Part 6 - Penyerangan

382 47 1
                                    







☘️☘️☘️

  BERBEDA dengan markas geng lain yang terletak di warung makan atau apapun itu, markas Radevilion terletak di rumah peninggalan Belanda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BERBEDA dengan markas geng lain yang terletak di warung makan atau apapun itu, markas Radevilion terletak di rumah peninggalan Belanda. Rumah itu dijual dengan harga murah dan dibeli oleh Ketua Radevilion yang dulu. Warung yang sering di gusur Satpol PP pun di bawa untuk berjualan di rumah itu. Walaupun rumah yang dijual dengan harga murah sangat kental dengan hal mistis, tapi ketika anggota Radevilion berkumpul, suasana mistis tersebut akan hilang karena tergantikan dengan candaan dan tawa, atau suasana tegang ketika membicarakan strategi penyerangan maupun saat masing-masing sekolah memberikan laporan—seperti sekarang.

"Laporan," ucap Ketua Radevilion tiba-tiba dengan nada malas, saat mereka semua sibuk membicarakan strategi untuk menyerang Avelaska.

Leon yang sedang berbicara serius dengan Jordan—salah satu anggota Radevilion dari SMA Tunas Bangsa—langsung mendelik kearah ketuanya itu. "Lo serius minta laporan sekarang?" tanyanya.

"Ya. Lagian, bukannya kita nyerang dua jam lagi? Kenapa pada tegang gini?"

"Ya udah, ayo laporan," ucap Leon mengalah. Jika di translate, ucapan ketuanya itu berarti "Kenapa masih nyusun strategi? Dari kemaren kemana aja?"

Untuk sekolah yang ingin bergabung ke Radevilion harus mengirimkan minimal dua anggota per kelas. Salah satu dari anggota itu akan menjadi anggota rahasia yang akan mengamati setiap pergerakan murid-murid di kelasnya. Jika ada hal yang mencurigakan, mereka harus melaporkannya langsung pada ketua mereka.

"Jadi?"

"Gue mau laporan," ucap Louis, salah satu anggota yang menyamar dari SMA Garuda. "Ada tiga orang yang mau nyerang Roni. Mereka tahu kalau Roni anggota Radevilion dan ternyata mereka anggota Avelaska," jelasnya.

Ketuanya itu tidak memperlihatkan emosinya, hanya menyunggingkan senyum miringnya. "Lo tahu kapan mereka mau nyerang Roni?"

"Senin, pulang sekolah," jawab Louis. "Gue pastiin mereka bertiga bakal nyerang Roni tanpa anggota geng mereka yang lain."

"Good work," puji Ketua Radevilion yang masih betah dengan topengnya. "Lo dan Reno bisa targetin mereka bertiga nanti," ujarnya.

"Oke bang."

  Beberapa laporan dari masing-masing sekolah yang tersebar di Jakarta berhasil dilaporkan dengan baik oleh orang-orang yang bersangkutan seperti perwakilan angkatan maupun perwakilan sekolah. Ketua Radevilion sibuk mendengarkan, memberikan saran dan masukan untuk masalah-masalah yang menimpa anggotanya itu. Memang banyak geng yang suka mencari masalah dengan Radevilion, tetapi tidak semua pertempuran harus ditangani langsung oleh Ketua Radevilion.

  "Yon, gimana si Juna?"

  Juna dan beberapa anggota lainnya memang sedang mengawasi markas Avelaska. Jika markas itu ramai, maka Radevilion akan membawa banyak pasukan, maupun sebaliknya. Jika markas Avelaska sepi, maka Radevilion hanya akan mengirim sedikit pasukan karena mereka lebih suka bermain adil.

MarvelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang