Beloved

50 6 0
                                    


Nino dan Nanda memandang tajam kearah Nevand dan Yua yang duduk didepannya. Tatapan tajam mereka mampu membuat Yua dan Nevand salah tingkah.

"Sejak kapan kalian pacaran?" Tanya Nanda ke Yua.

"Hmm. Sudah 3.."

"3 apa? Bulan? Tahun?"

"3.... tahun."

"Apa? 3 tahun dan kalian menyembunyikannya dari kami. Wahh, kalian menganggap kami itu apa hah? Dasar." Bentak Nanda emosi.

"Bukan seperti itu. Tapi kami lagi menyiapkan waktu untuk kasih tahu kalian." Jawab Yua.

"Kasih tahu? Ini 3 tahun dek. Kalau mau kasih tahu minimal seminggu sebulan 2 bulan itu berusaha kasih tahu. Ini 3 tahun lho." Sergah Nanda.

Nino menenangkan sang istri.

"Bukannya itu, kami minta maaf." Ucap Yua.

"Siapa saja yang sudah tahu kalian pacaran?" Tanya Nanda sedikit merendahkan suaranya.

Yua menggelengkan kepalanya, yang berarti belum ada. Nevand masih terdiam.

"Lu kenapa diam?" Tanya Nanda ke Nevand.

Nevand yang daritadi menghadap kebawah langsung kaget.

"Siapa? Gua? Elu gak tanya sama gua." Jawab Nevand datar.

Nanda langsung bangkit dari tempat duduknya menuju tempat duduk Nevand dan menjambak serta memukul kepala Nevand emosi.

"Dasar bajingan. Bajingan gila. Kenapa elu ubah Yua jadi bajingan seperti dirimu. Mati saja lu."

"Heh, lepasin sakit tahu. Nanda gua bisa jelasin. Sekarang lepasin dulu."

"Tidak akan gua biarin elu seperti ini. Gua akan bunuh elu pakai tangan gua sendiri. Dasar lelaki gila gak waras bajingan." Umpat Nanda kesal.

Nino dan Yua hanya mengerutkan keningnya dan memijat kepalanya pusing dengan tingkah keduanya.

Hingga akhirnya Nanda menghentikan acara memukul badan dan kepala Nevand saat tiba-tiba tangan Nevand berdarah karena terpelatuk sudut meja. Nanda memandang darah yang mengalir dengan derasnya. Yua terkejut dengan kejadian itu. Sementara Nino langsung menelungkupkan wajahnya diatas meja makan.

Kini Nanda mengobati luka Nevand. Nevand sedikit kesakitan.

"Jangan lebay, ini tidak sakit sama sekali." Ucap Nanda sambil tetap mengobati Nevand.

"Perih tahu." Jawab Nevand.

"Dasar, makanya lain kali kalau melakukan apa-apa dipikir dulu. Gini kan jadinya." Ucap Nanda masih emosi.

"Iya maaf."

"Gua akan benar-benar membunuh elu, kalau elu sampai menyakiti Yua. Sekali elu buat Yua menangis gua orang pertama yang akan mengahar elu. Paham?" Ucap Nanda sambil membalut luka Nevand.

"Ya, siap." Jawab Nevand sambil tersenyum.

Nevand melirik kearah Nino dan Yua yang ikut tersenyum. Itu tandanya Nanda merestui keduanya untuk pacaran.

Nino sedang memangku Sheril yang tertidur, Yua dan Nevand duduk bersebelahan sementara Nanda baru saja memotong buah untuk mereka.

"Kan kalian sudah 3 tahun. Gak ada keinginan untuk menikah?" Tanya Nanda sambil memakan buah.

Yua tersedak buahnya sementara Nevand hanya melirik pelan kearah Yua.

"Gua udah nglamar dia 3 kali, dan elu tahu semuanya ditolak sama dia." Ucap Nevand santai.

Yua memukul pelan pundak Nevand sambil terlihat kesal.  Nanda pun dibuat tersenyum dengan tingkah keduanya.

"Kenapa? Kenapa kamu tolak lamarannya?" Tanya Nanda ke Yua.

"Eh?" Ucap Yua kaget.

"Kalian sudah 3 tahun lho, kalian juga sudah mengenal cukup lama. Apalagi yang harus ditunggu. Bukankah menikah lebih baik." Ujar Nanda.

"Bukannya itu. Tapi belum siap aja. Lagian dia dan aku masih banyak planning yang belum terselesaikan, jadi nanti saja."

"Mau sampai kapan? Kalau kamu menunggu kesiapanmu, itu gak akan siap." Timpal Nino.

"Uhm. Gak tahu kenapa aku masih belum bisa." Jawab Yua sambil menunduk sedih.

Nevand hanya menatap lembut kekasihnya itu.

"Ngapain bahas ini sih." Protes Nevand dan sukses mendapatkan timpukan bantal dari Nanda.

"Siapa yang bilang elu boleh protes." Ujar Nanda skak.

Nino dan Yua tertawa lepas melihat ekspresi Nevand. Nevand hanya diam tidak berkutik sambil memakan buahnya. Nanda pun ikut tertawa dengan reaksi Nevand.
           
                          ~~~~~~~

Nevand menggandeng tangan Yua dalam perjalanan pulang.

''Apa tanganmu baik-baik saja?" Tanya Yua.

"Gak apa-apa, sebenarnya gak sakit sih. Cuma pengen ngerjain Nanda saja." Jawab Nevand sambil tersenyum.

Yua ikut tersenyum melihat Nevand tersenyum.

"Apa kamu masih sabar menungguku?" Tanya Yua tiba-tiba.

Nevand menghentikan langkanya dan menatap Yua yang sekarang tertunduk.

"Aku tahu, aku sangat percaya dan yakin kamu akan menjadi suami dan Ayah yang baik. Tapi aku masih belajar memantaskan diri dan menyiapkan diri untuk menjadi bagian dari hidupmu. Hidupmu dan dirimu terlalu sempurna buatku. Aku bahkan sampai sekarang masih berpikir apakah aku benar adalah pacarmu atau hanya ilusi doang. Beri aku sedikit waktu lagi." Ucap Yua sambil berkaca-kaca.

Nevand hanya bisa terdiam memandang kekasihnya itu ternyata sangat tertekan dengan lamarannya selama ini. Nevand memegang lembut pipi Yua dan mengusap air mata yang perlahan-lahan turun dari kedua matanya yang indah.

"Maaf ya, kamu terbebani dengan semuanya kah? Aku janji aku gak akan memintamu macam-macam. Jangan berubah demi apapun. Aku suka kamu yang sekarang, aku suka kamu seutuhnya, jangan berubah ataupun memantaskan diri untuk bisa sempurna jadi calon pendampingku. Kamu sudah sempurna dimataku. Jangan kamu berpikiran yang macam-macam. Kamu masih mau ada disampingku dan mendampingiku saja sudah membuatku sangat bahagia." Ucap Nevand sambil tersenyum manis kearah Yua.

Yua tidak bisa menyembunyikan kekagumanannya kepada kekasihnya itu. Sebagai seorang laki-laki Nevand terlalu sempurna. Bagaimana Yua bisa meninggalkan laki-laki yang sangat mencintainya.

Nevand memeluk Yua menenangkan. Yua menangis dipelukan Nevand. Yua menenggelamkan wajahnya diantara dada bidang milik Nevand. Nevand mengusap lembut rambut Yua. Mereka berpelukan dengan disaksikan bintang-bintang yang memabmncarkan cahyanya.

Confession Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang