[Q]

5.7K 509 10
                                    

Jujur!

Mungkin itulah yang ada dipikiran gue sekarang. Bagaimana berkata jujur dengan semua orang yang telah gue bohongi sejauh ini.

Gue merasa nggak enak dengan keluarga bos dan juga mama apalagi Guanlin.

Haruskah gue jujur dan mengakhiri semuanya?

Jikalau gw harus meninggalkan bos dan keluarganya gue udah siap, tapi gue tetap saja merasa tidak enak dengan mereka, terlebih mami yang sudah sangat menganggap gue seperti putrinya sendiri.

"Mbak? Udah sembuh?" Tanya Guanlin sambil mengucek matanya saat gw sedang melamun disamping bangsal rawatnya.

"Eh? Udah, gue udah keluar kok kemaren sore." Jawab gue yang membuat Guanlin memandang gue sendu.

"Mbak..." Ucap Guanlin sambil menggenggam tangan gue. "Kalau mbak gak nyaman sama dia mbak bilang aja, jangan terlalu maksain perasaan mbak. Gue tau mbak gak suka 'kan sama dia?"

"Gue mohon! Pikirin kebahagiaan mbak, pikirin diri mbak dulu! Jangan terlalu mikirin gue, gue udah tinggal sama mama dan suami barunya kok. Jadi mbak gak perlu khawatir lagi sama gue." Tambahnya yang membuat pelupuk mata gue memanas, dengan segala cara gue menahannya agar tidak jatuh.

"Mbak?" Guanlin membuyarkan lamunan gue dan seketika air mata yang sedari tadi gue tahan lepas juga.

Gue tarik nafas panjang dan mengeluarkannya melalui mulut dan mengusap air mata.

Gue tarik nafas panjang dan mengeluarkannya melalui mulut dan mengusap air mata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Mbak... kok nangis sih! Jangan nangis dong! Gue cuma ngasih masukan aja kok." Ucap Guanlin sambil menguusap air mata gue.

"Mungkin bener kata lo, dek. Gue mesti mikirin kebahagiaan gue untuk saat ini. Tapi gue juga butuh materi, dan nggak mungkin juga gue terus-terusan bertingkah konyol kayak gini." Ucap gue dengan satu tarikan nafas, dan isakan gue semakin mengeras setelahnya.

"Tapi jangan nangis! Gue gak suka ya lihat air mata lo! Pergi aja lo dari sini! Gausah jagain gue lagi!" Ucapnya sambil menarik tangannya yang mengusap-usap rambut gue.

"Kelewatan banget sih lo!" Ucap gue sambil memukul lengan Guanlin pelan, lalu menelungkupkan wajah gue kekasur rawatnya.

"Ingus lo diselimut gue semua anjir!" Decaknya kesal.

Bodo ya dek:"")
















☕☕☕☕☕















19.26

Akhirnya gue pulang kerumah, rumah bos. Gak ada orang sama sekali disini.

Mami dan papi pergi ke Hawaii selama 3 hari untuk pekerjaan mereka. Sheila masih setia menunggu Guanlin dirumah sakit. Meski gue dan mama pun menyuruhnya pulang, tetap saja sifat keras kepalanya mengalahkan permintaan gue dan mama untuk pulang.

PERSONAL ASSISTANT 💢 ZYX ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang