☘️☘️☘️AKHIR-AKHIR ini, Kava selalu tersenyum kepada semua orang. Hal itu tentu saja dikarenakan hubungannya dengan Marvel yang membaik setelah pertengkaran mereka beberapa hari yang lalu. Sayangnya, beberapa minggu ini Kava akan disibukkan dengan pembuatan proposal pensi SMA Nusa Bangsa.
"Tadi gue denger Cindy sama Loli ngobrol di toilet. Mereka ngomongin Kak Marvel," bisik Risa ketika jam pelajaran Bahasa Indonesia.
"Ngomongin apa?" tanya Kava penasaran. Matanya diam-diam mengawasi pergerakan Bu Sonya—guru Bahasa Indonesia mereka—yang sedang menulis di papan tulis.
"Katanya Cindy mau deketin Kak Marvel, dan dia mau jadi PHO di hubungan lo berdua," ujar Risa dengan bisikan.
"Anjrit tuh orang," umpat Kava pelan. "Gak tahu malu banget mau jadi pelakor," cibirnya.
"Mangkanya, jagain tuh cowok lo," saran Risa.
"Aduh, gue mana sempet jagain dia. Gue ketemu dia aja tiap pulang sama pergi sekolah aja. Hari Sabtu gue selalu rapat OSIS, dan minggu gue sibuk kerjain tugas sekolah," jelas Kava, masih dengan bisikan.
"Buset. Itu pacar, atau tukang ojek? Lagian lo baru masuk OSIS udah disuruh jadi Sekretaris. Acara besar lagi," gerutu Risa pelan.
"Gue masih di bimbing penuh sama Kak Selly," balas Kava tidak terima.
"Kavarinne! Risa! Bukankah kalian saya minta untuk mengerjakan latihan?" tanya Bu Sonya galak.
Kava dan Risa sontak meringis mendengar bentakan dari salah satu guru galak di sekolah mereka itu.
"Iya Bu, ini kita lagi kerjain kok. Iya kan Ris?" tanya Kava meminta persetujuan dari sahabatnya.
"Iya bener banget," balas Risa sambil mengangguk kuat-kuat.
"Kerjakan dengan sungguh-sungguh, sebentar lagi akan Ibu periksa!" perintah Bu Sonya yang diangguki mereka berdua.
Di saat seperti ini, Kava benar-benar merutuki penyusunan tempat duduk yang sendiri-sendiri. Padahal, Kava kan ingin duduk di sebelah Risa. Gadis itu menghela napasnya, lalu mengambil satu kertas dari binder miliknya dan menulis sesuatu disana.
Kava : Bu Sonya galak banget woi!
Setelah puas dengan apa yang ia tulis, Kava melipat kertas itu dan menaruhnya ke meja Risa yang terletak di sebelahnya, tapi sedikit berjarak.
Melihat Kava menaruh kertas di mejanya, Risa buru-buru membuka kertas itu dan terkikik geli setelah membaca isi dari surat itu. Pelan-pelan, ia mengambil pulpen dan menulis balasan untuk sahabatnya itu.
Risa : Iya anjir! Mana gue gak tau ini disuruh ngapain..
Baru saja ingin memberikan kertas itu kepada Kava, seseorang sudah merampas kertas itu. Kava dan Risa kompak meringis ketika Bu Sonya membaca kertas itu dalam hati. Wajah wanita itu perlahan memerah seiring membaca tulisan tangan Kava dan Risa.
"Kalian ke lapangan sekarang dan berdiri disana sampai jam pelajaran saya berakhir!" perintah Bu Sonya sambil merobek kertas itu dan membuangnya ke tempat sampah ketika Kava dan Risa berjalan keluar dari kelas.
"Duh, elu sih pake ngirim surat-suratan segala," keluh Risa ketika mereka berjalan menuju ke lapangan.
"Elo bales surat gue juga gak lihat sekitar dulu," balas Kava ketus.
"Iya deh salah gue," kata Risa, memilih untuk mengalah.
Letak kelas 10 IPS 2 dari lapangan memang agak jauh. Oleh karena itu, mereka berjalan ke lapangan dengan langkah pelan dan wajah malas. Tapi ketika sampai di lapangan, Risa membulatkan kedua matanya ketika menemukan pemandangan menarik di depan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marvel
Teen FictionON GOING Kavarinne Zevanya Tahardja, perempuan dengan sejuta pesona, namun sudah memiliki kekasih yang bernama Marvellio Alpheratz Bagaskara. Kava merupakan remaja perempuan pada umumnya yang lebih suka menghabiskan waktunya dengan ponsel untuk memb...