38.

3.5K 191 12
                                    

Sorry for typo⚠
_________________________

Author pov.

    
     Sore ini Leo, Vio dan Nich sedang berada di taman. Mereka menghabiskan hari dengan berjalan-jalan mengelilingi taman yang luas dan indah ini. Mereka sudah seperti keluarga kecil yang bahagia. Terlebih ada sosok lelaki kecil digendongan Leo. Vio yang terus saja berceloteh dengan Nich, seperti ibu dan anak, dan ada juga Leo yang akan mengecup kepala Nich dan Vio sesekali. Oh, mereka membuat iri semua pasangan yang melihat mereka ditaman saat ini.

"Tante bidadali, kalau nanti Nich sudah besal Nich mau jadi penyanyi, boleh?" Tanya Nich. Vio dan Leo menukar pandangan dan tersenyum.

"Tentu saja Nich. Tapi, Memangnya Nich bisa nyanyi?" Goda Vio. Nich mengerucutkan bibirnya karena kesal.

"Ya bisa dong. Kalau Nich gak bisa, kenapa Nich mau jadi penyanyi" oceh Nich dengan lancar. Vio mengacak rambut Nich gemas.

"Iya deh iya. Sekarang, coba nyanyikan satu lagu untuk tante bidadari" ucap Vio dan tersenyum manis.

"Emm.. tante bidadali" panggil Nich.

"Hmm"

"Kenapa meleka liatin kita telus sih. Nich gak mau nyanyi kalau lamai kayak gini" ucap Nich dengan kesal. Vio mendengus geli menatap Nich.

"Karena tan-" belum selesai Vio bicara, ada yang memanggil namanya sehingga Vio mengalihkan pandangannya.

" Hi Violeta, I really idolize you! I like all your photos. Can we take pictures together?" Ucap fans Vio. Vio bangkit dari duduknya dan memeluk fansnya.

" Yes, of course. If so let me hold your phone"

    Mereka foto sebanyak dua kali. Fans Vio sangat senang dan kembali memeluk Vio sekali lagi karena terlampau senang. Nich yang menatap itu menganga lebar dan melotot kaget.

"Hei tante fans nya tante bidadali. Jangan peluk-peluk tante bidadalinya Nich lagi. Awas saja!" Ucap Nich dengan kesal dan menarik tangan Vio untuk kembali duduk. Semua orang yang melihat aksi Nich terbahak. Oh astaga, bagaimana anak kecil bisa cemburu. Apalagi dengan seorang wanita! Nich memang berlebihan. Upss sepertinya Leo pun sama dengan Nich, mereka berdua seperti ayah dan anak sungguhan. Walau kenyataannya tidak.

"Nich, kamu itu kenapa sih? Ya gapapa dong kalau tante di peluk fans tante. Kamu itu gimana sih.. kita itu gak boleh sombong" ucap Vio dengan memeluk Nich yang mulai berkaca-kaca. Leo memutar matanya jengah. Dasar modus, batin Leo kesal saat melihat Nich yang memandangnya menang walaupun dia sedang menahan tangis.

"Hussh sudah yah, Nich gak boleh sedih. Kan sekarang tante peluk kamu, Ya?" Bujuk Vio dan dibalas anggukan manja oleh Nich. Sedangkan Leo yang menatap itu mendengus sinis. Vio menatap Leo yang sedang menahan kesal itu.

"Kenapa, honey?" Tanya Vio pada Leo.

"Nope"

"Tante bidadali kok panggil papi honey? Giliran kemarin Nich bilang panggil Nich honey, baby, sweetie tante gak mauuu" rajuk Nich dan menatap Leo kesal, sedangkan Leo menyeringai menang.

"Eh? Gak papa Nich, kan papi kamu itu kekasih tante. Jadi gak papa dooong" ucap Vio dengan senyum geli seraya menatap Leo yang kembali ceria dan terus tersenyum manis. Sedangkan Nich kesal bukan main.

"Ya sudah kalau gitu tante bidadali jadi kekasihnya Nich aja sekalang, supaya Nich dipanggil honey juga sama tante bidadali!" Seru Nich dengan kencang sehingga banyak yang melihat mereka.

Leo yang mendengar itu melotot kaget dan menatap tajam 'anaknya' yang nakal itu.

"Tante bidadari kamu itu calon mami kamu Nich, ingat! Awas kamu bicara seperti itu lagi." Ucap Leo kesal. Sedangkan Vio menatap Leo dengan pandangan yang tidak dapat diartikan.

Kalimat itu lagiii...

***

      Vio saat ini sedang duduk termenung di sofa. Matanya memang lurus ke televisi, namun, fikirannya melayang entah kemana. Dia bingung sebenarnya, datang ke Spanyol itu benar atau salah. Disatu sisi dia bahagia bisa melepas rindunya dengan Leo, namun, disini juga ada manusia laknat bernama Dafian Blake yang membuatnya putus asa.

Malam ini, dia ditemani oleh Nich karena kekasihnya sedang membeli susu kotak kesukaan Nich. Tadinya Vio ingin ikut, tapi memang dasar Nich anak nakal, Vio di tahan di apartemen sedangkan papinya pergi ke supermarket dengan wajah tertekuk. Memang sih supermarketnya tidak jauh, letaknya di lantai satu apartemen ini.

Vio sedang memikirkan ucapan Leo tentang dia itu calon mami nya Nich. Dan itu artinya dia calon istrinya Leo. Dia sedikit kesal memang, Leo terlihat serius dengannya, tapi, dia tidak pernah melamarnya.

Nich menatap Vio kesal dan memeluk Vio erat. Oh, sepertinya Nich akan menjadi pria yang sangat suka modus dengan wanita. Buktinya, dia senang sekali memeluk Vio yang jelas-jelas kekasih Leo.

"Ada apa tante bidadali? Kenapa tante bidadali tidak jawab pertanyaan Nich?" Ucap Nich dengan kesal.

"Eh? Iy-.. iya Nich" ucap Vio. Nich menatap Vio berbinar dan kembali memeluk Vio.

"Serius?!!! Aaa yes! Jadi sekarang kita sepasang kekasih, bukan?!" Ucap Nich dengan semangat. Sedangkan Vio menatap Nich kaget dan menatap horor pria kecil di samping kanannya itu.

"Apa?!" Seru Vio.

"Iya, tadi itu Nich nanya, tante bidadali mau kan jadi kekasih Nich?. Gituuu" ucap Nich dengan semangat. Astagaaa ada apa dengan anak ini!? Nich... Nich ck. Batin Vio.

"Emm tidak Nich" ucap Vio yang membuat senyum diwajah Nich surut seketika. "Emm maksud tante itu, kita tidak bisa menjadi sepasang kesasih. Karena-.. karena tante itu kekasih papi kamu. Iya, tante kekasih papi kamu" ucap Vio berusaha menerangkan pada 'anak' kekasihnya.

"Yaaah, kok gitu sih tante. Nich kan sudah sayaaang banget sama tante. Jadi-.. Nich di tolak nih?" Ucap Nich dengan lemas dan cahaya dimatanya meredup. Vio memeluk tubuh mungil Nich.

"Nich, jangan sedih dong... ya? Nanti kalau kamu sedih tante juga ikutan sedih" ucap Vio. Nich dengan segera menjadi semangat dan ceria lagi, dia melepas diri dari pelukan Vio. Dia menatap Vio dengan senyum mungilnya.

"Tante jangan sedih lagi dong, Nich janji deh gak nakal lagi. Selius nih Nich ngomongnya" ucap Nich dan tersenyum lebar seakan lupa dengan masalah tadi. Vio tersenyum manis dan memeluk tubuh Nich kembali.

Ceklek...

Pintu terbuka menampakkan Leo yang berjalan dengan kantong berwarna putih ditangannya. Vio panik melihat Leo. Leo terluka!.

"Honey!? Kamu kenapa sayang?! Kenapa kamu babak belur kayak gini?! Jawab aku! Siapa yang ngelakuin ini semua ke kamu!" Desak Vio dengan panik dan khawatir. Leo menatapnya sedih dan kecawa.

Kamu kenapa honey?

Tbc...

Hai hai hai...
I'm backkk
Oh iya jangan lupa VOTE DAN KOMEN ya. Ini diperluin banget loh sama author. Dan juga jangan sider dooong. Kebanting bgt yng baca sama Vote nya. Sekali lagi makasiiih.

POSSESSIVE [On Going] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang