Confession Of Love

Part II

Seperti hari biasanya, Rumah sakit terlihat sudah ramai meskipun jam masih menunjukkan pukul 7 pagi dan belum ada aktifitas yang berarti karena jam kerja Rumah sakit adalah jam 8. Meskipun begitu suster, Dokter dan pekerja lainnya juga masih aktif bekerja.

Yua pagi-pagi sekali sudah datang menenteng tas ransel dan tas jinjingnya memasuki Rumah sakit.

"Selamat pagi Dr. Yua" sapa salah satu suster yang sedang jaga malam.

"Oh pagi, jaga malam ya" jawab Yua hangat.

"Iya dok." Balas suster itu.

"Semangat" ucap Yua sambil tersenyum lalu pergi menuju lift.

Lalu ada seorang suster lagi yang datang menghampiri suster tadi.

"Dr. Yua cantik ya"

"Iya"

"Bagaimana dia masih jomblo coba saat hati dan attitudenya sangat baik"

"Karena dia sangat high class, jarang ada laki-laki yang bisa menyandinginya"

Tiba-tiba dari belakang ada Nanda yang daritadi menguping.

"Kalian gak kerja?" Tanya Nanda.

"Eh selamat pagi dok" ucap seorang suster.

"Hish hish, pagi-pagi sudah ngegosip" ucap nyinyir Nanda.

Kedua suster itu hanya terdiam.

Nanda lalu bergabung dengan Yua menuju ruangannya.

"Kamu sudah sarapan?" Tanya Nanda yang sedang makan sandwich.

"Aku ada operasi pagi, gak sempat beli sarapan." Jawab Yua.

Nanda memberikan salah satu sandwichnya untuk Yua. "Noh makan."

Yua tersenyum dan mengambil sandwitch itu. Mereka berdua sarapan bersama.

Tiba-tiba pintu terbuka dan datanglah dua cowok ganteng dengan muka masih setengah sadar. "Eh pagi semua." Sapa Nino yang masih kumel.

"Cuci muka dulu gih." Suruh Nanda.

"Gua mau istirahat bentar aja, dirumah benar-benar kagak bisa istirahat gua." Cerita Nino.

"Lho emang kenapa?" Tanya Yua.

"Di kosannya dia kan ada anjing, kalau jam 6 udah kreangan tuh anjing minta jatah makan, sementara sang empunya masih molor." Terang Nanda dan dibenarkan oleh Nino.

"Wuih pantesan tiap pagi masih kusut gitu." Tambah Yua.

"Emang wajah dia kek gitu, mau disetrika sekalipun tetap aja gak bakal lurus kayak Nevand." Ejek Nanda.

Nino lalu menghampiri Nanda dan mencekik leher Nanda dari belakang.

"Coba bicara lagi."

"Makanya mandi kalau pagi." Ucap Nanda mencoba melepaskan cengkraman Nino.

"Gua mandi atau gak mandi gua masih tetap ganteng kok."

"Hish lepasin atau gua teriak."

"Yakkkk." Terdengar teriakan dari luar pintu.

Semuanya tertuju pada pintu yang terbuka. Dan ternyata Yani yang datang. Lalu Yani memukul Nino dan Nanda menggunakan buku tebalnya.

"Pagi-pagi udah bikin rusuh, baikan gak, baikan." Ucap Yani geregetan melihat keduanya.

"Iiya Kak, ampun, sakit." Ucap Nino menahan buku Yani.

"Gua heran ama kalian, 5 tahun kayak tom and jerry mulu, gak bisa baikan gitu. Elu juga Nin, udah tahu cowok kagak ada ngalah-ngalahnya ama cewek lu."

"Kita bercanda kok, sebenarnya kita teman mesra lho." Ucap Nino sambil merangkul Nanda. Nanda hanya mengernyit kesal.

Nevand dan Yua dibuat tertawa dengan alasan kocak Nino.

Tepat jam 9, ke 5 orang ini keluar dari ruangannya dan sudah berganti baju operasi. Mereka menuju ruang operasi.

Sampai ruang operasi mereka berpisah. Mereka punya jadwal sendiri-sendiri.

Mereka berlima sangat cekatan dimeja operasi. Dengan dibantu asisten dokter mereka dengan tepat waktu selesai.

Yua keluar dari ruang operasi yang pertama. Lalu ada seorang asisten dokter yang menghampiri Yua.

"Terima kasih Dok, anda sudah bekerja keras." Ucap Asdok itu.

"Kamu juga, tingkatkan lagi kemampuanmu ya." Balas Yua tersenyum sambil memukul pelan pundak Asdok itu. Lalu pergi.

Asdok itu tersenyum senang.

Yua kembali ke ruangannya untuk istirahat sejenak. Tiba-tiba pintu ruangan terbuka, Nevand. Dia juga sudah menyelesaikan operasinya.

"Udah selesai?" Tanya Nevand.

Yua mengangguk sambil memejamkan matanya. Begitupun dengan nevand, dia menuju sofa dan duduk disana sambil memejamkan matanya.

Lalu 20 menit kemudian Yua bangkit dari tidurnya. Dia ada janji meeting. Dia melihat Nevand yang ketiduran di sofa, lalu mengambil selimut untuk Nevand. Setelah menyelimuti Nevand, dia bergegas ganti baju dan bersiap untuk meeting.

Ya itu adalah pekerjaan sehari-hari dari mereka. Tidur cukup hanya impian semata.