☘️☘️☘️
PAGI ini, hujan turun melintasi wilayah Jakarta dan sekitarnya. Jam sudah menunjukkan pukul 7 kurang 15 menit dan sekarang, Kava mendengus kesal karena Marvel belum datang untuk menjemputnya. Apa dia harus berangkat duluan saja agar tidak telat?
Baru saja Kava ingin memesan taksi online, mobil milik Marvel memasuki perkarangan rumahnya. Dengan terburu-buru, Kava menaruh ponselnya ke dalam tas dan berlari masuk ke mobil kekasihnya itu.
"Kenapa kamu langsung masuk ke mobil?" tanya Marvel sambil mengunci pintu mobilnya.
"Lah, emang kenapa?"
"Aku udah udah mau samperin kamu kesana." Marvel mengusap rambut Kava yang terkena sedikit air hujan.
"Ya udah, daripada kamu basah kena hujan juga," sahut Kava dengan senyumannya.
Marvel mengangguk, lalu menjalankan mobilnya menuju sekolah. Baru saja sampai di jalan raya depan perumahan Kava, mobil mereka harus berhenti dikarenakan padatnya jalanan.
"Jadi, kenapa kamu telat jemput aku?" tanya Kava.
"Kita sekarang berhenti karena apa?" Marvel malah bertanya balik.
"Macet," jawab Kava polos.
"Nah, itu tahu jawabannya."
"Hish, nyebelin," cibir Kava kesal.
Perjalanan menuju sekolah kali ini dihiasi dengan keheningan. Kava sendiri tidak tahu harus berbicara apa dan Marvel sendiri hanya diam. Tumben sekali.
"Gak ada makanan buat aku?" tanya Marvel ketika mobil kembali berhenti karena lampu merah.
"Oh ya. Nih, Mama buat sandwich," jawab Kava sambil membuka kotak bekalnya.
"Tumben, biasanya roti bakar."
"Dasar gadir," cibir Kava, tapi tangannya menyuapkan satu potong sandwich pada Marvel, lalu untuk dirinya sendiri.m
"Jadi, kemarin kamu pulang sama siapa?"
Ukhuk!
"Pelan-pelan dong," ucap Marvel sambil menepuk punggung kekasihnya itu pelan.
"Habisnya kamu nanyanya tiba-tiba. Aku kan kaget," gerutu Kava kesal. Matanya menatap lampu merah yang sudah berubah menjadi hijau. Mobil yang ditumpanginya pelan-pelan kembali berjalan.
"Okay, my fault," balas Marvel sambil mengangkat kedua tangannya, lalu kembali menaruh tangannya di setir mobil ketika Kava memukul lengannya.
"Angkat aja tuh tangan, bukannya masuk sekolah kita malah masuk rumah sakit," cibir Kava yang membuat Marvel tertawa kencang, seakan hanya gadis itu yang bisa membuatnya tertawa sekencang itu.
"Jadi, kemaren kamu pulang sama siapa, hm?"
Kava berdehem pelan, "Sama Risa. Kebetulan dia abis ada ekskul," jawabnya, memilih untuk berbohong dan menoleh kearah jalanan yang dilewatinya.
"Ooh, begitu. Kamu jujur kan?" tanya Marvel, membuat Kava menoleh kearah Marvel dengan cepat.
Kalau gue ngaku, yang ada dia tambah marah, gumam Kava, bingung antara jujur atau bohong pada kekasihnya.
"Ya, sejak kapan aku bohong sama kamu?"
Marvel mendengus pelan, matanya menatap kearah jalanan, tetapi pikirannya melayang menuju saat mereka baru saja menjalin hubungan selama 10 bulan.
![](https://img.wattpad.com/cover/141288860-288-k349446.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Marvel
Teen FictionON GOING Kavarinne Zevanya Tahardja, perempuan dengan sejuta pesona, namun sudah memiliki kekasih yang bernama Marvellio Alpheratz Bagaskara. Kava merupakan remaja perempuan pada umumnya yang lebih suka menghabiskan waktunya dengan ponsel untuk memb...