Part 1 - Radevilion

1K 80 5
                                    

  SEBENARNYA, apa yang menarik dari sebuah cerita? Apa harus ada konflik yang berat? Jalan cerita yang panjang? Atau plot twist yang mengejutkan?

  Sejak Kava mengenal aplikasi membaca online atau wattpad, ia semakin banyak membaca cerita roman sehingga waktu untuk membaca buku pelajaran berkurang. Untungnya nilai akademiknya masih stabil, jadi orang tuanya tidak pernah mempermasalahkan hal itu.

  "Kava! Pagi-pagi jangan ngelamun, nanti kesambet," tegur Dina—Ibunya yang sedang menyuapi Eros, adiknya.

  Kava terkekeh geli melihat adiknya—Kaveros Zevano Tahardja mengunyah dengan pipi gembulnya yang bergerak lucu. Adiknya ini memang sudah berumur 7 tahun, tapi masih bersikap manja kepada Dina.

  Tin tin.

  "Marvel udah dateng, aku pamit Ma!" ucap Kava sambil mengecup pipi Eros, lalu mencium tangan Dina dan berjalan cepat ke luar rumahnya.

   "Ayo cepet, nanti telat," ujar Marvel dengan nada sedikit panik, tapi masih sanggup keluar untuk membukakan pintu penumpang.

  "Makasih, Avel!" Kava tersenyum lebar dan masuk ke dalam mobil. Dari dalam mobil, ia memperhatikan Marvel berjalan memutar, lalu duduk disampingnya. Tidak perlu menunggu lama, mobil bergerak meninggalkan perkarangan rumahnya.

  Marvellio Alpheratz Bagaskara—seorang laki-laki yang menyatakan perasaan padanya dua tahun lalu. Awalnya Kava mengira jika ia hanya dijadikan bahan taruhan. Tapi setelah melihat Marvel masih betah bersamanya, Kava berpikir jika cowok itu jatuh hati kepadanya sehingga membatalkan taruhan itu. Adegan itu persis seperti cerita wattpad yang sering ia baca.

  "Mana Eros? Biasanya dia ikut nganter kamu keluar," ujar Marvel dengan mulut terbuka, siap menerima suapan roti bakar cokelat buatan Dina.

  Tanpa diminta, Kava menyuapkan potongan roti bakar yang khusus di buat Dina.

  "Roti itu udah Mama kasih mantra biar Marvel gak cepet sadar kalau dia khilaf pacarin kamu!"

  Itulah jawaban Dina ketika Kava bertanya mengapa Mamanya itu repot-repot membuatkan roti bakar khusus untuk Marvel sebelum berangkat sekolah.

  "Eros masih sarapan. Tadi dia kesiangan," jawab Kava dengan dengusan geli, mengingat wajah lucu Eros ketika bangun dari tidurnya.

  Sejak pertama kali Marvel bertemu Eros, kedua orang itu langsung akrab. Tidak tanggung-tanggung, kekasihnya itu bahkan sering membelikan mainan untuk Eros. Sebenarnya Kava tahu alasannya, yaitu karena Marvel ingin Eros menyayanginya dan membujuk Dirga—Ayahnya—agar merestui hubungan mereka berdua.

  Berbeda dengan Eros yang menyukai Marvel sejak pertama kali bertemu, Dirga terlihat tidak menyukai cowok itu. Untungnya Papanya itu sering ke luar kota sehingga mereka jarang bertemu.

  "Besok kita berangkat bareng aja," usul Marvel, mengingat jika sekolah Eros juga terletak di SD Nusa Bangsa, satu yayasan dengan sekolah mereka.

  "Males ah, Eros kan udah berangkat bareng Mama," tolak Kava kesal. Tidak bisa dipungkiri, sejak Eros lahir Dina lebih menaruh perhatian kepada adiknya itu.

  "Kamu cemburu?" tanya Marvel tidak percaya.

  "Kamu gak salah ngira aku cemburu sama adik aku sendiri?"

MarvelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang