Keesokan paginya aku dan ayah melanjutkan perjalanan untuk mendaki Ciremai.
Dengan kondisi badan yg sudah fit, kami berangkat pukul lima pagi setelah melakukan sholat subuh.
Tak lupa berdo’a terlebih dahulu sebelum berangkat.Aku selalu senang ketika mendaki gunung, apalagi patner pendakinya adalah ayahku sendiri, aku bangga menjadi anaknya ayah, aku bangga menjadi anak dari keluarga pendaki.
Setinggi apapun pendidikan kita saat ini, tak ada yg lebih tinggi di bandingkan ketika kita belajar pada alam.Buatku, alam adalah guru terbaik dalam hidupku. Dari sejak aku dalam kandungan ketika aku baru berusia dua bulan, mamaku mengidam naik gunung. Begitupun dengan kak Hema mama juga sama ngidamnya naik gunung. Jadi sejak saat dalam kandungan pun aku sudah mengenal alam, lalu begitu aku lahir kedunia aku juga di sambut oleh alam. Dan aku tidak bisa lepas dari namanya alam, ketinggian, tantangan, keindahan, sabar dan rasa Syukur yg tiada henti.
°°°°°°°°°°°°°°°♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥°°°°°°°°°°°°
Gunung ciremai via Linggar Jati mempunyai sepuluh Pos Pendakian, yaitu :
Pos Cibunar, Pos Leuweung Datar, Pos Kondang Amis, Pos Kuburan Kuda, Pos Pangalap, Pos Tanjakan Seruni, Pos Bapa Tere, Pos Batu Lingga, Pos Sangga Buana Satu dan Dua, Pos Pangasinan dan Puncak Ciremai.Dalam perjalananku dengan ayah kali ini terasa cukup berat, mungkin karena aku sudah lama tidak menyapa Ciremai setelah satu tahun lalu satu keluarga, aku, mama, ayah dan kak Hema mendaki Ciremai.
“Sayang, kalo kamu gak kuat kita kita istirahat aja dulu. Tenang kita ngapain buru-buru”
“Iya ayah, ruby juga haus nii. Istirahat lebih baik.” dengan nada ngos-ngosan sambil mengambil botol air minum di carriel
“Gunung ini gak terlalu banyak perubahan ya byy, hampir sama kaya setahun yg lalu”
Ayah sambil menenggak minum“Heem, cuma sedikit yg berubah dari gunung ini.”
Bergeser mendekat ke ayah dan bersandar di bahunyaDisaat sedang asik istirahat dan mengobrol, kami bertemu dengan pendaki lain. Dilihat dari usianya mereka masih muda, jumlah mereka ada lima orang. Dua perempuan dan tiga laki-laki.
“Permisi kang, puncak masih jauh ya”
Kata anak-anak dengan kaca mata tebal“Masih, sedikit lagi. Mau berencana nge camp dimana memangnya” balas ayah
“Kita gak akan nge camp, salah satu teman kami ada yg sakit tidak kuat melanjutkan” balas si anak berkacamata itu
“Sakit,,, sakit apa demam?” ayah kembali menjawab dengan penasaran
“Ini pak, Disti tadi tanganya terluka entah kena apa, tapi setelah beberapa menit dia jadi demam” kata seorang perempuan berkerudung sambil menunjuk anak yg bernama Disty
Lalu ayahku memeriska anak yg bernama Disty. Setelah beberapa menit memeriksa kondisinya, ayah menyebutkan bahwa dia terkena racun salah satu tanaman liar dihutan. Yg sebelumnya mungkin memang dia terluka karena goresan ranting yg di pegang atau apalah itu, dan setelah itu tanpa sengaja luka ditangannya terkena tanamanan beracun yg memperparah kondisinya.
“Tapi ayah sepanjang jalur biasa kan kayanya gak ada tanaman yg beracun. Bukannya tanaman beracun itu adanya di dalam hutan yg tidak terjamah manusia” kataku memecah keheningan
“Iya byy memang, tapi bisa saja di sepanjang jalur kita juga ada tanaman beracun yg tidak kita tahu” balas ayah
“ mm.. Maaf kang, sebenarnya kami ini sudah dua hari disini, kemarin kami melakukan perjalanan pagi lalu setelah melewati beberapa pos kami tersesat dann..” kata anak berkacamata tidak melanjutkan
KAMU SEDANG MEMBACA
Jingga♥
Novela JuvenilPROSES PENERBITAN. Warna jingga atau oranye terjadi antara merah dan kuning dalam spektrum terlihat pada panjang gelombang sekitar 620-585 nanometer. Dia memiliki warna yang sama dengan jeruk. Kata google kalo kata ku Jingga itu adalah warna terang...