Sesuai yang dijanjikan, malam ini, Diva nggak bisa bernapas lega karena ikatan dress panjang dengan lengan panjang itu, dengan flatshoes di kaki manisnya dan hiasan pita di sampingnya. Kalau begini, dikira Diva itu istri mudanya Reno, jangan! Nanti Mama Diva marah, walau udah pisah pasti perasaan itu masih ada. Dengan langkah yang keseok – seok, Diva masuk ke hotel berbintang bersama keempat laki – laki itu, dengan memakai jas abu – abu, dan sepatu mengkling berwarna hitam, sungguh Diva akui Papa dan Abangnya tampan. Tapi, enggak untuk dirinya yang sekarang, demi apa dress ini udah dari jaman taun, warnanya pink pula, bukan Diva banget pokoknya! Dengan rambut yang di jepit sana – sini pula! Ini lebih mengerikan dari pada Papa marah.
Diva itu bantet, kecil, putih, macem kurcaci jatuh ke gamping, apalagi di sandingin sama keempat laki – laki ini, Diva bisa – bisa hilang seketika karena saking kecilnya dia. Bukan Diva yang kekecilan sih menurutnya, namun Abangnya aja yang tumbuh melebihi batas dan kegedean.
Sekarang hotel ini telah di penuhi seseorang yang seumuran dengan Reno, dirinya dan para Abangnya mulai melipir sehabis berkenalan dengan berbagai teman – teman masa lalu Reno itu. Ini reuni satu kelas atau satu sekolah? Kalau dipikir lagi, rame akan anak – anak muda daripada orang – orang tua berjenggot tebal. Diva berjalan membuntuti Reno, kemudian berhenti di salah satu meja besar bagian pojok yang jauh dari keramain perbincangan reuni, dengan santun ia menyalami satu keluarga itu, dan duduk si samping Reno dan di susul dengan Deva, Rafi dan Bagas.
Bukan apa – apa, Diva terkejut, sambil memeundurkan kepalanya heran.
Reno tersenyum bahagia, "Ini anak aku yang paling kecil Rom," dan yang di panggil Rom –Romi itu mengangguk mengerti sambil tersenyum.
"Diva ya? temen Zaidan?" tukas Romi cepat.
Diva tersenyum kikuk, ya elah, baru juga tadi pagi debat sama Daki gara – gara tuh bocah, eh malah sekarang ketemu disini. Gimana Diva nggak kaget? Kenapa harus ketemu sama dia dan ikut acara beginian? Diva berharap ada notifikasi Sehun live di HP-nya. Dan satu lagi, apa Diva bantet banget sampai – sampai di bilang kecil? Sedi banget ela.
"..iya om," katanya ragu, emang dia nggak begitu akrab sama Zaidan, tau namanya aja juga baru tadi pagi.
Romi mengangguk lagi, "Cocok kali ya," seketika Zaidan terkejut bukan main, lutcu juga, cowok kaya dia kaget.
Ayu –istri Romi mengangguk, "Nadzar kita dulu mas,"
Memang, Zaidan anak satu – satunya di keluarga Romi, Ayu sulit memiliki anak semenjak ada tiga buah kista yang bersarang di rahimnya. Akhirnya sepasang suami istri itu sepakat untuk menyebutkan Nadzar mereka, dengan menjodohkan anak mereka dengan anak Reno, karena sebelumnya Reno juga Nadzar ingin memiliki anak perempuan. Beruntungnya, ketika mendengar itu, kedua keluarga itu sepakat menjodohkan anak mereka –tentu syaratnya harus berbeda kelamin.
Sumpah. Ini tuh klise banget di zaman Pak Jokowi sekarang, dimana Donal Trump lebih suka muncul di sosmed dengan berbagai macam meme receh. Diva nggak habis pikir, jadi selama ini dia akan di jodohkan dengan cowok sekelasnya? Tentu! Diva nggak bakal mau, ia lebih memilih jadi pelakor Shawn dan Camila saja, atau mungkin selingkuhan –seperti apa yang di katakan Bagas.
Diva shock bukan main, Diva nggak mau di jodohin segala macem! Ini bukan cerita tentang kerajaan dengan pangeran yang tampan, lalu ada sebuah perjanjian di antara kerajaan mereka, kemudian saling menjodohkan. Plis, ini kisah anak SMA yang berandal, bukan perjodohan gila dengan menikah dini! Diva lebih memilih gembel tukang mandiin kambing! Daripada harus merenggut impiannya menjadi seorang preman!
"Eh, tenang aja Diva, kami nggak akan menikahkan kalian, kami masih berpikir rasional kok. Lanjutkan apa yang kalian suka, cinta, bahkan cita – citakan.." kata Ayu dengan lembut menatap mata Diva.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADIVA
Teen FictionDiva, Adiva Aurina. Anak terakhir dari empat bersaudara, ia cewek yang suka ngomong kasar, beringas, ganas, liar dan nggak tahu sopan santun, cewek ini cuma punya teman beberapa doang dan bahkan bisa di hitung pakai jari. Selalu kesal karena di ruma...