I K C : PART 6. DITINGGAL ATAU KETINGGALAN

198 17 0
                                    

Adzan subuh berkumandang, Dhifa dibangunkan Kahfi yang sudah rapi dengan kopiah dan sarungnya.

"Dhi? Sayang, sholat subuh. "

"Mm, iya. " Dhifa beranjak dari tempat tidurnya, lalu mandi dan menunaikan sholat subuh bersama keluarganya di ruang tengah.

Selesai sholat subuh, Dhifa berbincang-bincang di ruang tengah. Hari ini mereka akan pergi ke acara Senja dan Yusuf. Menghadiri undangan acara syukuran 4 bulanan Senja.

Dewi mengajak putra putri nya mengobrol dari dapur. "Hari ini kita diundang Yusuf loh, jangan sampe lupa. "

"Jam berapa bu? " tanya Dhirga.

"Jam 8 kalo nggak salah, kemarin dia telpon ibu, ada acara 4 bulanan dirumah mereka. "

Dhifa berlagak sok tau. Ia masih samar-samar tentang beberapa orang. "Senja udah 4 bulanan bu?"

"Iya sayang, kamu inget Dhi?" Tanya ibu yang berjalan ke ruang tengaj dengan sebuah nampan berisi 4 gelas susu coklat, segelas teh hangat dan kopi.

"Senja yang mana sih kak?" Tanya Dhifa.yang mengambil segelas susu coklat dari nampan.

Dhirga kemudian mengambilkan segelas susu untuk Tisya. Kemudian Dhirga mendapat isyarat peringatan dari Kahfi. "Itu loh dek, yang pernah suka sama Kah- "

Kahfi melambaikan tangan seolah berkata jangan.

Dhifa awalnya sedang mengambilkan segelas susu coklat untuk Kahfi, namun mendengar ucapan Dhirga ia lalu menghentikan tangannya yang sedang memberikan segelas susu tersebut kepada Kahfi. "Kah? Maksud kakak, Kahfi?" Tanya Dhifa yang kemudian menoleh ke arah Kahfi.

Dhifa menaikan salah satu alis nya, ia kemudian meledek Kahfi. "Emang ada, orang yang suka sama cowok nyebelin kayak kamu?"

Kahfi mencubit pipi Dhifa dan berkata bahwa Dhifa lah orang yang menyukai Kahfi. "Kamu. "

Setelah menghabiskan segelas susu hangat. Dhifa kembali ke kamar, memilih baju segera kembali ke ruang tengah.

Jam 07:38, mereka bersiap-siap untuk pergi ke rumah Yusuf. Gamis berwarna hijau botol, dan khimar hitam serta sepatu jelly berwarna hitam membuat Dhifa semakin terlihat cantik.

Kahfi pun berganti baju, ia mengenakan baju koko dan kopiah. Mereka sudah siap untuk pergi, namun mereka menunggu sepupu Dhifa dan Dhirga terlebih dahulu. Ketika sepupunya sampai, Dhifa malah lupa akan kado yang ditinggalkannya di kamar.

"Oh iya, kadonya diatas! " ujar Dhifa yang lupa.
Kahfi yang baru saja turun dari kamar atas, berpapasan dengan Dhifa yang keatas.

"Kenapa Dhi?"

"Kadonya ketinggalan!!"

"Aku tunggu depan ya. "

Mereka pun turun dari tangga teras, lalu pergi menuju rumah Yusuf dan Senja. Mereka tak menyadari bahwa Dhifa tertinggal. Kahfi mengira bahwa Dhifa di mobil depan bersama sepupu nya dan Dhirga. Sedangkan Dhirga mengira bahwa adik nya di mobil belakang bersama orang tua nya dan Kahfi.

"Loh? Dhi dimana bu?" Tanya Kahfi heran.

"Mungkin sama Dhirga di mobil didepan."

Di mobil yang ditempati Dhirga.

"Dhi sama Kahfi kan?" ujar Tisya.

"Iya, dibelakang sama Kahfi, "

Sesampainya disana, Kahfi menunggu Dhifa turun dari mobil yang dinaiki Dhirga, dan sebaliknya. Mereka saling menunggu. Dan baru menyadari Dhifa tidak ada di kedua mobil tersebut.

"Loh? Dhi nya mana kak?"

"Bukannya sama lo Kahf?"

Kahfi baru ingat bahwa Dhifa kembali ke kamar untuk mengambil kado.

"Astaghfirullah! Dhi ke atas kak, ngambil kado ketinggalan. "

Disisi lain, Dhifa yang baru saja mengambil kado turun ke ruang tengah, yang sudah di kunci dari luar.

"Loh! kok di kunci!!!" Dhifa mencoba menarik pintu rumahnya. "Ya, masa aku ditinggal. Kahfi!!"

Dhifa mencoba menelpon Kahfi. Ia meminta Kahfi menjemputnya. Dan di sepanjang perjalanan Dhifa memarahi Kahfi yang lalai sampai meninggalkan istri nya seorang diri.

Tuttt tuttt

Telpon terhubung

"Hallo Assalamu'alaikum. " ujar Kahfi.

"Wa'alaikumussalam! Kamu dimana!! Gimana sih!! Istrinya kok ditinggal!! Pokoknya jemput sekarang. " kesal Dhifa.

Tut

Telpon ditutup

"Apa Kahf?"

"Ya apalagi, kak? Ngambek ditinggal. "

"Yaudah, kita masuk duluan ya. "

"Iya kak. "

Rey yang sudah datang, melihat Kahfi yang tengah cemas, Kahfi pun memberitahu bahwa Dhifa tertinggal dirumah. Rey sempat menertawakan Kahfi lalu ia segera meminjamkan motornya. Kahfi bergegas menjemput Dhifa, ia pun membawakan burger kesukaan Dhifa. Sebagai permintaan maaf.

Sesampainya dirumah, ia segera membuka kan kunci, lalu yang ia dapati adalah Dhifa yang sudah cemberut, dengan cepat ia memberikan burger.

"Assalamu'alaikum. "

"Wa'alaikumussalam, lama banget sih!"

"Maaf ya. " Kahfi lalu memberikan burger yang tersimpan di dalam paper bag.

Kahfi menarik tangan Dhifa agar ia keluar dari rumah, dan ia mengunci pintu, mereka pun pergi menuju rumah Yusuf.

"Makasih udah jemput. "

"Sekali lagi maaf ya. " pekik Kahfi di atas motor.

Dhifa memakan burgernya, lalu sampainya di rumah Yusuf, mereka disambut Rey dan Eca yang duduk di halaman.

"Hai sist!!"

Rebecca memeluk Dhifa. "Hei? I miss You. "

Kahfi mengembalikan kunci motor Rey. Sembari berucap terimakasih lalu mereka masuk kerumah untuk menghadiri acara.

"Thanks ya. "

Dan Rey pun mengangguk.

Mereka menikmati acara dengan khidmat, penuh dengan doa-doa agar Senja dan bayinya sehat dan selamat.

Ucapan selamat serta doa menghampiri Senja. Begitu juga Dhifa yang mendekati Senja dan mengelus perutnya. Dhifa juga di doakan agar segera menyusul.

Dhifa mentap Senja, sejenak kepalanya pusing, dan tangannya meraih tangan Kahfi yang berada disampingnya.

"Kamu kenapa? "

Dhifa menggeleng, ia mengingat Senja. Iya dia ingat Senja. Kahfi kaget, apakah Dhifa ingat akan sosok Kahfi, kira-kira itulah yang ada dipikiran Kahfi saat ini.

Merekapun makan bersama keluarga besarnya.

"Kahf? Buat aku inget semua tentang kamu, semua tentang kita, dan semua yang aku lupa. "

"Iya sayang, Allah udah ngatur kapan semua itu akan kembali ke dalam ingatan kamu. "

Kahfi menyuapkan es krim ke mulut Dhifa.

Semoga kamu cepet inget ya sayang, -Gumam Kahfi.

Istiqomah Karena Cinta (SEQUEL HIJRAHKU BAWA AKU PULANG) [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang