Gue masih jadi asisten bos kok kalo kalian mau tau. Masih terlibat atasan dan bawahan kok.
Sekarang gue ada di caffe dekat rumah bos sama Tao. Dia smepet kaget sih pas gue cerita ke dia kalo gue terikat kontrak sama bos.
"Lo kalo butuh uang 'kan tinggal minta nyokap lo atau ngomong sama gue, Al. Gak perlu ngorbanin diri lo keg gini tau gak!!!" Tao agak meninggikan suaranya.
"G-Gue gak mau ngerepotin mama, Zi. Lo kan tau kalo hubungan gue sama mereka lagi gak bagus." Jawab gue sambil menundukkan kepala.
"Orang tua mana yang tega ngebiarin anaknya terlantar sih, Al? Lo tau gak? Saat lo pergi dari rumah waktu itu mama lo selalu nanyain dimana keberadaan lo ke gue. Si Guan juga gak ada pulang kerumah sama sekali sampe sekarang kata mama lo." Jelas Tao panjang lebar.
"Iya, tapi gue gak bisa nerima kalo mama nikah lagi, Zi. Gue gak siap buat manggil 'papa' ke orang lain selain papa gue." Gue mengusap air mata gue dengan punggung tangan.
Tao genggam tangan kiri gue yang ada diatas meja dan otomatis gue ngeliat dia. "Al... mama lo butuh pasangan, mungkin dia kesepian hidup sendiri. Jadi sebaiknya lo sama Guanlin belajar nerima kehadiran suaminya." Tangelus tangan gue.
Gue narik nafas dan mengeluarkannya. "Kalo itu pilihan terbaik mama, gue akan belajar menerimanya." Gue senyum ke Tao.
"Naah... gitu dong lo. Senyum dari tadi!" Tao ngacak rambut gue.
Gue bisa ngeliat sirat kecewa dimata dia waktu gue ngomong kalo bakalan nikah sama bos gue, tapi cuma kontrak.
Dia marah pas gue ngomong nikahnya cuman kontrak.
Emang sih nikah itu sakral, tapi kalo saat ini lo diposisi gue, lo bakal ambil perjanjian dari bos lo yang menggiurkan itu.
Sebenarnya gue mikir-mikir, gimana nasib first love sekaligus first kiss gue didepan gue sekarang.
"Zi, maafin gue ya." Ucap gue dengan suara tercekat.
"Kenapa si, Al? Lo tuh gak salah! Udah ah, ikut gue yuk!" Dia berdiri dan narik tangan gue keluar dari caffe.
"Kita mau kemana sih, Zi?" Tanya gue heran.
"Ke tempat yang tenang." Jawab dia sambil fokus kejalan.
Gue agak ngeri sama kata-katanya. Tempat yang tenang?
30 menit perjalanan akhirnya kita sampai.
Tempatnya beneran tenang 😇
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Gimana? Bagus gak?" Tanya Tao.
Gue ngangguk dan melihat kearah gedung-gedung pencakar langit didepan gue ini dan merentangkan kedua tangan gue, menutup kedua mata gue dan merasakan setiap hembusan angin yang menerpa setiap inchi kulit gue.