Salapanbelas, Ciremai Bareng Ayah I

88 7 1
                                    

Empat Mei dua ribu tujuh belas.

Setelah pulang kuliah sampai sore, sangat melelahkan karena seperti biasa paginya dari jam enam pagi sampai jam sembilan aku siaran radio, dilanjut dengan aktivitas utama sebagai seorang mahasiswi semester dua. Yaps kuliah di kampus tercinta.

°°°°°°°°°°°°°°♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥°°°°°°°°°°°°°°

Menghempaskan tubuh di atas kasur empuk, sambil menatap layar handphone. Mencari-cari keasikan sendiri.

Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu, lalu seseorang masuk kamarku.

“Ayah, kenapa yah?

“ sayang besok ke gunung yuk,sekalian latihan buat nanti” mengangkat kedua alisnya ke atas seraya meyakinkan.

“Besok kuliah yah, kenapa gak sabtu aja kan aku libur. Siaran radio bisa izin yah, emang kita mau ke gunung mana sih?”

“ hmmm iya sih, gimana kalo bolos sehari aja. Gimana, gimana? Katanya kemarin kan kamu udah rindu gunung?” ayah seraya menggoda jahat bak iblis terkutuk

“Ishhhh ayah, kata ayah dulu gak boleh bolos kuliah, biaya nya kan mahal ayah.
Ok ruby rindu gunung tapi ya gak harus bolos juga kali yah” memelas sedikit kesal

“ ah sehari doang mah nya teu nanaon atuh byy, mumpung ayah libur kerja kapan lagi kita ke gunung bareng” sergah ayah yg terus menggoda jahat!

“Emmm gimana ya, besok sih mata kuliah yg gak terlalu penting yah” mulai terbuai godaan sang ayah

“ sok coba pertimbangin udah lama kita gak naik bareng. Apalagi ini ke gunung…”

“Ruby izin dulu sama mama ya, siapa tahu gak di izinin. Dan gunung mana yah?” kataku semakin penasaran

“ ah si mama juga pasti ngizinin sayang, orang ini juga kata mama kamu kok. Abisnya kamu akhir-akhir ini kebanyakan ngelamun meski jalan sama si ecky juga kayanya bayang-bayang dirga terus menghantui deh” sambil mencolek hidungku

“Ishhh, ayahhhhhhhh.. Apaan sih ah bawa-bawa bayang, bayang dia. Ayah dia itu ya
Kata-kata terpotong oleh ayah

“ ahhh udah deh, orang kemarin ayah, ketemu dia terus nanyain kamu deh. Ciee ditanyain cieee” gombal ayah

“Dia siapa yah, siapa yg nanyain aku? Dirga ya?” kataku girang

“ bukan itu si mang asep tukang batagor di pengkolan”

“Heuuu tahu ah, keluar aja deh ayah dari kamar ruby, aku gak jadi gak mau ke gunung” kesal

“ hahaa baru begitu aja marah pundungan, dasar anaknya ibu mira dasar”  ayah meledek

“Tahu ahhh kesel ni ruby sama ayah”
Sambil manyun dan melipatkan kedua tangan di dada

“ hahaaaa iya ayah minta maaf, emang dirga sih yg nanyain kamu. Terus ngajakin kita ke gunung ciremai besok”

“Oooh ya seriusan ayah? Terus dia serius juga ngajakin kita ke ciremai besok?” kataku senang dan girang

“ iya serius ayah mana pernah bohong sih, serius ayah pengen ngajak kamu ke ciremai” muka so polos berusaha stand up comedyan

“Euhhhh, yg bener yg mana yah” omelku

“ iya ayah serius kemarin dirga nanyain kamu pas gak sengaja ketemu ayah di jalan. Dan ayah pengen ngajak kamu ke ciremai besok.”

Setelah berdebat lama dengan ayah dan dengan berbagai pertimbangan mengenai ajakan ke ciremai besok, akhirnya aku mau, naik gunung bareng ayah.

Sore itu juga aku dan ayah sambil dibantu dengan mama, langsung menyiapkan segala peralatan dan perlengkapan untuk mendaki ke Ciremai besok. Diantaranya adalah :

Jingga♥Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang