Start

34 6 0
                                    


Nevand menemui Yua di ruangannya. Terlihat Yua sedang berbaring istirahat. Nevand tidak berani membangunkannya. Nevand lalu keluar dari ruangan membiarkan Yua sendirian.

Pada keesokan harinya, Nino dan Nanda berangkat bersama ke rumah sakit. Nino melihat Raya dan Cinta diruang tunggu dokter.

"Nand, kamu jalan aja dulu. Aku ada urusan sebentar." Ucap Nino

"Ada masalah?"

"Gak ada, sebentar doang kok. Kamu keatas dulu aja."

Nanda mengangguk dan masuk ke dalam lift meninggalkan Nino. Nino lalu menuju ke arah Raya dan Cinta.

"Raya." Sapa Nino.

"Ahh Nin."

"Lagi apa pagi-pagi disini?"

"Oh, perutku masih harus check up. Dan hari ini aku ada check up."

"Emangnya kamu sakit apa?"

"Dulu ada pendarahan pas ngelahirin Cinta, dan ada masalah di dinding rahimku. Udah lama sih tapi baru ngerasa sakit. Gak ada masalah kok, cuma periksa doang."

"Kalian udah sarapan?"

"Oh belum sempat, sebentar doang. Nanti setelah ini baru kami beli sarapan."

Nino lalu berlalu dan menuju kantin rumah sakit membelikan beberapa roti dan minuman untuk keduanya.

"Makan dulu."

"Terima kasih."

"Yaudah, aku ada operasi sebentar lagi. Aku ke atas dulu."

Raya mengangguk. Nino lalu berlalu dari hadapan Raya dan Cinta.

Nanda terlihat murung dan hanya duduk nggak jelas di ruangannya.

"Gak makan siang?" Tanya Yua.

"Nino katanya ada makan siang sama temannya."

"Lha terus kamu gak diajak?"

"Apaan, nantinya juga kayak obat nyamuk. Gak nyambung dengan yang diomongin."

Yua membawa 2 buah burger dan memberikan satu untuk Nanda.

"Kamu gak keluar makan?" Tanya Nanda sambil memakan burger itu.

"Lagi gak mood."

"Kamu udah bertemu Ibumu?"

Yua mengangguk pelan. Nanda terdiam melihat ekspresi Yua.

Sementara itu Nino sedang makan siang bersama Raya dan Cinta. Terlihat mereka semakin akrab. Bahkan Nino sangat dekat dengan Cinta. Mereka nampak bahagia bersama.

Setelah selesai makan siang, Nino mengantar mereka berdua pulang ke rumah.

"Mau mampir?" Ucap Raya menawarkan.

"Hari ini aku masih kerja. Lain kali saja ya."

"Yaudah, terima kasih ya."

Nino tersenyum dan melajukan mobilnya. Raya tersenyum manis kearah Nino.

Nanda terlihat gusar saat menghubungi Nino tidak juga bisa. Nanda lalu melihat keluar jendela, dia mendapati mobil Nino yang baru saja terparkir. Nanda melihat Nino keluar dari mobil tersebut dengan terburu-buru. Nanda curiga dengan kelakuan Nino akhir-akhir ini.

"Kenapa?" Tanya Nevand mengagetkan Nanda dari belakang.

"Oh nggak." Jawab Nanda singkat.

Tidak lama kemudian, Nino masuk keruangan mereka dan berganti jas dokter. Nanda menghampirinya.

"Kamu dari mana saja dari tadi aku telpon gak aktif." Ucap Nanda.

"Oh, hpku kehabisan baterai."

"Udah makan?"

"Udah, kamu sudah makan?"

"Udah, kamu makan diluar ya?"

"Nggak, aku makan di kantin, kenapa?"

"Oh nggak." Balas Nanda sambil tersenyum. Nino lalu mulai dengan laptopnya.

"Dia bohong." Ucap Nanda dalam hati.

Yua sedang memeriksa pasiennya di UGD. Terlihat Sandra bersama sang Ibu yang berjalan-jalan.

"Yua." Panggil Sandra saat melihat Yua. Sandra pun mengajak sang Ibu menghampiri Yua.

"Sibuk ya?" Sapa Sandra.

Yua hanya mengangguk tanpa menoleh.

"Oh aku mau jalan-jalan sama Mama. Kalau kamu ada waktu kamu bisa gabung nanti didepan."

Yua pun masih juga terdiam. Sandra pun sadar diri, dia lalu mendorong kursi roda sang Ibu keluar. Ibu pun hanya terdiam. Setelah mereka berdua pergi, Yua menghentikan kegiatannya dan memegang dadanya.

Nevand baru saja memarkirkan mobilnya dan melihat Sandra dengan Mamanya sedang bersenda gurau hangat. Sandra melihat Nevand dan langsung mengajaknya gabung.

"Kamu dari mana?" Tanya Sandra.

"Oh, tadi ada meeting di luar." Jawab Nevand.

"Ma, ini Nevand yang aku pernah ceritain ke Mama."

Sang Mama terlihat tersenyum tulus kearah Nevand. Nevand pun membalasnya dengan tersenyum juga. Lalu Nevand terlihat ikut berbaur dengan mereka berdua. Tanpa mereka sadari ada sepasang mata sedang memperhatikan mereka, Yua melihat mereka dari jendela UGD.

Nino dan Nanda sedang makan malam berdua di dalam ruangannya. Nino terlihat biasa saja, beda dengan Nanda yang daritadi terlihat gelisah sendiri.

"Nin."

"Huh?"

"Aku mau tanya boleh?"

Nino menghentikan makannya dan menatap Nanda. "Katakanlah."

"Apa ada yang kamu sembunyikan dariku?"

Nino mengerutkan keningnya. "Apa?"

"Gak, aku merasa akhir-akhir ini kamu sibuk dengan urusanmu. Kalau kamu capek atau kamu butuh tempat untuk berbagi, kamu bisa datang padaku kapan saja."

Nino tersenyum manis kearah kekasihnya itu. Nino membelai puncak kepala Nanda manis.

"Jangan khawatir. Jangan berpikiran macam-macam. Aku baik-baik saja, kalaupun ada masalah, kamu adalah orang pertama yang akan mengetahuinya." Jawab Nino.

Nanda tersenyum lebar mendengar jawaban Nino. Dia pun tidak perlu curiga lagi dengannya.

Tepat jam 9 malam, Yua sedang bersiap untuk pulang. Tiba-tiba Yua melihat Nevand sedang berpelukan dengan Sandra tepat dilorong rumah sakit. Nevand menepuk-nepuk bahu Sandra menguatkan. Yua hanya terdiam sambil menutup mulutnya. Dada Yua juga terasa sakit.

Confession Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang