37.

2.9K 207 15
                                    

⚠warning typo⚠

____________________________
Author pov.

     Jadi ini yang namanya sakit tapi tak berdarah?.

Vio masih saja dipeluk oleh Nich dengan erat, namun, mata Vio tidak tertuju pada Nich melainkan pada kekasihnya. Leoni Alexander. Jadi dia udah punya anak? Kenapa dia ga pernah bilang ke gue? Kenapa rasanya sesakit ini? Lebih sakit dari masa lalu gue!. Batin Vio menjerit.

Melihat keadaan yang semakin tidak terkendali, Leo menghampiri Vio dengan cepat dan menarik Vio dari pelukan Nich begitu saja. Nich menatap papinya kesal dan melotot lucu. Kalau saja sedang tidak dalam keadaan yang seperti ini, mungkin Vio sudah mencubit gemas pipi tembam Nich.

"Sayang, dengerin dulu penjelasan aku. Oke? Ini gak seper-"

"Kenapa rasanya sesakit ini Leo? Kenapa? Kenapa lo gak bilang sama gue? Kenapa lo gak jujur aja sama gue kalo lu udah punya anak selama ini?! Kenapa lu gak jujur? Apa gue gak berarti dihidup lo? Bukannya gue udah pernah bilang dari awal, kalau lo gak serius sama gue, yaudah, fine, kita ud-"

"No no no. Please baby, listen to me! Ini gak seperti yang ada didalam otak cantik kamu saat ini. Dia memang anak aku tap-"

"So? Lo ngakuin sendiri, bukan? Oke, gue pergi!" Ucap Vio, bahkan sekarang dia sudah menggunakan kata 'lo-gue' saat bicara. Dia melepas kan diri dari pelukan Leo, tapi Leo tetap berkeras untuk tetap menahan Vio agar tetap didalam pelukannya. Sedangkan Nich, bocah nakal itu, dia menatap papinya dengan mata bulatnya yang melotot tajam dan tangan yang bersedekap, oh, jangan lupa dengan dagu yang ditaikkan ke atas. Sudah jelas dia sedang marah besar dengan Leo. Leo menatap balik ke arah Nich dengan tajam. Seakan mengatakan pada Nich bahwa Vio- hanya- milik- Leo- seorang!.

"Papi! Lepasin tante bidadali! Tante bidadali itu malah sama papi! Kenapa papi tetap aja peluk tante bidadali! Nich gak suka pi liatnya! Nich cembulu!" Sembur Nich dengan mempertahankan ekspresinya. Leo menatap Nich kaget dan heran.

"Tau apa kamu tentang cemburu, hah? Kamu itu masih kecil, jangan ngomongin cemburu-cemburuan! Dan ingat, tante bidadari kamu ini, milik papi! Ingat!" Ucap Leo dengan kesal. Sudah cukup dia merasa cemburu sedari tadi melihat anak angkatmya yang memeluk kekasihnya seakan mengatakan bahwa dunia ini milik mereka berdua. Memangnya dia tidak tahu? Ah dasar Nich, melihatnya saja sudah ingin sekali Leo tinju dengan tangannya, Kalau bukan anak angkatnya.

"Ihh papi jahat! Emangnya tante bidadali siapa nya papi! Nich sebagai calon suami masa depannya tante bidadali kesel pi! Papi gak bisa gitu dong, pikilin pelasaan Nich kayak gimana!" Oceh Nich dengan keras. Walaupun Nich masih duduk diam di sofa, tetap saja didalam hatinya sangat ingin merebut tante bidadari dari pelukan papinya. Kalau saja dia besar dan tinggi, itulah pikiran Nich.

Sedangkan Vio yang sedari tadi diam memilih memperhatikan interaksi antara ayah dan anak itu. Oh, memikirkan tentang itu dia sangat ingin menangis.

"Vio dengar, dia itu Nich-"

"Nich tadi udah kenalan pi sama tante bidadali! Papi gak usah deh kenalin Nich lagi, lagi juga Nich lebih suka kenalan sendili!" Sembur Nich memotong ucapan Leo. Leo menatap Nich dengan tajam dan rahang yang mengeras. Anak ini benar-benar!. Pikir Leo.

"Hey, kamu kir-"

"Stop!!!" Jerit Vio, dia benar-benar sudah jengah mendengar ocehan kedua pria didepannya ini. Vio melepas diri dari Leo dan menjaga jarak dari Leo.

"Sayang, kamu berdirinya jangan jauh-jauh dari aku. Aku gak suka" ucap Leo.

"Nggak! Gue mau kembali ke portugal aja, gue bener-bener gak nyangka sama-"

POSSESSIVE [On Going] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang