Diva heran setelah kejadian kemarin dia nggak menerima chat apapun dari pria itu, kan lumayan buat cem - ceman, siapa tahu cowok kemarin mau di ajakin kencan sama Diva. Kan bisa seneng juga kalau punya pacar. Sejujurnya, impian Diva dari duduk di bangku SMP tuh punya pacar kakak kelas yang ganteng, tinggi, putih, pinter bahasa inggris, pinter main basket atau football. Udah deh, kepengen aja Diva bawa pulang kerumah, tetapi karena beberapa faktor juga, Diva nggak mungkin buat ngelakuin itu semua. Dari yang pertama, Abangnya itu super duper ganas kalau ketemu laki - laki temennya Diva, nah kedua, siapa yang mau sama Diva si comel ini coba?
Kalau dipikir-pikir Diva itu nggak seburuk yang kalian pikirkan kok, dia itu tetep cewek, punya rambut sepundak, pake rok juga kalau sekolah, pake baju juga, tapi bajunya di lipet ke atas, kesannya dia kayak preman sekolah. Udah dibilangin beberapa kali sama Abangnya, tapi Diva cuma geleng kepala, katanya seger kalau diginiin, palelu kutuan, enak iye tapi kalau dipandang bikin ngeri. Yaudah alhasil Diva beringas gitu deh.
gibranfajar added you.
adivaaurina accept you.
"Lah, inikan copet yang kemarin?!" tanya Diva pada diri sendiri, Egi hanya menoleh kemudian balik lagi sama buku EXO-nya itu, cuek aja.
"Ooo..jadi dia Gibran.."
"Kenapa Dip?" tanya Egi mendengar kata Gibran.
"Lo tau Gibran?"
"Engga.."
"Yaudah, lanjutin aja bacanya. Nggak penting.."
Egi mengangguk, sudah pasti Diva nggak mau cerita. "Ooo, yaudah.."
Tiba - tiba notif masuk, alhamdulillah! Selama Diva punya hape, dia itu nggak pernah dapet notif chat selain Abangnya, Mama, Papa dan Egi. Soalnya sih, Diva jarang berbaur sama temen sekelasnya yang lain. Jangan ditanya, waktu itu udah dijelasin kalau temennya itu cuma Egi, iya kalau Egi mau ngakuin Diva teman? Kalau enggak ya udah sih, urusan belakang.
Gibran
—Lo, yang kemarin kan?Adivaaa
—Yang kemarin yang mana?Gibran
—Yang waktu itu nonjok gue.Adivaaa
—Perasaan gue ngga pernah nonjok orang?Gibran
—Terus yang kemarin apa?Adivaaa
—Maksudnya ngga pernah ngga nonjok orang. Hehe.Gibran
—Trs.Adivaaa
—Knp chat gw, kangen ya lo?Gibran
—Gue mau minta pertanggung jawaban lo.Adivaaa
—Gue kan ngga hamilin lo?! Ya kali!Gibran
—Lo udah tonjok gue sampe gue babak belur, apalagi tanpa sebab.Adivaaa
—Minta ketemuan? Jgn, tar lo naksir gw.Gibran
—Jam 2 di cafe deket SMA 03.Adivaaa
—Okey beib.Adivaaa
—Eh sori typo, maksudnya oke gib."Leh ugha.." senyumnya sambil meremas hape.
"Apanya Dip? Leh ugha?"
"Udah, lanjutin aja bacanya Gi.." ujar Diva sambil tersenyum.
Hari ini panas, sama seperti kemarin, kalau ngelihat hari ini, sama aja kayak flashback ke yang kemarin, panas - panasnya eh terus dia nonjok orang tanpa sebab dan sok tahu. Udah, Diva malu kalau nginget kejadian itu lagi, cukup Gibran dan Diva aja yang tahu. Kalian jangan, masih kecil, nanti dosa kalau tahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADIVA
Teen FictionDiva, Adiva Aurina. Anak terakhir dari empat bersaudara, ia cewek yang suka ngomong kasar, beringas, ganas, liar dan nggak tahu sopan santun, cewek ini cuma punya teman beberapa doang dan bahkan bisa di hitung pakai jari. Selalu kesal karena di ruma...