CORVIN ACADEMY - All Nct Couple

2.6K 112 2
                                    

Terletak jauh di pedalaman hutan Teresia terdapat sebuah sekolah sihir yang berdiri kokoh dan megah. Sekolah yang memiliki 17 menara dan dua gedung yang di pisahkan sebuah jembatan. Jembatan itu memisahkan antara kastil sekolah dan kastil asrama para muridnya.

Corvin Academy adalah nama sekolah sihir itu, sekolah sihir dengan murid dari seluruh dunia. Mereka semua berkumpul di sini selama tujuh tahun, sebagai seorang murid dalam akademi sihir, yang dengan tujuan pasti untuk melahirkan para penyihir yang dapat mempertahankan kaumnya dari dan tidak terjerumus dalam sihir hitam atau yang lainnya.





Aku tidak akan menceritakan sejarah detilnya.

percayalah



"Jay."

"Hmm."

"You really want to escape from that exam?"

"Ya, tapi aku bukan pengecut karena bukan ujian itu yang ku takutkan."

"Lalu apa?"

"Look Mark. Aku yakin kau sudah pasti tahu jawabannya dengan pasti." Mark Memutar bola matanya malas. Come on, alasan klise ini lagi.

"Taeyong sunbaenim tidak akan bisa menyerap lust Maker  pasifmu itu Jung Jaehyun." Seriously, Mark tidak percaya Jika hanya karena senior mereka itu Jaehyun rela tidak ikut ujian yang sangat penting bagi kelulusan mereka.

"Memang bukan dia yang akan menyerapnya, tapi aku yang akan lepas kendali karena dia." Jaehyun menatap kosong ke arah sup labunya yang sudah hampir dingin. Sungguh ia sudah berusaha sekuat tenaga dan mencari cara apapun yang dia bisa untuk mengatasi hal ini, tapi ibunya sendiri pun tidak tahu apa yang harus ia lakukan.

Kedua sahabat itu tengah menikmat makan siang mereka setelah kelas Herbiologi  yang melelahkan mereka harus mencari kacang loncat di kebun yang pastinya sangat menjengkelkan, karena kacang itu tidak bisa diam sama sekali.

"Jay, come on aku tidak mau sendiri di ujian itu, kau tahu kan ujian ini sangat berarti untuk para tingkat enam seperti kita." Mark tidak menyerah membujuk Jaehyun untuk hal satu ini. Mereka harus menghadapu dan harus bertiga di manapun dan apapun situasinya, itu tekad dan janjinya juga Jaehyun dan Jeno sejak awal mereka masuk sekolah sihir ini.

"Aku janji, jika kita menemuinya di sana nanti aku akan mengalirkan perisai yang sangat tebal agar kau tidak lepas kendali, yah. Ayolah ... jeball." Mark menarik-narik lengan baju Jaehyun agar bocah itu mau menurutinya.                                                                                              

"Tapi kau tahu perisai itu tidak mempan padaku selama aku masih bisa berfikir." Jaehyun juga sudah sangat putus asa jika bisa di bilang.

"Bukan padamu tapi pada Taeyong sunbaenim. Setebal tembok sekolah kita sekalipun perisaiku atau perisai penyihir manapun tidak akan mempan padamu."

"Ayolah Jay, apa kau tidak sayang padaku." Mark mengedipkan matanya dengan tampang sok imut.

"ihh, menjau dariku menjijikan." Jaehyun mendorong kepala Mark menjauh dari bahunya.



kita tinggalkan dua sahabat gila itu

"Ten tahun ini kau ikut ujian itu lagi?" Seseorang yang baru saja menempatkan bokongnya di samping namja manis yang sibuk dengan buku sejarah sihir yang sangat tebal dan besar di hadapannya.

"Tentu aku ikut, aku satu tim denganmu tahun lalu, Bunny." Kim Doyoung, anak yang di panggil Bunny itu mendengus.

"Aku ingin kabur saja rasanya. Kenapa malah tim pemenang sih yang harus ikut lagi di ujian itu. Kenapa tidak mereka yang gagal saja yang ikut ujian itu lagi?" Ten tidak menanggapi keluhan Doyoung sama sekali.

"Diamlah, ini di perpustakaan bukan common room." Ten melirik sekilas pada Doyoung sebelum kembali mengerjakan makalahnya.

"Lagipula. Kau bisa berdekatan dengan pria bulanmu itu lagi jika ikut ujian ini." Ten berkata santai, Doyoung mendengus tapi wajahnya memerah.

"Kau tahu, ia bahkan tidak melihatku setelah ujian itu berakhir. Sekalipun kami satu kelas dan bahkan sering berpapasan di koridor tetap saja." Doyoung menghempaskan kepalanya ke sandaran kursi dan menatap langit-langin perpustakaan.

" Begitulah sifat PureBlood  Doyoung. Mereka hanya akan menganggap sesuatu itu penting menurut diri mereka sendiri."

"Hah, sudahlah berhenti membicarakan pria itu. Dan sebaiknya kau bantu aku, sejarah ilmu hitam ini membuatku gila." Ten mengacak rambutnya frustasi.

Doyoung menggeser duduknya merapat pada Ten dan mulai membantu sahabatnya itu.

Tanpa mereka sadari ada seseorang yang sejak tadi memperhatikan dan mendengar semua yang mereka bicaraka.

"Seriously dude, kau masih melakukan hal ini." Johnny menangkap basah Taeil tengah menguping pembicaraan –untuk kesekiankalinya— bersedekap dan menatap sahabatnya dengan tampang hampir bosan.

"Kenapa tidak kau kejar dia katakan jika kau menyukainnya." Johnny memberikan saran yang sama hampir seribu kali pada bocah bulan ini.

"Aku ingin John, tapi tidak bisa karena..."

"Keluargamu." Johnny menukas kalimat Taeil.

"..."

"Look dude, kau bahkan tidak benar-benar berasal dari keluarga itu."

"Yeah, tapi aku lahir dari sperma kepala keluarga sialan itu."

Johnny menghela nafas dan mengedikkan bahu. Entahlah, perbedaan Pure, half, dan Mud selalu jadi masalah bagi keluarga Moon yang tergolong keluarga bangsawan di dunia sihir. Persetan, bahkan kepala keluarga mereka saja berani menghamili seorang mutan dan melahirkan Taeil. Sekalipun sampai sekarang tidak ada yang tahu tentang hal itu selain Johnny. Karena Taeil dan Johnny sudah berteman bahkan sebelum mereka masuk ke sekolah ini.





Baiklah, biarkan mereka yang saling memendam sampai takdir yang berbicara, hihi.

"Yak! Haechan berhenti menghancurkan kamar ini dengan telekinesismu." Jaemin memekik nyaring pada temannya yang sedang menerbangkan lentera, lilin, buku, gulungan perkamen, gelas, pisau, bahkan tongkat sihirnya dengan tangan kosong. Pelakunya sedang berbaring dan menengadahkan tangannya agar benda-benda itu tetap mengambang di udara.

"Aku bosan Nana-ya."

"Jika kau bosan lakuanlah hal yang sedikit berguna, bukan menghancurkan kamar kita seperti ini."

"Aku lelah seka—." Seseorang berhenti di ambang pintu yang baru saja ia buka. Mematung dengan tampang shock melihat kamarnya.

"LEE HAECAAAAAAAAN." Itu Jungkook penanggung jawab kamar mereka berisikan delapan orang yang saat ini sudah seperti kapal hancur karena ulah Haechan dan kekuatannya.

Sang pelaku hanya tersenyum bodoh pada Jungkook, yang wajahnya sudah memerah oleh amarah.

"Bersihkan kamar ini sekarang atau aku akan memindahkamu ke kamar Hanbin Sunbae." Jungkook yang sudah sangat lelah menjadi semakin lelah bercampur stres melihat kamarnya.

"JANGAN HYUNG! Baiklah-baiklah aku akan membereskannya." Haechan memejamkan matanya, menarik nafas dan benda-benda yang berserakan itu mulai melayang di udara. Mengambang, lalu terbang ke tempat asalnya.

Itulah salah satu keuntungan para pengendali telekinesis memudahkan mereka menggerakkan banyak benda dalam satu waktu yang masih lebih baik di bandingkan dengan menggunakan tongkat sihir.

Setelahnya Haechan kembali tersenyum bodoh.

"Hehehe.."

"Sekali lagi kau melakukannya, aku akan langsung mengeluarkamnu." Ancam Jungkook yang langsung berbaring di tempat tidurnya.

"Sebaiknya kita pergi Chan-ah." Haechan mengikuri Jaemin yang berjalan keluar kamar. Meninggalkan Jungkook terlelap sendirian.











END/TBC



Hola~hola~

Ini intro aja hehe, worknya udah aku bikin tersendiri jadi silahkan baca di situ okay

NCT + ONESHOOT✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang