Another level - NCT/Wayv Mafia Ver II

641 38 0
                                    


Saat bel istirahat berbunyi semua murid menghela nafas karena akhirnya mereka bisa sedikit relaks dan makan. Dejun membereskan beberapa bukunya ke dalam laci mejanya saat ia merasakan sebuah tangan tertopang di atas mejanya.

"Hei Dejun."

"Ya?" Dejun berkedip dan menyiapkan ekspresinya lalu mendongak menatap Hendery.

"Apa kau sudah punya seseorang yang mengajakmu berkeliling?" Dari ekor matanya ucapan Hendery tadi membuat beberapa gadis di depan kelasnya mundur teratur dan pergi, sepertinya mereka kalah cepat.

Dejun melirik Haechan yang juga sedang memperhatikannya, bocah itu mendengus geli setelah mendengar ucapan Hendery. Sepertinya Dejun selangkah lebih maju darinya.

"Belum."

"Kalau begitu, mau ku pandu?" Haechan mengangkat sebelah alisnya tanpa sadar mendengar percakapan itu, suara Dejun yang terkesan sok manis bahkan membuatnya merasa geli.

"Boleh." Dejun beranjak dan mengikuti Hendery dari belakang, lalu saat ia menoleh lagi pada Haechan dan melihatnya berbicara tanpa suara

'You slut'

'Fuck you' Balas Dejun karena ejekan itu dan kembali mengikuti Hendery sampai keduanya keluar dan menghilang dari sana.

"Hai" Haechan berbalik dan berhadapa dengan satu-satunya manusia lain di kelasnya sekarang.

"Oh, hai" Mark tersenyum canggung menanggapi sapaan ceria itu. Yep, ternyata data dari Doyoung hyung benar, bocah ini kaku sekali.

"Aku Haechan siapa namamu?"

"Aku Mark." Haechan manggut-manggut.

"Kau tida ke kantin?"

"Tidak."

"Kenapa? Tapi aku lapar bagaimana jika kau mengantarku, aku belum tau seluk-beluk sekolah besar ini. Bagaimana?" Haechan memberondong pertanyaan sekaligus dan menarik Mark pergi dari sana tanpa membiarkan anak itu menolak sedikit pun.

...................................

Saat bel istirahat berbunyi Renjun berusaha untuk tidak mendengarkan omelan Yangyang saat bocah itu terus menyuruhnya keluar untuk mempersiapkan rencana mereka, karena kursinya mendadak penuh oleh teman sekelasnya.

Renjun tersenyum manis dan menjabat tangan teman kelasnya bergantian juga menjawab beberapa pertanyaan para gadis tentang rumornya yang bersaudara dengan Chenle dan Dejun.

"Renjun-ah apa kau mau ku ajak berkeliling?" Salah seorang gadis di sana menawarinya, belum sempat ia menjawab bahunya terasa berat di kedua sisi seperti ada orang yang merangkulnya.

"Biarkan ketua dan wakil ketua kelas yang mengurusnya." Renjun mendengar Yangyang memeking nyaring dan juga hampir membuatnya menyeringai saat mendengar suara itu.

'Terberkatilah hidungku'

Kedua orang di belakangnya ini memliki wangi yang sangat berbeda tapi keduanya tercium halus membuat bibirnya kering seketika.

"Aaah, ayolah Jeno-ya biar aku saja tidak apa kok." Gadis itu merengut kecewa.

"Tidak tidak tidak, kami yang bertanggung jawab mengantarnya. Kalian bisa makan siang sekarang." Jaemin mengibaskan tangannya mengusir orang-orang itu dari Renjun.

"Mari, kami antar."

"Be carefull with yourself."

"Sure." Renjun bergumam membalas peringatan itu.

"Jadi, tempat mana yang ingin kau datangi lebih dulu?" Jaemin menanyakan itu dengan sesekali menoleh padanya dan menyapa beberapa orang di koridor menampilkan senyum ramah.

"Apakah ada tempat-tempat sepi di sekolah ini?" Tanya Renjun langsung ke intinya. Jeno mengernyitkan keningnya lalu beradu pandang dengan Jaemin yang juga kelihatan bingun.

"Kenapa kau menanyakan itu?"

"Tidak ada, aku hanya suka menyendiri dan tidak terlalu nyaman dengan keramaian."

"Eiiyyy tidak tidak tidak, makhluk manis sepertimu tidak boleh sendirian di manapun, bisa saja kan monster mengerikan menculikmu." Renjun merasakan telinganya sedikit sakit berkat suara tawa Yangyang di sana.

'Orang yang kau sebut manis adalah satu-satunya monster yang paling berbahaya tuan.' Kalimat itu hampir membuat Renjun sendiri terbahak jika tidak ingat kedua bocah itu bisa saja curiga dengan gesture anehnya.

"Tidak ada monster di dunia ini." Protes Jeno.

"Ada, kau dan nafsu bitangamu salah satunya."

"Yak, sialan awas saja kau Jung Jaemin." Kedua bocah itu berakhir meninggalkan Renjun di koridor yang ramai. Membuat Renjun berbalik menuju atap dan mempersiapkan awal rencana mereka.

seperti yang Doyoung hyung katakan, dua bocah itu sangat mudah untuk teralihkan perhatiannya.

.......................................

Chenle menopang dagunya dengan kedua tangan, sejak tadi ia memaksakan diri terus menempel pada Jisung entah bergelayut di lengan bocah itu saat perjalanan mereka menuju kantin atau terus mengoceh tentang cerita bohong dirinya bisa berada di sekolah ini.

Mengabaika tatapan para pemuja Jisung yang ia tahu sangat banyak itu.

Bocah itu sendiri beberapa kali bergerak risih namun tetap membiarkan Chenle menempelinya.

"Kau yakin tidak mau mengenalku lebih lagi?"

"Kau sudah menceritakan semuanya padaku Chenle-ya." Jisung terfokus pada makanannya mengabaikan Chenle dengan semua ocehan berisiknya.

"Apa aku boleh tanya sesuatu?"
"Hm?" Jisung bergumam dan mendongak.

"Kenapa kau membiarkanku dekat denganmu?" Jisung menaruh perhatiannya sepenuhnya pada bocah mungil berambut orange itu.

"Entahlah, mungkin karena tidak ada yang seterus terang dirimu menempel padaku." Jisung mengedikkan bahunya acuh.

"Benarkah, tapi ku lihat kau punya banyak penggemar, saat kita berjalan menuju kemari saja banyak pasang mata yang menatapku seolah akan membunuhku."

'Kau yang mungkin akan membunuh mereka Chenle ya.' Ucapan Jungwoo di sana membuatnnya tersenyum simpul.

"Merekatidak mendekat jadi biarkan saja."




part 2 nya aku taro di sini lagi

gak tau otakku random jadi belum kepikiran lagi mau di apain, aku taro disini biar gk ilang lagi aja nanti.

sekalipun aku tahu pasti udah pada lupa sama draftnya soalnya kayak udah mau dua thn yg lalu gk sih wkwkwkwk

anyway thanks for reading

I hope you guys like it

NCT + ONESHOOT✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang