Part XVIII "PROBLEM"

59 6 1
                                    


Pagi harinya semuanya kembali seperti semula. Nevand terbangun ditempat tidurnya, sementara Nino, Nanda dan Yua sudah pergi. Nevand lalu beranjak menuju kamar mandi, dia melihat ayah dan ibunya sedang sarapan.

"Sayang, ayo sarapan." Ajak sang Ibu  sambil tersenyum manis.

Nevand hanya nyengir lalu kembali menuju kamar mandi. Nevand membasuh muka dan sikat gigi. Nevand lalu berganti pakaian dan keluar.

"Mau kemana kamu?" Tanya sang ayah tegas.

Nevand tidak menghiraukan dan berlalu pergi.

Nevand menuju minimarket terdekat untuk sarapan. Nevand makan mi instan. Sambil makan Nevand mengingat kejadian tadi malam.

*flashback.

Yua masih memeluk Nevand yang masih terisak. Perlahan-lahan Nevand pun menghentikan kegiatannya. Nevand sudah lebih tenang, dia lalu mengangkat kepalanya.

"Uhm maaf." Ucap Nevand tidak enak hati.

"Gak apa, gimana udah tenang kan?"

Nevand mengangguk.

"Kadang ada saatnya sesorang harus mengeluarkan semuanya. Jangan dipendam, aku tahu pasti sakit. Aku gak tahu masalahnya tapi aku tahu gimana sakitnya ditinggal orang yang paling kita sayang. Cukup memendamnya jangan diulangi lagi, kalau kamu marah, lampiaskan, kalau kamu sedih ceritakan kesedihanmu, kalau kamu sakit menangislah. Jangan dipendam terlalu lama. Semuanya peduli sama kamu, jangan berpikir kamu sendirian." Ucap Yua.

Nevand pun merenungi kata-kata Yua. Dia hanya mengangguk.

"Aku buatkan mi dulu ya." Nevand hanya mengangguk setuju.

Semalaman Yua menemani Nevand sampai Nevand tertidur.

*flashback end.

Setelah memakan sarapannya, Nevand beranjak untuk pulang. Dengan langkah yang pelan Nevand kembali ke rumah sang nenek.

"Kamu sudah makan?" Tanya sang Ibu. Nevand hanya diam saja dan langsung masuk ke kamarnya.

Ibunya menyusul Nevand. Terlihat Nevand yang berkemas.

"Kamu mau pulang?" Tanya sang ibu. Nevand masih tetap diam. Lalu sang ibu mendekatinya dan memegang tangan anaknya itu. Nevand berhenti dan langsung melepaskan pegangan tangan sang Ibu dan langsung keluar sambil membawa ransel. Ibu nya masih mengikuti dengan hati yang sakit.

"Kamu mau kemana?" Tanya Ayah.

Nevand masih tetap membisu. Sang ayah emosi dan memukul Nevand hingga Nevand terjatuh.

"Dasar anak kurang ajar, kalau ditanya itu jawab, bukannya diam." Bentak sang ayah.

Mata Nevand sudah memerah dan tangannya pun sudah mengepal.

"Kamu mau pukul saya? Pukul ayo pukul." Kata sang ayah sambil menyodorkan wajahnya. Nevand lalu mengangkat tangannya dan langsung memukul tembok yang ada didepannya. Sangat keras hingga tangan Nevand mengeluarkan banyak darah. Air mata Nevand jatuh seketika. Ibu langsung berteriak kaget. Nevand lalu beranjak pergi dan tidak menghiraukan orang tuanya. Kedua orang tua Nevand hanya diam.

Nevand langsung mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh. Tangan Nevand masih mengeluarkan darah. Nevand menuju rumah sakit. Semua mata tertuju pada Nevand yang terlihat tidak mempedulikan tangannya.

Yua yang baru saja kembali dari meeting melihat Nevand menuju lift langsung kaget saat matanya tertuju pada tangan Nevand. Darah Nevand pun mengotori lantai Rumah sakit. Yua langsung berlari dan menggenggam tangan Nevand.

Confession Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang