Life

41 6 0
                                    


Sabtu malam, Yua datang ke rumah sakit. Yua membawakan sekotak makanan dan minuman. Yua menuju kamar sang Ibu dirawat. Tidak ada siapa-siapa disana. Yua masuk dan menaruh barang itu di meja dekat tempat Ibunya tidur. Yua menatap lekat-lekat mata sang Ibu. Ada rasa marah, benci sakit dimata Yua saat melihat sang Ibu.

"Inikah yang kau cari saat dulu meninggalkan kami? Apakah ini balasanmu meninggalkanku? Aku pikir kamu sedang bersenang-senang dengan keluarga kayamu, tapi cuma seperti ini yang kau dapat? Brengsek." Ucap Yua lirih. Air mata Yua kembali menetes sesaat setelah mengatakan itu. Yua menunduk menangis disana.

Tiba-tiba tangan sang Ibu menggapai rambut Yua. Diusap kecil kepala Yua, Yua terlihat mendongak dan menatap snag Ibu yang juga berkaca-kaca.

"Kamu datang nak." Ucap pelan Ibu.

Tangan Yua mengepal dan wajah Yua kembali sinis. Yua berdiri dan menatap wajah sang Ibu dengan sinis.

"Maafkan Ibu nak."

"Maaf? Bukankah dulu kamu meninggalkan kami dan lebih memilih bersama laki-laki kaya itu, suapaya hidupmu enak kan? Lalu kemana mereka? Kenapa mereka meninggalkanmu disini sendiri? Inikah yang kau dapat selama ini?" Tanya Yua kasar.

"Jangan seperti itu, jangan pernah berkata seperti itu. Mereka keluarga baik, mereka keluarga yang sangat baik. Jangan pernah bicara seperti itu tentang mereka."

"Ho.oh, disaat seperti ini, kamu masih saja menjunjungnya? Kamu masih tetap membelanya? Wahh hebat ya, didepan orang yang sudah puluhan tahun kau tinggalkan kamu masih bisa berbicara seperti itu? Benar-benar tidak punya hati."

"Maafkan Ibu nak. Semua kesalahan Ibu, jangan pernah menyalahkan mereka, jangan pernah menyalahkan siapa-siapa, semua kesalahan Ibu Nak." Ucap Ibu sambil terisak.

"Itu emang kesalahanmu. Kenapa kamu harus masuk rumah sakit ini? Masih banyak rumah sakit yang lebih baik diluaran sana. Tapi kenapa kamu malah milih rumah sakit ini? Kamu mau menyiksaku? Belum cukup selama ini aku diam? Apa kamu ingin menghancurkanku perlahan?"

"Ya Allah nak, tidak seperti itu. Maafkan Ibu karena membuatmu jadi seperti ini, jangan anggap aku Ibumu. Jangan pernah. Aku ini tidak pantas disebut seorang Ibu." Ibu mulai menangis.

"Jangan pernah menangis didepanku." Balas Yua kasar.

Ibu menutup mulutnya membungkam isakannya. Yua melihat ada darah keluar dari selang infus sang Ibu. Ternyata sang Ibu menarik selang infusnya supaya bisa dekat dengan sang Anak. Yua lalu menggapai alkohol sacetan yang ada dikotak didalam ruangan. Yua menekan bagian tangan sang Ibu yanh berdarah supaya darahnya berhenti. Setelah berhenti Yua memakaikan plester ditangan sang Ibu. Yua mencopot selang nya dan mencabutnya. Yua keluar untuk mengganti selangnya.

Tidak lama kemudian, Yua kembali dengan seorang suster dan melakukan pergantian selangnya sendiri. Suster pun terlihat tidak enak hati melihat Yua mengganti selang infusnya sendirian.

"Dok, biar saya yang mengerjakan." Ucap suster itu.

Yua hanya diam sambil tetap melakukannya sendiri. Ibu memberi kode ke suster untuk keluar. Suster pun mengerti dan segera keluar dari kamar.

Setelah semuanya selesai, Yua membantu sang Ibu ganti baju karena bajunya penuh dengan darah. Yua melakukannya dalam diam. Yua lalu beranjak pergi. Yua kembali lagi melihat sang Ibu, dia masih diam.

"Terima kasih." Ucap Ibu sambil tersenyum.

Yua terduduk sambil memegangi kepalanya pusing. Tiba-tiba Sandra datang dan menubruk Yua. Yua terlihat kaget saat dia melihat keluar, ternyata ada Nevand disana. Nevand tersenyum kearah Yua.

"Aku tahu, kamu bakal njenguk Mama. Terima kasih ya." Ucap Sandra masih memeluk Yua.

Nevand dan Ibu tersenyum kearah mereka. Yua hanya bisa tertunduk.

Nevand, Sandra dan sang Ibu hanyut dalam percakapan hangat.

"Kalian dari mana?" Tanya Ibu pada Sandra.

Dengan malu-malu Sandra menjawabnya.

"Kita tadi makan malam."

"Wahh senangnya." Goda Ibu.

"Ahh Mama."

Nevand hanya tersenyum canggung, dan Yua hanya terdiam sambil melihat layar hpnya.

"Bagaimana kayaknya kalian balikan lagi?" Goda Ibu lagi.

Nevand terkejut, sementara Sandra langsung malu dan memeluk Mamanya, Yua menghentikan kegiatannya. Nevand lalu melihat kearah Yua. Yua masih terdiam.

"Ahh Mama.. apaan sih malu ah." Ucap Sandra manja.

Nevand hanya memperhatikan kearah Yua. Yua lalu berdiri dan undur diri.

"Aku pulang sekarang." Ucap Yua.

"Terima kasih ya nak, jangan lupa sering-sering kunjungi Ibu disini ya."

Yua masih terdiam, Sandra lalu memeluk Yua lagi dengan sangat erat. Sandra begitu menyayangi Yua.

"Terima kasih ya Yua." Ucap Sandra.

Yua mengangguk dan langsung keluar dari ruangan. Mata Nevand juga mengikuti Yua. Nevand terlihat khawatir dengan Yua. Sandra juga menyadari fokus Nevand bukan untuk dirinya melainkan Yua.

Yua berjalan pelan menuju lorong rumah sakit. Dia menangis ditangga sepi. Dia membungkam mulutnya supaya tidak terdengar suara isakannya. Dia kembali memukuli dadanya yang sangat sesak dengan kejadian tadi. Yua menangis tersedu-sedu.

Ups... sorry.. mungkin ini adalah updetan terakhir saya. Bukan masalah apa-apa, hanya saja saya masih ada kerjaan yang harus saya utamakan. Terima kasih sudah setia membaca.😭😭 tapi ini bukan end nya kok, kalau aku ada waktu aku pasti akan mengupdatenya. Dan aku juga lagi mencari bahan cerita lain untuk next project aku.. terima kasih semuanya selama sebulan lebih ini menemaniku. Terima kasih juga yang sudah memberi love untuk setiap updatetanku. Big ❤ for you..

Confession Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang