39.

3.4K 208 12
                                    

⚠sorry for typo⚠
___________________________

Author pov.

"Honey!? Kamu kenapa sayang?! Kenapa kamu babak belur kayak gini?! Jawab aku! Siapa yang ngelakuin ini semua ke kamu!" Desak Vio dengan panik dan khawatir. Leo menatapnya sedih dan kecawa.

_________

"Honey, ada apa? Kenapa kamu menatapku seperti itu?" Tanya Vio. Leo menaruh pelastik putih ditangannya di atas meja makan. Vio mendekat pada Leo dan merangkum wajah Leo dengan telapak tangannya. Leo terus menatap Vio sedih dan kecewa.

"Leo jawab ak-"

Cup..

Leo mencium Vio dengan kasar dan menahan tengkuk Vio agar tidak terlepas. Mereka melupakan Nich yang saat ini sedang menatap mereka kaget dengan mata hijaunya yang membulat. Dia juga menutup mulutnya dengan kedua telapak tangan mungilnya.

Vio melotot kaget dengan serangan mendadak dari Leo. Dan yang lebih tidak disangka Vio adalah, Leo menciumnya dengan kasar dan-.. dan ada Nich di seberang mereka. Ya ruang tamu dengan dapur berhadap-hadapan, namun, dengan jarak yang cukup jauh. Vio berusaha melepaskan diri dari Leo.

Plak...

Suara tamparan terdengar nyaring di apartemen ini, bahkan Nich menutup wajahnya dengan bantal sofa karena takut melihat dua orang didepannya yang sedang ngamuk.

"Kamu itu kenapa sih!?" Bentak Vio dan menatap nyalang Leo yang didepannya. Dia menunjuk dada Leo dengan jarinya.

"Kamu itu kenapa? Datang-datang babak belur terus cium aku dengan kasar, didepan Nich!!!" Sentak Vio dan menatap Leo berapi-api.

"Kamu sadar gak apa yang kamu lakuin sekarang?! Huh?! Jawab aku Leo! Jawab!!!" Bentak Vio dengan keras, sampai-sampai Nich menangis tanpa suara. Leo menatapnya nanar. Dia seperti orang mabuk.

"Jawab aku Leo" desis Vio dan menubruk tubuh Leo, dia memeluk tubuh Leo erat. Leo masih saja diam dan menatap kosong kedepan. Nich bertambah takut saat melihat tatapan Leo tertuju padanya, dia berlari kearah sudut ruangan dan memeluk lututnya dengan bergetar. Dia ketakutan.

"Kenapa kamu diam aja" ucap Vio.

Leo luruh dan duduk di lantai, Vio masih saja memeluk Leo.

"Kenapa, sayang?" Tanya Vio lirih.

"Kenapa kamu tidak bilang padaku kalau kamu bertemu Dafian dibandara kemarin?" Desis Leo dingin. Vio melepas pelukannya dan menatap Leo.

"Maaf sayang, maaf kan aku. Iya aku ketemu sama dia. Dan aku sempet kasih dia-"

"Ciuman?!" Ucap Leo dengan keras. "Ya, ciuman dibandara dan bermesra-mesraan dibandara? Manis sekali" ucap Leo dengan sinis. Vio menatap Leo dengan mata yang membulat.

"Hah? Tidak, aku tidak melakukan apa yang kamu tuduhkan kepadaku! Enak saja! Aku tidak mencium dan bermesra-mesraan dengan si brengsek itu!" Sentak Vio.

Leo melempar dua foto dan melemparnya dilantai depan mereka. Vio memungut foto itu dan membelalak kaget. Dia menatap Leo yang saat menatapnya sinis. What? Dia seperti bukan Leo yang gue kenal?. Batin Vio.

"Huh, Leo kamu salah paham. Tidak seperti ini kejadiannya! Kenapa sih, kamu itu selalu aja menyimpulkan sesuatu dengan cepat?! Ayolah-.."

"Lalu apa Violeta!? Apa!!!?" Ucap Leo dengan keras dan menonjok jursi kayu disebelahnya dengan kencang hingga tangannya berdarah. Vio yang melihat itu terlonjak kaget dan menatap jari-jari Leo yang berdarah.

"Apa yang kamu lakukan!? Argh sial!" Ucap Vio dan berjalan cepat ke arah laci dimana kotak P3k berada.

Dia kembali dan mengobati luka-luka Leo disekujur wajah dan juga luka di jarinya.

"Oh god, dear, what are you doing? Your fingers! Oh I don't like this" ucap Vio. Leo meringis saat di obati Vio.

"Dengar aku, oke? Foto itu diambil dari arah belakangku! Oh god. Kalau saja foto itu diambil dari samping, kamu akan tau yang sebenarnya." Ucap Vio dengan terus mengobati Leo.

"Tadi kamu bertemu dengannya bukan? Kamu tidak lihat kalau di rahangnya memar? Itu bekas tonjokanku. Habisnya dia narik aku gitu aja sampai aku reflek nonjok rahangnya, But I was satisfied when the bastard moaned in pain" ucap Vio dan menyeringai. Leo menatapnya diam, mencerna apa yang diucapkan oleh Vio.

"Tapi dia bilang, kalian sempat-"

"Dan kamu percaya!? Astaga Leo!!!" Sentak Vio dengan kesal dan melempar kapas yang dipegangnya ke lantai.

"Dengar, honey. He's crazy I guess. Talk casually just do not think about the consequences. It's completely crazy! Goddamn it." Ucap Vio dan menatap Leo lamat-lamat. Wajah Leo mulai melembut saat memandang Vio. Leo memeluk Vio dan menenggelamkan wajahnya di leher jenjang Vio.

"I'am sorry, dear. I promise to be more careful with what the Dafian bastard is saying" lirih Leo. Vio menganggukan kepala. Mata Vio tak sengaja melirih sofa yang diduduki Nich. Namun, dimana bocah nakal itu?!.

"Astaga, honey! Dimana Nich?!" Seru Vio.

"Ahh sepertinya tadi dia berlari kepojok ruangan karena takut dengan kita"

"Astaga!!!"

Vio berlari kearah pojok ruang tamu dan menatap tubuh mungil Nich yang bergetar. Dia memeluk tubuh Nich dan mencium kepala Nich dengan sayang.

"Nich? Tenang lah. Maafkan tante yang tadi berisik, kamu jangan takut, ya?" Bujuk Vio. Nich mengangkat kepalanya dan memeluk erat Vio, dia terisak pelan. Vio meringis menyadari kebodohannya tadi.

"Tan-.. tante? Tadi kenapa tante marah-marah sama papi? Nich tadi juga takut sama papi.. huaaa hiks" tangis Nich.

"Iya Nich, maaf, ya? Sekarang tante dan papi kamu sudah baikkan lhoo. Jadi Nich gak boleh nangis lagi, kalo Nich nangis terus, tante juga nangis" ucap Vio yang membuat tangisan Nich berhenti. Dia menghapus air matanya kasar.

"Tante, jangan nangis! Awas saja kalau tante nangis" ancam Nich. Vio terkekeh.

"Yuk kita ke papi kamu. Dia lagi kesakitan tuh." Ucap Vio dan menggendong Nich.

"Papi" panggil Nich. Leo menatapnya dan tersenyum tipis.

"Kemarilah Nich" panggil Leo. Nich duduk di samping Leo. Dia sedikit takut karena kejadian tadi.

"Oh, jangan takut pada papi." Ucap Leo dan memeluk Nich. Nich berontak dan melepas pelukannya. Dia menatap papinya dan mendengus kesal.

"Nich gak mau dipeluk papi! Nich lebih baik dipeluk tante bidadali aja!" Seru Nich dan kembali memeluk Vio erat menenggelamkan wajahnya di leher Vio. Vio tertawa lepas menatap wajah masam Leo dan ekspresi lucu Nich.

Ingin seperti ini terusss...

TAMAT...
.
.
.
.
.









TAPI BOONG HAHAH..peace✌

Haihai...
Jangan Lupa Vote dan Komennya....
Jangan jadi sider dooong..

POSSESSIVE [On Going] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang