Kembali

45 6 2
                                    


Keluar dari ruang operasi, Yua dan Nanda sudah ditunggu dr. Ana. Dr. Ana sangat marah mengetahui pasiennya dioperasi orang lain.

Plakkk. Dr. Ana menampar Nanda didepan keluarga pasien.

"Apa yang kamu lakukan? Kamu tahu perbuatan kamu melanggar aturan? Saya bisa laporkan kamu ke komdis." Ucap Ana mengancam.

"Lalu bagaimana dengan anda jika melihat pasien orang lain yang sudah sekarat tapi penanggung jawab malaj asyik hang out dengan teman-temannya disaat pasiennya sekarat?" Sindir Nanda.

"Bukan urusan saya, karena kita sudab dapat jatah masing-masing." Ucap Ana sinis.

"Baik, anda mau melaporkan saya ke komdis, saya juga bisa laporkan anda ke komdis atas tindakan kurang ajar anda, anda sudah menampar saya disaat saya membantu menolong pasien anda yang sekarat? Dan anda tahu satu jam lagi saya ada operasi."

Ana merasa kalah dan berakhir meninggalkan tempat. Yua hanya bisa menghela nafas lelah. Ibu dari pasien lalu menghampiri Nanda.

"Nak, kamu tidak apa-apa?" Tanya Ibu itu khawatir.

"Nggak Bu, uh maaf Bu tadi ada kejadian kurang mengenakan." Jawab Nanda.

"Gak apa dok. Saya tahu semua." Ucap Ibu itu sambil tersenyum. Nanda juga ikut tersenyum dibuatnya.

Yua langsung merebahkan dirinya ditempat tidur saat melihat tempat itu kosong. Sebelum melakukan operasi tadi Yua memang baru saja melakukan operasi. Dan Nanda langsung melakukan operasi lagi.

"Lelah ya?" Tanya Nino dari ranjang atas.

"Eh, kamu ada disini? Aku kira ada operasi?" Tanya Yua kaget.

"Nggak, aku juga baru saja masuk. Mau istirahat sebentar."

"Ahh."

Yua tertidur diranjang bawah sementara Nino diranjang atas.

Nevand masuk ke ruangan dan langsung duduk di sofa. Nevand melihat Yua dan Nino tertidur pulas. Nevand pun memejamkan matanya. Dan tidak lama kemudian Nanda yang baru saja operasi langsung ikut nimbrung menggelar matras dan tidur diatasnya.

Mereka ber 4 keluar rumah sakit barengan smbil merenggangkan badan-badannya.

"Mau makan dimana?" Tanya Nino.

"Lho Putri gimana?" Tanya Nanda.

"Dia sedang ada dirumah Bibi. Libur sebulan disana."

"Bagaimana ke sabu-sabu kemarin." Usul Yua.

"Sabu-sabu?"

Yua mengangguk ceria. Yua melirik Nevand. Nevand hanya menepuk jidat.

Mereka akhirnya makan di tempat kemarin Nevand dan Yua makan bersama. Begitu banyak daging disana. Mereka makan dengan lahapnya.

"Oh gimana kalau kita main game, truth or dare? Tapi gak usah pakai gelas atau sumpit. Siapa yang menghabiskan satu mangkuk sabu-sabu panas tercepat, dia berhak bertanya ke mana saja, dan kalau dia milih dare, dia harus mau kita gebukin sama-sama." Usul Nanda.

"Setuju." Balas Nino.

Nevand dan Yua hanya bengong melihat keduanya.

Dan permainan pun dimulai. Nanda menuangkan sup yang masih panas ke dalam 4 mangkok. Dan mereka meminumnya bersama. Yua yang pertama kali gagal, kedua Nino dan Ketiga adalah Nevand. Nanda berhasil memenangkan game pertama.

"Lihat, itu mulutmu? Ish!" Umpat Nino.

Nanda tertawa senang. Dia menatap satu persatu temannya dan dia langsung menuju Yua.

"Yua." Ucap Nanda manatapnya nakal.

"Aku?" Jawab Yua kaget.

Nino dan Nevand menantikan pertanyaan dari Nanda.

"Kita kan tahu, diantara kita, kamu yang jalannya cuma lurus saja. Dan yang kita tahu kamu belum pernah pacaran. Aku tanya sekarang, sekarang kamu lagi naksir siapa sih? Atau diantara Nino dan Nevand ada yang masuk kriteria kamu gak?"

Yua terdiam, dia melihat wajah ketiga temannya yang terfokus pada dirinya.

"Jawab sekarang ya?"

Mereka bertiga mengangguk kompak.

"Sebenarnya aku malu. Bukannya apa-apa, tapi aku malu." Ucap Yua sambil menutup wajahnya.

"Ok gak apa-apa, tapi diantara Nino dan Nevand kamu lebih pilih siapa?" Balas Yua.

"Kak Nino."

Wajah Nino dan Nanda terlihat canggung sementara Nevand menatap tajam ke arah Yua.

"Bukannya gitu, aku lebih sering menghabiskan waktuku bersama kak Nino, dan dia juga sudah aku anggap kayak kakak ku sendiri." Jawab Yua.

Semua mata langsung lemas dengan jawaban Yua. Dan mereka melanjutkan game ke 2 ke 3 dan seterusnya hingga akhirnya jam menunjukkan pukul 10 malam. Mereka pulang dengan perut kekenyangan. Nevand mengantar Yua sementara Nino mengantar Nanda.

Nanda terlihat sangat lelah saat dimobil Nino.

"Kenapa?" Tanya Nino.

"Enggak tahu, tadi di rumah sakit ada sedikit masalah."

"Istirahat yang cukup malam ini."

Nanda mengangguk dan memejam kan matanya.

Sementara Yua sudah sampai didepan rumah.

"Terima kasih ya." Ucap Yua.

"Ehm, aku mau bermain truth or dare sekarang sama kamu."

"Apaan sih udah malam sana pulang."

"Sekali aja, aku cuma mau tanya doang."

"Apa?"

"Kamu tadi bilang nganggap Nino kayak kakak kamu, kalau kamu lihat aku, apakah kamu melihatku sebagai laki-laki atau sebagai kakak laki-laki untukmu?"

Yua terlihat terkejut mendengar Nevand bicara seperti itu. Yua terdiam sejenak.

"Apa aku harus jawab serius?"

Nevand mengangguk mengiyakan.

"Aku tidak pernah menganggap kalian kakak. Aku menganggap kalian laki-laki dewasa, tapi ketika aku melihat kak Nino bisa tegar dihadapab Putri, aku lebih melihatnya sebagai kakak. Dan kamu tetap laki-laki."

Nevand tersenyum mendengar jawaban Yua.

"Baiklah. Kamu langsung masuk, aku pulanh." Pamit Nevand yang langsung lari sambil tersenyum.

Yua pun ikut tersenyum dengan tingkah Nevand.

Confession Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang