Another Level (Spoiler)- Wayv/NCT

1.1K 76 5
                                    

Johnny mengerutkan keningnya saat merasakan suasana aneh di sekitarnya, matanya tertutup seperti ada sebuah kain yang mengikatnya. Juga ujung-ujung jarinya terasa ngilu karena terikat menggantung di atas kepalanya.

Ia mencium bau anggur dan alkohol tapi tidak tau tubuhnya sekarang ada di mana.

"Siapapun kau, lepaskan aku!" Perintahnya. Tidak ada sahutan, tapi penutup matanya di buka. Dan menampilkan sebuah layar televisi dengan Mark terikat di kursi di dalam gudang entah di mana, sama sepertinya.

"Mark."

"Dad, please stop this.... its hurts." Johnny mendengar anak itu menangis, kemeja sekolahnya robek di mana-mana dengan banyak luka sayatan di tubuhnya.

"What've you done to my son?" Ia menatap nyalang pada seseorang bertopeng elang di sana, wajah itu tidak terganggu sama sekali dengan nada intimidatif Johnny.

"Not much, just give him a good lesson cause he so loud." Ten melihat kuku-kuku jarinya sebelum menatap Johnny dengan tampang datar.

"What do you want?" rambut rapi beberapa jam lalu itu sudah berantakan dengan keringat membasahi hampir seluruh wajahnya. Ten menyentuh dagu lancip pengusaha tampan itu sehingga mereka berdua bertatapan. Wajah cantik di balik topeng elang itu tersenyum, sepertinya sedikit bermain-main dengan pria tampan ini tidak buruk juga.

"Give me the password and I release him."

"I Don't know what are you talking about?"

"Ck ck ck, wrong answer." Ten menarik whips yang tergeletak di sampingnya, berjalan mengitari Johnny dan mengayunkannnya.

CTARR

"Akh." Tidak ada ruam merah, karena aliran darah langsung keluar dari garis panjang di punggung tegap pria itu.

Mark melihat itu dan ia merasakan rasa takutnya semakin memuncang, di tambah Donghyuck yang masih memutar-mutar pisau kecil di tangannya sambil menatapnya dengan sorot mengerikan tidak seperti biasanya.

"Just tell me and you'll make this easier." Bisikan Ten yang terkesan seduktif tidak menaikkan sedikitpun hormonnya karena rasa perih di punggungnya juga fakta bahwa orang di belakangnya ini mengerikan.

"I Don't Know anything, you can take my company and release us."

"Your Company doesn't worth anything for me." Sekali lagi, suara keras dan rasa perih di punggugnya bertambah.

Well, jika kalian pikir rencana ini tertutup untuk apa mereka menggunakan kamera?

Ini siaran langsung.

Doyoung, Jungwoo, dan Yangyang tengah bekerja untuk mempertahankan koneksi Billboard di ketiga townsquare besar di tiga negara ini.

New York Amerika, Myeongdong Korea selatan, dan Hongkong China.

Semua peyiksaan itu di saksikan oleh seluruh penduduk yang ada di sana. Anehnya adalah tidak ada yang tahu dimana tepatnya letak ketiga tempat itu.

Yangyang meletupkan balon permen karetnya untuk kesekian kali. Ia bersama Ten ke New York dan sekarang duduk di bangku taman kota dekat tempat Hyungnya menyandra salah satu konglomerat itu. Ia tidak sepusing Doyoung dan Jungwoo sekarang karena meretas sistem milik Amerika memang lebih mudah dibandingkan Cina makanya ia santai saja walau hanya membawa satu laptop.

"Whats Next?" Renjun menyentuh lelehan darah di pipinya sendiri setelah berhasil mengikat Jeno dan Jaemin dengan perjuangan hampir susah payah. Ia menoleh pada dua bocah sialan yang membuatnya harus mengeluarkan sisi aslinya karena ternyata mereka bisa bela diri dan terus mencoba melepaskan jisung yang sudah terikat di ujung papan.

Kedua pria itu terengah dengan nafas putus-putus, darah dan lebam di sekujur tubuh mereka menunjukkan seberapa keras mereka melawan Renjun. Jeno bahkan merasakan tangan kirinya mati rasa karena goresan panjang pisau di lengannya.

"You're Lucky I'm not gonna kill you this time." Renjun menyentuh pipi Jaemin dan menatap anak itu dengan sorot dingin bercampur kesal lalu menepuknya.

"Be a good boy, okay. Atau kau akan bernasib sama seperti kedua kakakmu." Chenle menempelkan ujung pisaunya pada pipi Jisung yang memejamkan mata kuat-kuat. Ia merasakan perih karena pipinya terobek sedikit karena itu.

Taeyong menjambak rambut tebal Jaehyun hingga pria itu mendongak.

"You know the pasword right?" Jaehyun terengah, jujur saja pandangannya sudah hampir menghitam karena enam peluru di punggungnya.

Ia menggeleng sebagai jawaban.

"Hmm." Taeyong mundur dan mengarahkan pistolnya lagi pada Jaehyun, lalu lesakkan isinya.

Tidak ada lagi erangan, hanya nafas terkesiap dari pria itu karena kesadaranya memang sudah hampir habis.

"Aaarrrghhh." Yuta baru saja merasakan kaki kirinya hancur saat sebuah tongkat baja besar menghantam kakinya, ia melayang tergantung di gudang bandara dengan tangannya di ikat tinggi rantai besi di atasnya.

"Aku tidak tahu pasword apa yang kau maksud, lepaskan aku." Dua kata terakhir terujar pelan karena ia merasakan kakinya seakan lepas.

"Oto-san." Hendery berujar lemah wajahnya terus di pukuli oleh entah siapa di ujung sana. Yuta mengigit bibirnya kesal siapa yang berani memperlakukan anaknya begitu, ia bersumpah akan menghancurkannya.

"Kau harus berhenti berbohong kalau tidak ingin kedua kakimu hancur tuan." Winwin mengetukkan tongkat bajanya ke lantai, menimbulkan suara memuakkan di telinga Yuta.

Pengintrogasian ini akan membutuhkan waktu yang panjang sepertinya.





























FIN

Aku bawa spoiler nih.

segini dulu aja aaaah

pai pai

NCT + ONESHOOT✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang