I K C : PART 25. MENANTI ESOK YANG LEBIH BAIK

132 11 4
                                    

Dua minggu telah berlalu, rumah yang ditinggali Rebecca dan Mentari kini sudah berangsur membaik. Dan bumi nampaknya makin terbiasa, acara pesta sudah di laksanakan terbuka tentunya dengan standarisasi kesehatan yang sudah ditetapkan. Begitu pula Rebecca dan Rey.

Masker berwarna merah muda dengan hiasan mutiara putih di beberapa sisi, dibalut kain panjang nan anggun. Rambut yang dikepang melingkar kebawah, dengan pernak pernik berbentuk daun yang melilit helaian rambut.

Pipinya masih merona, senyumnya masih merekah, ini hari resepsi mereka. Dihadiri oleh para sahabat tercinta dan orang terkasih.

"Untukmu wanita yang sedang dalam genggaman, tak perlu lagi ku beri jarak untuk sebuah dekapan. Terimakasih ku ucapkan, sudah mau menunggu hingga akhir hari ini tiba. "

Rekaman suara itu mengawali video yang sedang ditayangkan, kumpulan foto kebersamaan mereka hingga rekaman layar isi chattingan mereka, dan beberapa video mereka yang sedang menikmati liburan.

Para tamu undangan pun tak tinggal diam untuk sekedar menertawakan video keseharian mereka yang membuat tertawa, tersenyum, sesekali tersendu dan dibuat iri.

"Terimakasih karena masih memutar arah, kau sangat tau mana bekas jejak kakimu walau terhapus hujan sekalipun. Dari wanita pujaanmu Rebecca. "

Suara Rebecca mengakhiri penayangan video tersebut. Semua tamu undangan bertepuk tangan, sedangkan Rey menggenggam erat tangan Rebecca.

Suara adzan magrib berkumandang, waktu berbuka puasa telah tiba. Kini para tamu undangan duduk manis dan mulai melepas dahaga.

"Lebaran tahun ini sama kamu, puasa tahun depan kita sama-sama ya. " ucap Rey.

Rebecca tesipu, ucapan tersebut datang dari sang suami.

Minggu ke minggu silih berganti datang. Tibalah waktu mas Abi dan Adinda untuk meresmikan hubungan mereka. Digelar acara pernikahan dikediaman Adinda. Sekarang lengkap sudah, semua sudah menikah dan memiliki pasangan halal.

Dan semua jadwal kegiatan mereka sudah mulai penuh terhitung satu minggu setelah pernikahan Adinda dilangsungkan.

Mulai dari main futsal untuk para suami, jadwal masak bareng sabtu-minggu, jadwal Jumatan pak suami, dan jadwal menginap di villa yang masih direncanakan. Jadwal arisan, jadwal nonton konser, jadwal pengajian.

"Eh, Din lo udah bayar arisan belom sih?" Tanya Embun.

"Udah lah! Orang gue bayar bareng Dhi. " sahut Embun yang sedang menempelkan irisan timur pada kelopak matanya.

"Gue kurang 4 ribu, catet tuh!!" Sahut Rebecca.

"Ya ampun! Ini suami kita nggak ada pusing-pusingnya apa ya?" Gerutu Dinda.

"Sabar bu, sabar. "

Sementara itu, para suami mereka sedang asik asiknya membahas soal play stations.

"Patungan beli PS 4, jangan nih!"

"Kalo mau dititip dirumah gue jangan deh, bisa-bisa Dhi main PS terus. " sahut Kahfi mendengar ajakan Rey untuk patungan membeli PS 4.

"Nabung umroh aja gimana?" ajak Devano.

"Mas Abi gimana?"

"Ya, bisa lah diatur bukan sekarang juga kan?"

Dan mereka sepakat untuk menabung. Semoga beberapa tahun yang akan datang, mereka bisa pergi umroh bersama. Umroh kedua bagi Kahfi dan Dhifa, dan pertama kalinya bagi para sahabatnya.

Mereka saling membantu, membantu Kahfi dan Dhifa di yayasan, Adinda dan Mas Abi di Kedainya, dan saling memberi nasihat.

Adinda juga sering kedatangan sahabat-sahabatnya saat Mas Abi sang suami harus berangkat dinas.

Semua kisah kadang tak harus berjalan lancar, ada lika-liku agar hidup lebih berwarna. Kadang susah, kadang senang, kadang bahagia, kadang juga murung. Semua harus dilalui dengan ikhlas. Tanpa keikhlasan hidup akan sia-sia, jadi sudah mengikhlaskan hal apa hari ini?

————————————————————————

•Maaf banget ya, cerita Dhifa dan Kahfi jarang sekali up dikarenakan kesibukan author dan ceritanya emang lagi di pikirin mateng-mateng biar para pembaca nggak bosen!!🥺•

Istiqomah Karena Cinta (SEQUEL HIJRAHKU BAWA AKU PULANG) [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang