our house to set the rules. Now, I knew why your Grandpa loved to spoil me but your Grandma always said, "No!!!"

Being a father is a new thing for me and I am a little bit lost here.

But I'm gonna try to tell you a thing or two about what your Grandpa has taught me.

Life is great and you are great!

I believe you will find someone who is smarter than you, cooler than you, better at sport than you, more popular than you....

It doesn't matter!!

You have your things too!!

You could be the kid who can get along, be the kid who is generous and happy for others. And most importantly, be the kid who does the right thing.

Be that cool kid, Son.

And please always remember, I love you and always proud of you.

Ardian Ardhani

-----------

Ardi menutup laptopnya setelah mengirimkan email tersebut dengan alamat: toraidenfromayah

Ardi membayangkan, 13 tahun yang akan datang, akan ada ratusan email yang dia tuliskan untuk anaknya. Semoga saja Raiden bisa menangkap makna di dalamnya. Betapa dia dan Sita adalah orang yang paling bahagia karena memiliki Raiden dalam hidup mereka.

"Belum tidur?" tegur Sita yang tiba-tiba terjaga.

"Sebentar lagi," jawabnya sambil tersenyum.

Sita memperhatikan laptop yang baru saja Ardi rapikan ke dalam tas. "Emailnya udah jadi?" tegurnya lagi.

Ardi mengangguk.

"Aku boleh ikut kirim kan? Atau khusus ayahnya aja nih?"

"Boleh kok, masa aku larang."

Sita mendadak cemberut. "Kalau boleh harusnya nama emailnya diganti, jangan cuma from ayah. Pakai from mama juga dong!"

"Kepanjangan, Sit! Lagipula semua bebas kirim email kok. Email-email punyaku dari Ayah aja ga semua isinya dari beliau, ada banyak juga dari Bunda.

Dan setiap aku ulang tahun Ayah minta semua keluarga kirim email juga buat aku."

"Hmmmm.... Ada banyak email dari Papa juga?"

Ardi mengangguk. "Banyak! Setelah Ayah gak ada, Papa yang terusin emailnya."

Sita tersenyum, memeluk lengan Ardi yang sekarang duduk di sisi ranjang rumah sakit, menyenderkan kepala di bahunya.

"You gonna be a great father, Di. Papa sama Ayah kamu itu orang-orang hebat."

Ardi tersenyum, mengecup sisi kepala Sita. "I hope so, Sit. Because I'm trying to follow their footstep," ucapnya sambil memandang sayang bayi mungil mereka yang sedang tertidur pulas di boxnya.

----------

Extranya segitu aja ya... Lengkapnya di....

Bukunya aja nanti. 😉😉😉

Luv,
NengUtie

My Favorite Man!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang