Part X "Hari yang baru"

62 8 0
                                    


Weekend pertama mereka setelah satu minggu kemarin sangat melelahkan.

Yani menghabiskan hari dengan sang suami. Terlihat mereka sedang berjalan-jalan bersama-sama sambil bergandengan tangan selayaknya pasangan pada umumnya.

"Kamu jangan terlalu capek, kasihan baby kita." Ucap Elo sambil mengelus perut Yani.

Yani tersenyum dibuatnya.

"Oh ya, ini kan sudah memasuki usia 3 bulan kan? Kenapa kamu gak ngidam?" Tanya Elo lagi.

"Uhm, gak tahu, soalnya semua makanan aku makan, mungkin karena masih segitu dan aku buat gerak terus jadi gak kerasa ngidamnya mungkin." Jawab Yani.

"Tetap saja, kalau kamu pengen sesuatu jangan dipendam, bilang ok." Ucap Elo.

Yani mengangguk senang. Lalu mereka melanjutkan jalan-jalannya dengan saling merangkul.

Sementara Nino menemani Ibu dan Putri untuk berbelanja. Nino membelikan Putri dan Ibu baju baru.

"Gak usah, orang Ibu masih punya banyak. Jangan dibuang-buang uangnya, ditabung." Ucap Ibu.

"Gak apa, ini juga bukan setiap hari. Lagian kemarin aku baru saja dapat bonus, gak apa kan." Balas Nevand sambil mengambil gamis untuk sang Ibu.

Sang Ibu tersenyum dibuatnya. Tiba-tiba putri datang dan mengambil sepatu.

"Kamu mau ini?" Tanya Nino pada Putri manis.

"Aku suka, tapi ini warnanya pink. Sekolah pasti gak mengizinkan." Ucap Putri sedih.

"Ambil saja, buat main dirumah." Ujar Nino manis pada adiknya itu.

Putri pun langsung gembira dibuatnya. Nino langsung menggendong adiknya merayakan kegembiraan sang adik. Dari belakang terlihat Ibu tersenyum puas.

Lalu Nino membayar belanjaan mereka. Dan beberapa kantong plastik berhasil dibawanya.

"Putri, apakah kamu lapar?" Tanya Nevand sambil menggandeng Putri.

"Iya lapar banget." Jawab Putri lucu.

"Mau makan?"

Putri mengangguk setuju.

"Mari kita makan enak-enak." Ucap Nino bersemangat. Begitupun dengan Putri. Sang Ibu hanya mengikuti mereka.

Nanda dan Adit menghabiskan waktunya diberbagai toko. Adit membeli peralatan melukis karena Adit sangat suka melukis.

"Gak usah, buang-buang uang aja, ditabung gih buat kawinan kakak entar." Ucap Adit.

"Hish ni anak, sejak kapan kamu peduli ama kakakmu ini?" Tanya balik Nanda.

"Di kampus ada, gak usah beli." Ujar Adit.

"Itu kan dikampus, ini aku beliin supaya bisa berguna di asrama. Saat kamu bosan kami bisa melukis." Jabar Nanda.

Lalu Nanda membayar seperangkat alat lukis itu. Sekantong alat lukis berhasil didapat.

"Ada lagi yang ingin kamu beli?" Tanay Nanda.

"Udah."

"Mau beli baju gak?"

Adit menatap tajam sang kakak. Seakan mendapat kode dari adiknya, Nanda langsung diam.

"Iya iya, ayok kita makan siang dulu, kakak laper." Ajak Nanda sambil menarik tangan Adit.

Selain itu terlihat Yua memilih menghabiskan waktunya diperpustakaan favoritnya. Terlihat Yua masih asyik dengan buku didepannya dan juga earphone yang menempel tepat dikedua telinganya.

Dan Nevand memilih menghabiskan liburnya dengan tidur seharian dengan kucing peliharaan nya. Pagi sampai sore.

Dan tepat jam 7 malam ke 5 orang ini duduk disebuah restoran dengan masih membawa keluarganya. Mereka sudah saling kenal. Hanya Nevand dan Yua yang tidak membawa keluarganya.

Lalu Nanda membuka percakapan.

"Putri beli apa tadi?" Tanya Nanda pada Putri.

"Beli buanyak. Semuanya baru." Jawab Putri polos.

"Apakah selama ini kakakmu ini membelikanmu barang jelek ya?" Tanya Nanda jail.

"Yak." Protes Nino.

Putri diam berpikir. Semuanya tertawa karena tebakannya benar.

"Enggak. Apaan sih mana mungkin aku membelikan barang second buat adek gua." Ucap Nino membela diri.

"Hahah, lihat Adek lu aja berpikir iya." Sambung Yani. Dan tawa pun kembali pecah.

Lalu Adit tiba-tiba menatap Yua.

"Kak Yua udah punya pacar belum?" Tanya Adit tiba-tiba.

Nanda langsung melotot dibuatnya.

"Emang kenapa?" Tanya balik Yua.

"Kakak tunggu aku 5 tahun lagi, aku akan menjadi laki-laki yang bertanggung jawab dan akan melamar kakak." Ucap Adit serius.

Plakkk tiba-tiba tangan Nino memukul kepala Adit.

"Kenapa Lu kagak sopan gtu ama orang yang lebih tua, minta maaf." Ucap Nino.

"Maafkan aku, aku salah." Ucap Adit sambil membungkukkan kepalanya.

Yua dan semuanya tertawa dibuatnya. Suasana pun sangat pecah saat itu. Suasana kekeluargaan juga sangat kerasa disana.

Confession Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang