Haechan memasuki kamar hotelnya dan Mark. Mereka akan menginap di sini sebelum kembali lagi ke dorm besok dan akan mengadakan showcase minggu depan.
Haechan lelah, itu pasti. Tapi karena ini untuk comeback mereka iya bahagia.
Bukan hanya karena mereka akan comeback tapi juga karena Nana sudah kembali. Dan tidak ada yang lebih melegakan selain melihat para member bahagia.
"Haechan-ah." sebuah suara husky memanggilnya.
"Hmm, wae?" Haechan berbalik.
Bukan jawaban yang ia dapat tapi sebuah rengkuhan lemas dan kepala yang bersandar pada bahu kirinya.
Haechan tersenyum maklum. Lalu membalas rengkuhan Mark sesekali mengusap punggung tertua NCT DREAM itu.
Sebuah helaan nafas berat ia rasakan di ceruk lehernya.
"Aku bahagia Haechan-ah. Sangat. Tapi rasanya tubuhku akan segera hancur jika terus begini." Well, mungkin siapapun tahu Mark seperti apa jika di atas panggung atau saat menatap kamera.
Ceria.
Kuat.
Dan sangat ambisius. Tapi inilah sisi seorang Mark Lee yang juga bisa membuat Haechan Menghilangkan sifat jahilnya.
"Kau yang terbaik hyung, siapapun tahu itu." Semua orang, bahkan para Sunbae mereka di Agensi tau.
"Aku rindu mama." Dan bahu Haechan mulai basah.
Haechan mengeratkan pelukannya tak henti hentinya mengusap punggung bergetar Mark, berharap itu bisa mengembalikan semangat hyung kesayangannya.
"Kita telepon Mama saja bagaimana?" Haechan melepaskan pelukan Mark dan mengusap air matanya dengan ibu jari.
"Tidak, aku tidak ingin membuat mereka khawatir."
"Lalu apa maumu."Haechan merengut. Mark kembali merengkuh Haechan sebagai jawaban.
"Ini. Aku hanya butuh ini."
Haechan menghela nafas. Entah harus ia apakan hyung kesayangannya ini.
"Tapi kita harus mandi, dan kau masih harus meeting dengan manager hyung."
"Aku sudah tidak ingin kemanapun. Suruh Jeno saja yang pergi."
Haechan setuju saja dengan apa yang Mark inginkan tapi nada bicaranya sejak tadi membuatnya, entahlah ia harus gemas atau malah geli. Johnny hyung tidak akan berhenti meledekinya jika tau Mark menggunakan nada cute saat bicara.
"Yasudah tidak usah meeting. Tapi kita tetap harus mandi. Siapa yang mau lebih dulu?"
Bagaimana bisa mandi, pelukan mereka saja belum terlepas sejak tadi.
"Mandi bersama saja." Mark berkata dengan entengnya, tak lupa senyum jahil Mark yang pastinya tak bisa Haechan lihat."Yak." Haechan mendorong Mark dan menatapnya sebal.
Mark terkekeh melihat tampang sebal Haechan. Haechan melewatinya.
"Ayolah kau tidak mau menghiburku?"
Haechan berbalik, ia tau 'menghibur' itu artinya apa.
"Tidak. Akan. Pernah." lalu menghilang di balik pintu kamar mandi.
Mark terpingkal hingga berguling di kasur. Ayolah ia hanya bercanda. Tenaganya saja tidak cukup untuk pergi keluar kamar ini apalagi melakukan 'itu'.
"Hahh." Melakukan hal apapun bersama Haechan memang bisa mengembalikan segalanya.
Ia bahkan sampai memaksa Renjun untuk bertukar tempat dengannya yang seharusnya sekamar dengan Chenle hanya untuk mendapatkan chargernya.
Mark bangkit menuju pintu kamar mandi.
"Haechan-ah."
"...."
"Biarkan aku masuk."
"TIDAK!"
"Kenapa? Akan lebih cepat jika kita mandi di satu waktu."
"Aku tau apa yang ada di otakmu Lee mesum sialan."
pintu terbuka, Haechan menatap tajam laki-laki yang tersenyum bodoh di hadapannya.
"Cepat bersihkan dirimu!" Haechan menjauh dari pintu kamar mandi dan duduk di ranjangnya.
"Kau tidak ingin mandi lagi."
"MUSNAH SAJA KAU." Saat sebuah bantal melayang menuju tempat Mark berada pintu kamar mandi telah tertutup.
Tak seberapa lama sepertinya Mark menghabiskan waktu di kamar mandi. hanya berendam dan sempat tertidur sebentar. Pria Lee itu mendapati Haechan sudah tertidur dengn sangat pulas.
Mark menghela nafas, hari ini memang sangat berat karena ia dan Haechan baru saja sampai saat sebelum fajar dan syuting sampai larut.
Mark berbaring menghadap teman sekamarnnya, merapihkan helaian yang menutupi wajah manis itu, tersenyum, lalu merengkuh tubuh yang lebih berisi darinya itu untuk ikut ke alam mimpi.
hangat
...
...
...
"Kau yakin ingin membangunkan mereka?" __ Chenle
"Kita bisa terlambat sampai Seoul." __ Jisung
"Tapi mereka imut sekali." __ Renjun, ponselnya setia memotret keduanya yang masih pulas.
"YAK!!." Haechan berjengit, begitu pun Mark yang masih memeluknya. Jika kalian ingin tahu, itu Jeno yang sepertinya kesabaranya hampir habis saat teman-temannya masih berdebat tadi.
"Kau berani meneriaki ku, Jeno Lee." Mark mendengus sebal.
"Kita akan ketinggalan pesawat jika kau masih bergelung di sini, Mark Lee."
"Sudahlah Jeno-ya." Jaemin mengelus punggung Jeno yang sudah naik pitam.
"Yasudah ayo pergi." Haechan bangkit dan membereskan barangnya.
"Tanpa mandi?"
"Memangnya kita pernah mandi saat pulang ke Seoul?"
"Tidak."
FIN
VOMMENT YOOH
KAMU SEDANG MEMBACA
NCT + ONESHOOT✔
FanficKumpulan oneshoot couple NCT Bucin-Bucin berhadiah ⚠YAOI AREA⚠ ⛔15+ cuz I put many kiss in every story⛔