51.

2.1K 153 34
                                    


W

arning! Blm di edit!
Happy reading guys..
Bacanya dieja ya supaya lama wkwkw. Sorry kalau menurut kalian part ini sedikit, padahal gue sdh lama banget ga up hehe..

________________________________

Author pov.

     Menatap wanita yang sangat dicintainya sedang tertawa dengan pria lain bukanlah hal yang biasa bagi Leo. Ya, setelah sepuluh hari mencari, dan sekarang apa yang dilihatnya sungguh menyakitkan.

     Dia cemburu.

     Nafas Leo memburu dan wajahnya mengeras seiring dengan tangan Vio yang membelai rahang milik pria yang sedang tertawa bersamanya.

"Aku merindukanmu, mi amor," lirih Leo seraya menatap nanar wanita yang sedang duduk dibangku taman dekat dengan mobilnya.

Didalam mobil, Leo sangat cemburu. Dia tidak ingin melihat kedua manusia itu, tapi, matanya seakan terpaku kedepan.

Matanya melotot kaget saat melihat pria sialan itu mencium pelipis Vio dan menggenggam kedua tangan Vio diatas pahanya.

Leo tidak bisa mendengar apa yang mereka bicarakan. Tapi, dia yakin itu suatu yang membahagiakan bagi mereka.

Kenapa? Kenapa, mi amor?! Batin Leo.

"Ini tidak bisa dibiarkan!" Ucap Leo dengan keras dan menatap nyalang pria yang membuat wanitanya tertawa bahagia.

"Kau tidak akan pernah bisa merebut wanitaku, sialan!" Seru Leo dengan keras dan lantang.

Tak lama sepasang manusia itu beranjak dan pergi meninggalkan taman. Leo terus mengikuti mereka tanpa sepengetahuan mereka. Lalu, didekat toko mainan berdiri seorang anak kecil yang sedang menunggu ibunya. Dia Nicholas.

"Mami!" Panggil Nich. 

"Hai, sayang." Balas Vio dan memeluk tubuh mungil itu.

"Mami? Tadi Nik lihat papi," lapor Nich.

Tubuh Vio membeku dengan mata yang memandang kosong kearah mata Nich.

"Mami?" Panggil Nich, tapi Vio tidak merespon panggilannya.

"Mami?" Panggil Nich lagi dengan tangan yang mendarat halus dipipi Vio. Mata Vio mengerjap dan terfokus pada Nich.

"Iya?" Ujar Vio dan tersenyum lembut.

"Mami, lebih baik kita pulang," usul Nich dan menarik lembut tangan Vio dan dituruti Vio serta pemuda tampan dibelakang Vio.

Perjalanan menuju apartemen mungil yang ditinggali Vio selama ini terasa sedikit menyenangkan karena celotehan Nich yang tak berhenti. Dia bercerita bagaimana pelajaran disekolahnya hari ini. Bagaimana cara ibu guru menerangkan cara menggambar yang baik agar menghasilkan gambar yang bagus. Nich juga bilang kalau dia selalu saja dijauhi teman-temannya karena dia memiliki tompel hitam yang bisa dikatakan besar. Ya, Vio menyamar sejak pertama kali datang kekota ini. Jadi secara otomatis, Nich ikut menyamar.

Tidak lama mereka sampai diapartemen.

"Maaf yah, sayang, mami membuat kamu dijauhi teman-teman," sesal Vio.

"Tidak, mami, Nik gak papa kok," ujar Nich seraya tersenyum menampilkan lesung pipitnya.

"Ok, gimana kalau kita makan siang dulu? Spageti dengan taburan keju diatasnya lebih dari cukup bukan?" Goda Vio pada kedua pria tampan didepannya.

POSSESSIVE [On Going] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang