Eve Hoaspital sedang mengadakan acara 1 day get free dengan tujuan merayakan ulang tahun rumah sakit yang ke 15 tahun. Acara ini sudah sejak lama diadakan setiap tahunnya. Dan kini semua dokter ikut terlibat didalamnya, tak terkecuali dokter bedah. Mereka ikut turun ke UGD guna membantu pasien yang membludak.Yua sibuk dengan pasien anak-anak, Yani sibuk dengan pasien lansia, sementara Nanda dan Nino sibuk dengan membantu persiapan operasi. Dan Nevand sibuk melayani pasien yang membludak. Tidak ada istirahat, semua bekerja tak kenal lelah.
"Lebih baik seharian diruang operasi daripada kayak gini." Keluh Nanda.
"Iya, seumur-umur jadi dokter belum pernah aku merasa secapek ini, mungkin bawaan babynya." Sambung Yani sambil mengelus perutnya.
"Gua gak tahu lagi besok masih bisa operasi atau tidak, tenaga gua terkuras disini semua." Lanjut Nino.
Sementara Yua dan Nevand hanya memandang mereka heran.
"Kita malahan kemarin lebih capek saat setiap hari diruangan operasi." Sanggah Yua.
"Emang benar, tapi cuma satu dua orang, gak sebanyak ini. Ini kayak mall lagi diskon." Ujar Yani.
"Iya, lebih baik seharian diruang operasi daripada harus berkutat disini, banyak orang fentilasi udara juga menipis." Jawab Nanda.
"Udahx bentar lagi kita makan siang." Ucap Nevand menenangkan.
"Lu lihat udah jam 3, apanya makan siang?" Protes Yani.
Semuanya memandang pada jam dinding yang sangat besar dipojokan. Semuanya langsung terlihat lesu karena dari siang mereka belum makan, dan sebentar lagi masuk makan malam.
Sekitar pukul 6 sore, akhirnya acara 1 day get free resmi ditutup. Semuanya merasa senang dan puas dengan acara ini. Direktur selaku penanggung jawab acara terlihat sangat puas saat membreefing Dokter-dokter yang sudah bekerja keras hari ini.
Dan akhirnya mereka makan malam, dengan dipandu Direktur langsung.
"Perutku perih." Ucap Nanda sambil memegangi perutnya.
"Kamu gak apa-apa?" Tanya Yua khawatir.
"Mungkin telat makan."
"Aku ambilkan obat magh bentar ya."
"Gak usah, nanti juga baikan kok, udah kamu makan aja."
"Beneran gak apa-apa?"
"Iya."
Tiba-tiba Nino menyodorkan sebutir obat magh untuk Nanda tanpa banyak bicara. Nanda tersenyum lalu menyenggol lengan Nino sebagai ucapan terima kasih. Nino terlihat tersenyum.
Tiba-tiba ada seorang yang langsung duduk dekat Yua. Ya, dia Nicko, ikon rumah sakit ini. Ganteng dan mempunyai pangkat tinggi juga.
"Hai, boleh gabung kan?" Tanya Nicko pada semuanya.
"Wah ada acara apa ini?" Tanya Yani senang.
"Gak, lagi pengen makan sama kalian, kan saya gak pernah ngobrol dengan kalian."
"Dr. Nicko emang ganteng ya." Puji Nanda. Dan langsung mendapatkan tatapan tajam dari Nino.
"Ahh nggak sih, lagian kita sudah lama gabung dirumah sakit ini tapi belum sempat bicara panjang lebar iya kan."
Semuanya mengangguk setuju. Pandangan Nicko langsung tertuju pada Yua disebelahnya.
"Hai Yua." Sapa Nicko.
"Oh iya, Dr. Nicko." Ucap Yua kaget.
"Kok beda ya?"
"Hah?"
"Mungkin karena kamu sering di ruang operasi jadi mungkin agak cantikan ya."
"Ahh nggak juga."
"Pulang nanti sama siapa?"
"Oh, saya naik bus."
"Oh, gimana kalau kita bareng,toh kita jarang ngobrol kan?"
"Gak usah, jangan." Tolak Yua.
"Gak apa, nanti saya tunggu kamu dilobby."
Belum sempat Yua menjawab Nicko langsung undur diri karena makananya sudah habis. Semuanya terheran-heran dengan sikap Nicko saat ini.
"Kayaknya Nicko naksir kamu deh Dek." Ujar Yani.
"Iyalah, sekilas juga udah kelihatan lagi." Tambah Nanda.
"Ahh nggak, bukan begitu." Ucap Yua menyanggah.
"Gak apa, kalian juga serasi. Dokter anatomi sama dokter bedah bukankah cocok." Sambung Yani.
"Tapi kayaknya Nicko punya reputasi buruk, dia kan playboy." Ucap Nino.
"Heih, elu cemburu kan? Hish picik banget ngejatuhin orang seenaknya." Tolak Nanda.
"Yak, gua dulu satu angkatan sama dia, Gua bahkan tahu pacar-pacar dia, lagian buat apa iri, Gua jauh lebih diatas dia."
"Aku sudah selesai, aku permisi dulu." Ucap Nevand tiba-tiba.
"Eh tunggu, gua juga udah." Sambung Nino yang langsung ngibrit mengikuti Nevand.
"Jangan dengarkan kata Nino, dia emang gitu." Ucap Yani menenangkan.
Yua hanya tersenyum canggung.
Dan saatnya pulang, terlihat Nicko yang sudah menunggu Yua dilobbi rumah sakit.
Sementara Yua sudah bersiap-siap untuk pulang.
"Udah mau pulang?" Tanya Nevand.
"Iya, ada yang bisa aku bantu?" Jawab Yua.
"Oh nggak, nggak ada." Ucap Nevand canggung.
"Aku pulang dulu ya." Pamit Yua sambil tersenyum.
Terlihat ada raut kekecewaan diwajah Nevand.
Sementara itu Nanda juga sudah bersiap untuk pulang. Dia sudah ada dilobbi rumah sakit. Nino yang melihat Nanda sendirian terlihat akan menghampirinya. Tapi saat akan melangkah terlihat Nanda yang dipeluk seseorang dari belakang dan mereka berdua tertawa bersama. Langkah kaki Nino tertahan, apalagi saat Nanda dan seseorang itu berjalan bergandengan tangan.
Begitupun dengan Nevand dia juga hanya bisa melihat dari belakang saat Yua masuk kemobil Nicko.
Nino langsung membeli air mineral dan meminumnya dilobbi rumah sakit, pikiran dia kembali saat kemarin dia mengantar Sang Ibu pulang.
"Kayaknya Nanda masih sendiri." Ucap sang Ibu.
"Hah emangnya kenapa?"
"Gak kepikiran apa, Nanda juga cantik dan punya karir yang bagus."
"Apaan sih Ibu."
"Ibu suka Nanda nak."
Nino memandang wajah sang Ibu. Terlihat wajah yang teduh dan mengharap dengan sepenuh hati.
Nino mengacak-ngacak rambutnya. Dibilang patah hati juga belum pacaran.
Tiba-tiba kepala Nino dipukul dengan seseorang, dan minumannya diambil. Dan Nevand lah yang melakukannya.
"Kenapa lu?" Tanya Nevand yang langsung duduk disamping Nino.
"Elu sendiri ngapain disini, bukannya elu langsung pulang." Jawab Nino sambil mengambil airnya kembali.
"Hish dasar pelit."
Nino pun menyeringai begitupun dengan Nevand.
KAMU SEDANG MEMBACA
Confession Of Love
Casualecerita yang bepusat di dalam rumah sakit. Dengan kisah 2 pasangan. check this out??