Sabelas, Semakin Dekat

105 7 3
                                    

Apalah arti, dan Sederhana !

Sang Dewi Fortuna muncul dari balik dedaunan di pelupuk timur, membawa kehangatan di pagi hari,
Cahayanya yg berkelip memperlihatkan Jingganya dia si cantik yg maha dahsyat,
Menyalurkan energi-energi manis yg mulai masuk melalui saraf-saraf tubuh manusia,
Jangan bangun kesiangan seberapun kamu tidurnya,
Lihat aku dan nikmatilah, ketahuilah bahwa bahagia itu tidak semahal membayar kuliah dan uang gajimu  

Bandung, 19 Mei 1990
Mira Nurgaha

Tidak pernah aku bosan membacanya, itu adalah puisi karangan mama saat dia berusia 23 setelah menyelesaikan pendidikan S1 nya bersama ayahSaat itu mama sudah bekerja di salah satu stasiun televisi pemerintah juga sebagai penulis Novel dan puisi, s...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tidak pernah aku bosan membacanya, itu adalah puisi karangan mama saat dia berusia 23 setelah menyelesaikan pendidikan S1 nya bersama ayah
Saat itu mama sudah bekerja di salah satu stasiun televisi pemerintah juga sebagai penulis Novel dan puisi, sedangkan ayah menjadi dosen di salah satu Universitas Negeri di Bandung, statusnya belum dosen tetap. Ayah juga mengembangkan usaha percetakan Foto lalu menjadi seorang produser film sampai sekarang. Yang akhirnya mereka menikah setelah sama-sama sukses dalam usia yg cukup.

Aku sangat suka dengan puisi mama yg itu, sangat menggambarkan sekali suasananya. Betapa indahnya warna jingga di pagi hari menghangatkan jiwa-jiwa yg lelap dari tidur agar segera bangun dan melanjutkan aktivitas.
Dikotsannya mama dulu, tidak dapat melihat pemandangan gunung, sehingga bila sudah beranjak yg pertama dilihat saat keluar rumah adalah cahaya matahari pagi yg mulai berkelip dari balik dedaunan di pelupuk timur. Katanya

°°°°°°°°°°°°°♥♥♥♥♥♥♥♥♥°°°°°°°°°°°°°°

Setelah dua minggu yg lalu kemping di Gunung Bendera bersama Dirga dan teman-teman, statusku dengan dirga semakin dekat sekarang.
Kita sering telponan, chat’an, dan di kampus pun kita semakin akrab. Pulang kuliah bareng, kadang juga di jemput kalo mau berangkat kuliah. Di jemput kalo pulang siaran malem.
Semakin hari, rasa suka ku kian menjadi untuknya.
Dia baik, romantis, dan super perhatian.
Dalam dua minggu itu anak-anak kelas sudah menganggap kami pacaran dan sering meminta PJ ya pajak jadian maksudnya. Padahal kami belum jadian sama sekali, jadian? Aku pengen. Tapi, entah kapan? Esok atau lusa atau bahkan tidak akan pernah …

Pokoknya dalam dua minggu itu aku bahagia banget, meski banyak sekali tugas kuliah jadwal padat tak di kampus tak diluar kampus, tapi semua itu seolah hanya dalam jentikan jari aku selalu bisa menyelesaikannya dengan mudah. Dirga itu sangat positif energinya membuat hari-hariku menjadi semangat.

Aku senang, tapi kadang masih mengganjal dihati, betapa tidak.
Kami sudah sedekat itu tapi dia belum mengatakan apapun padaku, ya kata bahwa dia mencintaiku gitu.

Malah dalam setiap obrolan baik langsung ataupun tidak langsung dia selalu menyelipkan kata teman atas hubungan ini.
Jujur aku tidak mengerti belum mengerti atau bahkan sama sekali tidak peka.

Tapi, entahlah yg penting aku senang selalu bisa berada di dekatnya.

°°°°°°°°°°°°°°°♥♥♥♥♥♥♥°°°°°°°°°°°°°°°°°

Jingga♥Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang