Harapan

39 7 0
                                    


Tidak terasa sudah 3 tahun Nevand dan Yua menyembunyikan jalinan asmaranya. Berulang kali lamaran Nevand ditolak oleh Yua. Dan kini adalah lamaran ke 4 Nevand yang juga ditolak oleh Yua.

"Kenapa sih? Kamu gak serius pacaran sama aku?" Tanya Nevand.

"Bukan gitu. Tapi belum pas aja waktunya. Aku lagi belum bisa menjadi seorang istri." Jawab Yua.

"Itu terus alasannya." Gerutu Nevand.

Yua merangkul kekasihnya itu sambil bergelayut manja.

"Kasih waktu aku lagi ya." Ucap Yua.

Nevand hanya bisa menghela nafas mendengar permintaan Yua.

"Kalau nanti aku lamar lagi kamu gak terima, terserah kamu." Ucap Nevand tegas.

Yua hanya mengangguk setuju dan tersenyum melihat kekasihnya itu kesal.

Setelah Nino melamar Nanda, sebulan kemudian mereka menikah. Mereka berdua menikah hanya sederhana dan dihadiri keluarga inti dan teman dekatnya saja. Dan kini mereka sudah memiliki 1 orang anak. Nanda memilih untuk mengundurkan diri karena ingin fokus ke buah hati dan keluarga kecilnya.

Pulang kerja, Yua mampir kerumah Nanda. Yua memang selalu menyempatkan diri untuk mampir walaupun sebentar.

"Dimana Sheril?" Tanya Yua menanyakan anaknya Nanda.

"Dia lagi tidur." Jawab Nanda sambil membersihkan mainan Sheril.

"Repot banget gak sih?" Tanya Yua lagi.

"Repot sih, tapi puas. Kamu gak akan pernah merasakan kepuasan dan kebahagiaan ini kalau kamu belum menikah." Jawab Nanda tersenyum.

"Apa semuanya kamu kerjakan sendiri?" Tanya Yua sambil ikut membersihkan mainan Sheril.

"Nino kadang juga bantu. Apalagi pas Sheril baru beberapa bulan. Udah lagi baby bluesnya, dia sabar banget ngertiin istrinya yang kelelahan. Padahal paginya dia juga harus berangkat kerja, tapi malamnya dia mau ikut jagain Sheril." Ucap Nanda sambil beristirahat.

Yua tersenyum melihat raut wajah Nanda yang tiba-tiba berubah bahagia menceritakan tentang keluarga kecilnya.

"Oh ya, kamu gimana? Gak kepikiran buat punya pacar? Atau menikah gitu." Tanya Nanda tiba-tiba.

Yua salah tingkah ditanya Nanda seperti itu. Yua tersenyum canggung tanpa menjawabnya.

Nevand menunggu Yua di pinggir jalan rumah Nino. Yua tersenyum sambil berlari kecil menuju Nevand.

"Nino belum pulang kah?" Tanya Nevand.

"Belum sih, katanya dia ada rapat dulu." Jawab Yua.

Nevand hanya mengangguk mengerti.  Nevand mengulurkan tangannya dan disambut oleh Yua. Mereka berdua jalan bergandengan menuju tempat parkir mobilnya Nevand.

Tanpa mereka ketahui dibelakang mereka sudah ada Nino yang melihat semuanya. Nino pun terkejut saat Nevand menggandeng lembut tangan Yua. Begitupun Yua dia dengan senang hati menerima tangan Nevand. Nino sangat curiga dengan keduanya.

Nino masuk kedalam rumahnya dan mendapati Nanda sedang meregangkan ototnya di sofa.

"Kamu capek ya?" Tanya Nino yang langsung memijat pundak sang istri.

"Oh. Kamu udah pulang. Gak kok, cuma pegel dikit doang. Kamu sudah makan?"

"Tadi diajak makan malam bareng pak bos."

Nanda hanya mengangguk mengerti.

"Tadi Yua kesini ya?" Tanya Nino.

"Iya, emang biasanya dia pasti mampir kalau pulang kerja. Ada apa?"

"Dia sendirian?"

"Iya, dia selalu sendiri. Kenapa emang?"

"Oh. Gak apa-apa. Yaudah aku mandi dulu ya." Ucap Nino yang langsung berlalu meninggalkan Nanda. Nanda hanya memasang wajah heran dengan suaminya itu.

Keesokan harinya, Nino berangkat ke rumah sakit seperti biasanya bareng sama Nevand. Nino masih diam, dia belum mau bertanya tentang hubungan Nevand dan Yua.

"Lu udah makan?" Tanya Nevand yang sukses membuyarkan lamunan Nino.

"Eh. Udah." Jawab Nino reflek.

"Kenapa sih lu dari tadi berangkat sampai sini ngelamun mulu. Ada masalah kah?" Tanya Nevand heran.

"Enggak kok. Mungkin cuma lelah doang." Sangkal Nino.

Tidak lama kemudian, Yua datang bergabung dengan keduanya sambil menyapa mereka berdua dengan senyuman.

"Kemarin malam kamu datang ke rumah ya?" Tanya Nino.

"Iya, mau lihat Sheril, ehh dianya bobo." Jawab Yua sedikit kecewa.

"Kamu sama siapa?" Tanya Nino lagi. Dan itu sukses membuat Nevand dan Yua terkejut dengan pertanyaan Nino.

"Apa maksud Kakak? Aku kesana sendiri." Jawab Yua gugup.

"Aku kemarin melihatmu dijemput cowok. Siapa dia? Pacarmu?" Tanya Nino yang kali ini sukses membuat mereka berdua tercengang.

"Ahh Kakak salah lihat kali." Jawab Yua canggung.

Nino menatap tajam Yua yang sudah berkeringat dingin. Selanjutnya dia melirik kearah Nevand. Nevand yang tahu dengan lirikan Nino langsung menghela nafas pasrah.

"Sama elu kan?" Tanya Nino yang langsung menatap tajam Nevand.

Nevand hanya bisa menunduk pasrah. Begitupun dengan Yua. Karena sudah tertangkap basah, Nevand akhirnya mengangguk.

Nino lalu memelintir kepala Nevand gemas dan memukulnya tidak terlalu keras.

"Dasar bajingan tengik. Siapa yang suruh kalian rahasiakan ini dari kami hah? Ide siapa ini? Pasti ide elu kan?" Tanya Nino yang masih memelintir kepala Nevand.

"Yak lepaskan dulu. Gua mau ceritain ke elu. Tapi sekarang lepas dulu." Ucap Nevand sambil memukul-mukul lengan kekar Nino.

Nino akhirnya melepaskan plintirannya dan menatap tajam keduanya. Wajah Nevand dan Yua sudah pucat pasi dengan tatapan Nino.

Confession Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang