28.

4.7K 243 13
                                    

"Honey, jangan marah dong... ah kamu gak asik, kalau kamu gak mau bicara juga aku mau hang out aja sama si dion. Bye" ucap vio. Leo melotot kaget mendengarnya, detik selanjutnya dia menatap tajam vio. Leo menggenggam tangan vio erat sampai-sampai vio meringis kembali.

"Kamu berani?" Tanya leo dengan nada yang rendah, membuat vio merinding mendengarnya.

"I-iya" jawab vio dengan gugup. Seperti biasa kalau dia sedang gugup pasti dia menggigit bibir bawahnya dengan gemas. Leo yang melihat itu pun sedikit goyah, namun dia menahan agar vio dapat berfikir dua kali untuk hang out sama si culun dion itu. Ya, leo selalu memakai julukan itu. Si culun dion. Hah, leo merasa puas sendiri karena julukan yang diberikannya pada si dion dimitri itu karena dia selalu dekat-dekat dengan gadisnya di kampus.

"Habisnya kamu marah-marah terus dari tadi. kesel"

"Hm"

"Tuh kan," ucap vio dengan menunjuk hidung leo. "Kamu dingin"

"Ga"

"Nah," ucap vio yang sekarang memegang tengkuk leo lembut dan mengelusnya, yang membuat darah leo naik seketika kekepala. "Aku ngambek nih" ucap vio seraya menarik tangannya dan melipat tangannya.

"Bicara ish" rajuk vio setelah terdiam lama menunggu leo bicara.

"Iya"

"Apaan sih kamu, pokoknya aku tetap hang out sama dion" ucap vio seraya mengambil iphonenya dari dalam tas ransel berukuran kecil itu.

"Vio jangan macam-macam" ucap leo dengan dingin saat melihat vio mulai mengetikkan nama dion di Iphonenya.

"Ada apa lagi honey?" Tanya vio, masih dengan Iphonenya.

"Sebenarnya ada hubungan apa kamu dengan si culun dion itu? Hah? Jawab, mi amor?" Tanya leo dengan datar.

"Nothing"

"Kamu selingkuh ya?" Ucap leo dengan keras sampai-sampai vio hampir melempar Iphone kesayangannya itu.

"Tidak honey" ucap vio dengan lembut. Leo sedikit melunak, namun tidak mengurangi kadar tatapan tajamnya pada vio.

"Aku tidak percaya!" Ucap leo dan mengalihkan pandangannya ke arah lain selain mata vio.

"Tatap aku!" Perintah vio, namun leo tidak menoleh sedikit pun. Akhirnya dengan kesal vio duduk dipangkuan leo dan mengalungkan lengannya di leher leo.

"Aku jujur honey" ucap vio dengan lembut. Leo menatap vio dengan pandangan yang sulit diartikan, ya vio menyadarinya.

"Kamu kenapa honey? Jawab aku, ada yang kamu sembunyikan? Kamu ada masalah sayang? Leo jangan diam saja" ucap vio lembut namun datar di kalimat terakhir. Leo menghela nafas.

"I don't know" jawab leo dengan nada rendah. Vio menatapnya dengan marah dan tidak percaya. Vio bangkit dari pangkuan leo dan tanpa kata-kata dia keluar dari ruangan leo dengan membanting pintunya dengan keras. Leo menatap pintu yang dilalui oleh vio datar.

***

Hiks... hiks...

"Leo jahat banget sama gue tahu gak?," Ucap Vio pada ketiga sahabatnya.

"Dia tega banget sama gue," ucap vio dengan menyeka air matanya kasar. "Kalian tahu gak, dia dingin banget tadi. Kenapa kalian diam saja!?" Ucap vio saat melihat ketiga sahabatnya hanya diam dan menatapnya dengan pandangan kosong.

"Mungkin dia lelah," ucap orlin.

"Mungkin juga dia lapar, bukannya seharusnya kalian makan siang bersama" ucap friska.

"Siapa tahu saja om bule lu yang hot itu lagi stres karena pekerjaannya" ucap elena.

"Ya intinya, positive thinking" ucap ketiga sahabatnya bersamaan. Vio menghela nafas dan mencuramkan alinya seakan sedang berfikir keras.

Apa iya?

***

Lo gak kaya dulu lagi tahu gak? Lo itu nyebelin, dingin, datar, gak tau diri karena ngambil first kiss gue! Lo kemarin udah gak dingin lagi sama gue, tapi kenapa! Kenapa lu balik dingin lagi ke gue? Ada apa?

Malam ini Vio menuliskan semua luapan hatinya di balon serta menerbangkannya dan berharap semua fikiran yang membebaninya terbang entah kemana seperti balon yang diterbanginya. Vio memeluk tubuhnya sendiri karena udara malam ini sangat dingin, terlebih dia hanya memakai hotpants dan kaos putih kebesaran milik leo yang sengaja di ambilnya. Vio duduk di sofa single dalam diam dan meresapi angin malam yang menusuk kulitnya, biarkan saja dia sakit sekalipun, dia ingin ketenangan dan kenyaman. Dan Vio mendapatkannya.

"Kok kepala gue pusing ya" ucap Vio dengan lirih, memilih bangkit dari sofa dan berjalan dengan gontai ke arah ranjang.

"Ngantuk" lirih Vio saat sudah di atas ranjangnya dan tak lama matanya terpejam.

***

        Di meja makan terlihat leo yang sedang heran. Kemana Vio? Apa masih tidur? Jarang sekali Vio seperti ini? Semua pertanyaan itu hanya di gumamkan di hatinya. Leo panik karena sudah hampir 20 menit dia menunggu dengan diam. Leo berjalan cepat ke arah kamar Vio dan membukanya tanpa aba-aba. Leo melihat vio yang tidur di atas ranjang dengan nyenyak, namun leo merasa janggal. Wajah Vio pucat!.

"Mi amor!" Ucap Leo dengan panik setelah memahami situasi kalau Vio tidak membuka matanya walaupun sudah Leo panggil dengan keras. Akhirnya karena panik Leo menggendong Vio dan berjalan cepat ke luar apartemennya menuju rumah sakit.

***

"Bagaimana kondisinya ramon?" Tanya Leo pada Ramon, teman lamanya sewaktu kecil karena ramon adalah anak dari dokter pribadi keluarga alexander.

"Kondisinya lemah, dia terkena hypotermia penyakit yang di sebabkan oleh udara dingin. Gue rasa cewek lo kelamaan ditempat yang udaranya dingin, atau juga dia terlalu lama di balkon kamarnya. Bisa jadi." Ucap Ramon. Leo menghela nafas kasar. dia begitu ceroboh dalam menjaga vio.

"Shit!" Maki Leo dengan lirih, dia kesal pada dirinya sendiri. Ramon menepuk bahunya pelan untuk memberinya kekuatan.

"Vio akan baik-baik saja brother, percaya sama gue" ucap Ramon dan menarik leo untuk masuk ke kamar inap vio.

___tbc___

Sorry pendek di part ini😖 dan sorry juga kalau misalnya gue ga balesin komen kalian. *JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN YA*.

btw gue ganti nama akun ya wkwkw😂😆

See yaaa

POSSESSIVE [On Going] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang