Kalau belum play lagunya 'Lee Hi - Breathe' gausah baca:)
Pokoknya lu harus baca sambil dengerin lagu itu. Gue maksa ini loh:))
☕☕☕☕☕
Cinta!
Apa jadinya jika kalian menikah dengan orang yang nggak kalian cinta? Dipaksa menikah? Hanya karena salah tangkap.
Oh! Gue hanya bisa pasrah sama keadaan, pasalnya sekarang gue udah didandanin layaknya putri kerajaan.
"Mbak, tinggalin saya sendiri." Ucap gue dengan suara gemetar, dan kedua tukang rias tersebut pergi dari kamar bos.
Segera gue kunci pintu dan duduk bersandar didekat kaki ranjang.
Rasanya seperti dihujam dengan jarum dibagian ulu hati. Ingin menjerit, tapi seperti tercekik.
Dan akhirnya tetesan air matalah yang menjadi pelampiasan seorang gadis, seperti gue.Gue nangis sekenceng-kencengnya, tanpa gue sadari penampilan gue acak-acakan kembali dengan posisi kaki gue tekuk dan membenamkan wajah disela-selanya.
Suara kenop pintu dari luar menginterupsi gue.
"Tha?! Kamu didalam?" Suara bos.
Gue gak berani jawab, bos udah manggil gue berkali-kali. Sampai akhirnya gue denger suara dobrakan pintu.
Bos ngedobrak pintunya dan langsung lari kearah gue."Atha!? Kamu kenapa?" Bos nyentuh lengan gue.
Gue ngedongak sambil ngisep ingus dan sesenggukan dan nunduk lagi, makin kejer gue nangisnya.
"Tha? Loh kok nangis lagi?" Bos langsung ngebawa gue kepelukannya.
"Bos... harusnya batalin..." Ucap gue disela tangisan.
"Begini Tha, saya jelaskan." Bos ngelepas dekapannya dan mendudukkan gue dipinggir ranjang.
Bos duduk disamping gue, memberi sebuah sapu tangan ke gue, lalu gue ambil dengan ragu-ragu. "Kamu pernah mengalami pilihan yang sulit?" Bos bertanya.
Gue diam memandang bos dengan wajah berantakan gue.
Masih dengan wajah berantakan gue, gue nggak perduli apapun karena yang terpenting gue sama bos nggak jadi tunangan dan masalah ini terselesaikan."Oke, gini aja. Gimana kalau kita buat perjanjian? Semacam simbiosis mutualisme." Bos mengangkat alisnya.
Dengan susah payah gue mencerna setiap ucapan bos, karena gue baru denger bos ngomong panjang lebar kaya gini.
"Saya harus menikah dalam satu bulan ini agar perusahaan keluarga saya tidak bangkrut." Sambung bos lagi, gue kaget dan heran.
Kenapa bisa bangkrut? 'Kan bisa minta bantuan sama perusahaan lain.
"Ke-kenapa harus menikah de-dengan saya?" Tanya gue dengan suara gemetar.
"Karena mamih lebih percaya sama kamu, pokoknya mamih gak ngebolehin saya nikah kecuali sama kamu." Jelas bos.
Ngeri banget nyonya besar:") jangan-jangan pas gue jadi menantunya disuruh bikin cucu 11 lagi😨 hiiihhh. Eh kok jadi menantu sih?
"Ta-tapi saya..."
Bos meluk gue lagi, dengan ragu gue melingkarkan tangan gue.
"Saya tahu bagaimana perasaan kamu. Menangislah."
Gue hanya bisa menangis dan diam. Perempuan mana yang nggak lemah kalau dia dikasih tempat untuk menangis?
Semakin gue peluk bos, semakin gue terisak.