Nevand dan Yua dalam perjalanan menuju rumah sakit. Ada sedikit kecanggungan diantara mereka karena tadi malam. Mereka hanya diam tidak ada yang memulai percakapan.Sesampai di rumah sakit, Yua melihat Sandra sudah menunggu didepan lobby rumah sakit. Sandra yang melihat Nevand dan Yua berangkat bersama langsung menghampiri mereka.
"Halo." Sapa Sandra tersenyum.
Nevand dan Yua hanya mengangguk.
"Bagaimana keadaanmu? Sudah agak baikan?" Tanya Nevand.
"Udah, oh ya ada yang mau aku bicarakan sama kamu. Apa kamu punya waktu sekarang?" Tanya Sandra.
Nevand melirik kearah Yua. Yua hanya tersenyum dan pamit.
"Ya udah aku masuk dulu." Ucap Yua langsung melenggang masuk.
Sandra mengajak Nevand ke taman depan rumah sakit. Mereka duduk berdua.
"Besok aku balik ke Jerman." Ucap Sandra.
Nevand langsung menoleh kearah Sandra. Nevand terlihat terkejut dengan ucapan Sandra.
"Kamu kaget ya?" Tanya Sandra sambil tersenyum.
Nevand masih terdiam. Sandra menghadap kearah Nevand dan menatap matanya dalam.
"Sekarang kamu jujur sama aku. Apakah aku masih ada kesempatan memperbaiki kesalahanku dimasa lalu. Apakah aku masih punya ruang dihatimu?" Tanya Sandra tulus.
Nevand terdiam. Nevand lalu mengalihkan pandangannya kerah lain. Sandra menghembuskan nafasnya kasar, dia seperti tahu jawaban Nevand.
"Aku tahu aku salah. Aku dosa banget sama kamu. Tapi apakah segitu benci dan marahnya hingga hati kamu sudah tertutup untukku?"
"Aku sudah memaafkanmu." Jawab Nevand singkat.
"Lalu?" Tanya Sandra penasaran.
"Memaafkan bukan berarti harus kembali kan? Jujur masih ada ruang untukmu dihatiku. Tapi itu hanya karena kamu adalah penyemangatku 10 tahun yang lalu dan yang pertama menghuni hatiku. Selebihnya tidak ada." Jawab Nevand.
"Sedikitpun?"
"Iya. 3 tahun aku mencintaimu. 3 tahun aku menaruh hatiku untukmu. Tapi itu dulu. Aku dulu sangat sakit, sangat kecewa, tapi itu malah membuatku sadar akan posisiku. Aku jadi sadar jika aku harus lebih menjadi orang lagi. Dan kini aku sudah menjadi pribadi dewasa. Aku tidak mengharapkan apa-apa lagi darimu." Ucap Nevand sambil tersenyum.
"Apa karena Yua?"
"Bukan. Sebelum ada dia, aku sudah seperti ini. Bukan karena dia atau salah dia atau gara-gara dia. Jangan sangkut pautkan dia dengan hubungan kita. Dewasalah, kita sudah berakhir."
"Apa kamu benar-benar menyukainya?"
"Iya. Aku menyukainya."
Sandra terkejut dan langsung memalingkan pandangannya dari Nevand. Hati Sandra sangat sakit.
"Maaf ya, aku harus segera masuk kedalam. Maafkan aku tidak bisa mengantarmy. Hati-hati dijalan dan jangan lupakan aku sebagai temanmu." Ucap nevand tersenyum lalu meninggalkan Sandra yang termenung sendirian.
Nevand tersenyum menyusuri lorong rumah sakit. Ada perasaan lega dihatinya.
Sementara Yua sangat terkejut saat Nino bercerita tentang Sandra dan Nevand dimasa lalu. Begitupun dengan Nanda.
"Jadi Sandra lebih memilih kuliah keluar negeri dan tanpa pesan apa-apa ke Nevand. Wahh ini mah kebangetan." Ucap Nanda menahan emosi.
"Bukan begitu, kalau dia pamitan kemungkinan besar akan menambah sakit hati Nevand lebih besar." Bela Nino.
"Ah tetap saja itu salah. Kasihan Nevand dia harus berjuang sendirian memperbaiki hidupnya."
Tiba-tiba pintu terbuka dan masuklah Nevand.
"Hei lu udah datang." Sapa Nino.
Nevand hanya mengangguk dan langsung kearah ruangannya.
"Vand, udah makan belum? Mau aku belikan makanan?" Tanya Nanda.
Nevand mengangguk setuju.
"Ok. Aku akan belikan kamu sarapan dulu." Nanda menggandeng tangan Nino ikut bersamanya.
Tinggal Yua dan Nevand diruangan itu. Nevand masih sibuk dengan berkasnya, sementara Yua bingung mau mengerjakan apa.
"Aku mau mandi dulu." Ucap Yua.
"Kesini sebentar." Pinta Nevand.
Yua bingung dengan permintaan Nevand. Yua pun langsung menghampirinya.
"Ada a..?" Ucapan Yua terhenti setelah tepat dihadapan Nevand. Nevand langsung memeluk pinggangnya, sangat erat. Nevand terlihat terisak. Yua mengusap kepala Nevand lembut menguatkan.
Setelah sekitar 5 menitan, dan Nevand pun sedikit baikan. Yua melepaskan pelukan Nevand. Yua berlutut berhadapan dengan Nevand. Yua memegang tangan Nevand.
"Tidak apa-apa menangis. Ada saatnya kamu juga harus menangis biar lega. Kamu akan baik-baik saja setelahnya. Kamu sudah melakukan yang terbaik. Kamu sudah benar." Ucap Yua dengan tersenyum.
Nevand pun ikut tersenyum sambil menutup wajahnya karena malu. Yua pun ikut tersenyum.
"Aku mau mandi dulu." Ucap Yua sambil menuju kamar mandi.
Nevand lalu menelungkupkan wajahnya didepan layar komputernya.
Dari luar terlihat Nino dan Nanda yang melihat interaksi mereka berdua. Mereka sangat senang dengan Nevand dan Yua.
"Apakah nanti mereka bakal pacaran?" Tanya Nanda.
"Kayaknya gak mungkin deh."
"Kenapa?"
"Mungkin Nevand akan langsung melamarnya."
Nanda langsung kaget. "Jangan ngaco kamu."
"Nevand sudah menyukai Yua sudah lama. Sebelum ini."
"Tahu dari mana kamu?"
"Aku 15 tahun sama Nevand. Apa sih yang gak kuketahui dari dia."
"Tapi kenapa kamu bisa tahu? Apakah Nevand pernah kasih tahu kamu?"
"Tanpa dia bilang, aku sudah tahu. Udah lah kita sarapan dulu." Ajak Nino sambil merangkul Nanda.
"Eh lepasin dilihat orang."
"Biarin. Biar semua orang tahu kita pacaran."
"Dasar gila. Lepaskan."
"Enggak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Confession Of Love
Randomcerita yang bepusat di dalam rumah sakit. Dengan kisah 2 pasangan. check this out??