Taruhan -- HenXiao/HenJun

1.9K 202 32
                                    

Chapter ini lajutan dari Bestfriend











Enjoy





























Daejun tengah mengaduk sup makan siangnya saat tiba-tiba saja bahunya terasa berat.

"Hei." Itu Hendery, pria itu menopangkan dagunya di bahu sempit Daejun.

"Ada apa." Daejun membalasnya datar, yang jujur ia masih sangat malu bila bertemu Hendery sejak kejadian seminggu yang lalu itu. Saat ia berlari dan menangis di pelukan bocah itu seperti sebuah film drama, saat Hendery menciumnya yang kalau boleh jujur kupu-kupu selalu beterbangan di perutnya sampai ia mual setiap kali mengingat hal itu.

"Tidak semangat sekali, apa kau sakit?" Hendery beralih menempatkan bokongnya di kursi sebelah Daejun a.k.a kekasihnya menatap Khawatir si mungil bermata tajam itu.

Yap, mereka resmi menjadi sepasang kekasih sejak kejadian di bawah pohon kesemek minggu lalu itu.

"Tidak, aku baik-baik saja." Lalu pipi tirusnya merona. Hendery mengerutkan dahinya dan tersenyum.

"Apa kau masih memikirknnya?"

"Tidak."

"Lalu? Kau mau lagi?" Hendery sudah meraih kepala Daejun agar menoleh padanya, tapi usahanya gagal merasakan bibir tipis itu karna Daejun mendorong dadanya menjauh.

"Kau gila." Daejun melotot karena perlakuan nekat Hendery. "Ini Disekolah." Ia rendahkan suaranya menyadari beberapa orang menoleh pada mereka.

"Jadi kalau bukan di sekolah aku boleh melakukannya?" Hendery menaik turunkan kedua alisnya, menggoda Daejun sampa wajahnya pria manis itu merah padam adalah salah satu kegiatan favoritnya.

"Tidak." Hendery memajukan bibirnya memasang ekspresi sedih mendengan penolakan dari pria mugilnya -walau tinggi mereka berbedah tidak lebih dari lima centi, mungkin kurang.

"Kau mau apa?"

"Aku mau kita taruhan."

"Taruhan apalagi? Kau kan selau kalah setiap taruhan denganku." Kekasihnya ini memang terlalu kalem dan terkesan tak acuh hanya pada seorang Hendery, entah kenapa.

"Dengarkan dulu, kali ini aku yakin akan menang." Hendery mengangkat dagunya tanpa sadar, memperlihatkan gestur percaya diri yang berlebihan.

"Apa?" Daejun memutar posisinya agar bertatapan dengan bocah berdagu lancip itu. Merasa tertarik dengan apa yang ingin Hendery bicarakan.

"Siapapun yang mendapat peringkat satu semester ini, harus di ikuti tujuh kemauannya."

Mata kucing Daejun membola.

"Hah? Peringkat satu? dan juga, Tujuh kemauan? Kau sudah merencanakannya kan?" Daejun gelagapan. Jika taruhan mereka adalah soal peringkat ia pasti kalah, peringkatnya tidak pernah berubah dari tiga atau empat. Sedangkan Hendery selalu jadi yang pertama sejak tahun ajaran baru musim panas lalu.

Pria Macau itu mengangguk antusias, meng-iyakan semua pertanyaan Daejun dengan satu isyarat -Hendery memang sudah merencanakannya dan ia yakin kali ini ia akan menang, hehe.

Daejun ingin menolak, tapi saat ia berpikir nilainya turun sedikit banyak di pengaruhi Lucas juga kan. Tapi sekarang ia sudah tidak menjadi kekasih Lucas lagi. Yang mengajaknya taruhan juga kekasih barunya.

Hendery tidak mungkin se-jahat dan se jahil saat mereka masih bersahabat kan? -Daejun berharap begitu.

Daejun memikirkan tentang taruhan Hendery cukup lama, sampai bel tanda istirahat berakhir berbunyi.

NCT + ONESHOOT✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang