Rey, pemuda yang berhasil mencuri hati Rebecca saat duduk di bangku SMA itu kini sedang berkemas. Merapikan isi koper.
"Rey, koper kamu belum siap lagi?" Tanya gadis yang di panggil Jeje itu.
Gadis itu berdiri tepat di hadapan Rey menunggu jawaban dari pertanyaannya. Namun Rey hanya meliriknya. Tanpa tau apa yang tengah ia rasakan. Bimbang, atau malah harus bahagia dan tertawa lepas. Gadis itu lalu duduk di hadapan Rey. Mengusap pundaknya, dan mencoba meyakinkannya.
"Dia udah putusin kamu. Sekarang kamu nggak perlu mikirin dia lagi. Kamu fokus sama kita aja ya. "
Rey tersenyum mendengar ucapan Jingga, yang selalu ia panggil Jeje. Minggu depan, adalah hari keberangkatan mereka. Rey memutuskan untuk menetap di Inggris. Dan tidak tau, kapan ia akan singgah lagi ke Indonesia.
Sementara itu. Entah sudah hari ke-berapa Rebecca tidak mau makan. Sampai sampai Mentari, kakaknya berteriak didepan pintu kamar adiknya berulang kali.
"Ca, lo udah sholatnya?"
"Ca??"
"Ca lo diapain sama Rey! Bilang ke gue! Jangan ngurung diri gini! Kalo mama papa sampe tau ntar gue lagi yang dimarahin. "
"Rebecca! Lo punya kuping buat denger omongan gue! Lo punya mulut buat jawab pertanyaan gue!"
Mentari tau bagaimana adiknya. Walau Mentari kerap kasar dan berperilaku keras tetapi yang namanya seorang kakak pasti selalu peduli dengan adiknya.
Di ruang tamu, Rebecca sudsh ditunggu oleh Adinda. Adinda berkunjung sekedar ingin main, dan membawakan kopi. Namun saat melihat Rebecca, Adinda jadi tau bahwa saat ini Rebecca sedang tidak baik-baik saja.
Flashback On
Hari pernikahan sudah H-1, semua sudah siap. Hanya menunggu hari berganti. Namun yang Adinda terima malah sebuah paket yang dikirimkan melalui go-send. Yang berisi kebaya pengantin berwarna navy. Dan sepucuk surat permintaan maaf.
Rumah yang kala itu sedang ramai-ramainya. Karena esok paginya akan ada pernikahan. Malah menjadi riuh dan gemuruh. Terlebih lagi Adinda yang sudah depresi mengacak-acak semua barang dikamar.
"Mbak Dinda ada paket nih!!" Teriak sepupu Adinda yang kala itu sedang bermain bola dihalaman.
Ia membawa sebuah kotak kepada Adinda. Lalu Adinda mengambilnya dan masuk ke kamar.
Tak lama dari itu, setelah ia menerima paket. Suara pecahan kaca dan lemparan barang terdengar hingga keruang tamu. Terlebih lagi kamar Dinda yang berada di lantai atas membuat semua panik bukan main.
Dear Adinda, maaf beribu maaf ya sayang.
Aku nggak bisa datang ke acara kita. Aku tau kamu kecewa. Aku tau kamu akan benci sama aku. Tapi maaf aku mengundurkan diri. Dengan terpaksa pernikahan kita batal. Aku harap kamu akan dapet pengganti yang lebih baik dari aku.Salam, Tara.
Kaca meja rias retak karena di lempar pake sepatu hak yang seharusnya Dinda pake besok di acara pernikahannya. Baju kebaya yang dia terimapun di lempar kesana kesini. Semua dekorasi kamar diberantak-in. Dinda histeris teriak teriak, nangis-nangis dan bahkan hampir ngebenturin kepalanya ke dinding. Semua anggota keluarga sudah berkumpul didepan pintu kamar Dinda dan bertanya ada apa.
Tapi tak ada yang berhasil membuat Dinda membuka kan pintu kamarnya kecuali, kakak kandungnya yang saat itu baru saja tiba. Hanya Regi satu-satunya orang yang membuat Dinda tenang. Regi yang baru bisa pulang ke rumah karena kuliah diluar kota membuat dirinya sangat Dinda butuhkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istiqomah Karena Cinta (SEQUEL HIJRAHKU BAWA AKU PULANG) [REVISI]
Spiritual[ FINAL CHAPTER] Cover by Maisya. Ini adalah kelanjutan dari cerita Dhifa dan Kahfi dalam serial Hijrahku Bawa Aku Pulang. Cerita ini mengenai kehidupan mereka yang baru saja menikah. Ada beberapa kejadian. Saat Kahfi dan Dhifa pulang ke Jakarta, Dh...