Sesuai janji, gue nemuin Mama di kafe dekat rumah bos. Suapaya pulangnya gampang nyari kendaraan. Gue lihat Guanlin baru datang dari arah pintu dan langsung duduk depan gue.
"Kenapa si mbak? Ngajak ketemu? Kangen?" Sekedar mengingatkan, terlalu percaya diri itu tidak baik, readerskuh:')
"Ngapain kangen sama kaleng biskuit keg lu!" Dengus gue cepat.
"Ngelak lagi lo! Udah gajian ya, mbak? Mau traktir nih pasti!" Ucapnya semangat pada kalimat kedua hingga akhir.
"Lu pesen aja, tapi jangan kebanyakan! Uang gue pas-pasan." Jawab gue sambil bisik.
"Yeehhh, kere anjir." Dumelnya, gue mah masa bodo sama Kong Guan satu ini.
"Mbak! Pesen!" Teriaknya pada pelayan kafe, lalu memesan makanan.
Sambil menunggu makanan datang, gue masih pantengin kearah pintu dan ngecek ponsel gue.
Udah hampir 45 menit gue disini, sampai makanan mau habis, mama belum juga datang.
"Lama banget, sih!" Gumam gue sambil lihat jam tangan.
Damn! 21.48
Udah larut banget ternyata! Oke! Kalau sampai pukul 22.00 mama belum datang, gue pulang.
"Kenyang nih, pulang yok." Ajak Guanlin.
"Bentar, Guan. Masih nunggu seseorang nih." Tahan gue ke Guanlin.
"Siapa lagi?ㅡLoh? Bang Zi?! Jadi ini yang lu tungguin, mbak?!" Goda Guanlin sambil nyikut lengan gue.
Gue nengok kekanan ternyata udah ada Tao yang berdiri disamping gue dan senyum.
"Eh? Panda! Ngapain disini?" Tanya gue.
Dia duduk disamping gue dan langsung menyedot minuman gue.
"Eh, itukanㅡ"
"Nyokap lo gak bisa datang, Al. Dia nitip ini buat kalian." Ucap Tao pada akhirnya sambil mengeluarkan kertas dari saku jaketnya.
"Apa nih?" Guanlin langsung menyerobotnya dari meja dan membukanya.
"Kenapa? Kenapa mama gak mau datang?!" Tanya gue kearah Tao dengan suara bergetar.
"Gue gak tau, Al. Katanya ada urusan." Jawab Tao sambil ,menunduk.
"Gak! Bagus dia gak kesini! Udah gak tahan gue!" Sentak Guanlin dan berdiri dari duduknya. "Bang! Jagain mbak! Gue ada urusan!" Ucap Guanlin, lalu berlalu dari kafe.
"Jangan balapan mulu, lo!" Teriak Tao, dan Guanlin hanya acuh.
Gue udah gak bisa nahan tangis gue lagi dan pecah pada saat itu juga.
"Eh? Al... jangan nagis dong? Udah, ya. Guanlin lagi kebawa emosi mungkin." Tao ngebawa gue kepelukannya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.