Dhifa mulai mencari tau orang-orang di masa lalu nya. Saat dirumah, Dhifa teringat akan video bersama teman-temannya saat masa kuliah semester pertama.
"Oh, ya Kahf. Aku mau tunjukin sesuatu sama kamu. "
Dhifa mengambil laptopnya dan memutar video tersebut. Ia menunjukkan video itu kepada Kahfi lalu menghentikan video yang sedang tayang tersebut. Fokus mereka teralih pada seoang pemuda berhoodie navy dengan rambut ikal.
Kahfi menyadari bahwa orang di video tersebut adalah pemuda yang tadi mereka temui di Mall. "Bukan nya ini orang tadi, ya?"
"Tuh, kan! Aku tu nggak asing sama orang itu. "
"Tapi Dhi, aku nggak kenal dia. Yang disini kan kamu, dan temen-temen kuliah kamupun sedikit yang aku kenal. " Kahfi masih memperhatikan video itu. "Coba kamu tanya Rey atau Eca?"
Dhifa menelpon Eca, dan memintanya untuk datang kerumah bersama Rey. Setelah telpon terputus, Kahfi malah meminta maaf karena telah meninggalkannya saat itu.
"Dhi, maaf ya. Kalo aku nggak nerima beasiswa itu, kita pasti udah nikah 4 tahun yang lalu, dan kamu nggak bakal kecelakan. Aku pasti jaga kamu saat itu tapi sampai saat ini aku belum bisa jaga kamu sepenuhnya. "
Dhifa tak tega melihat Kahfi berulang kali meminta maaf, Dhifa tau ini bukan sepenuhnya kesalahan Kahfi. "Rencana Allah itu lebih indah, sayang. Bukti nya sekarang kita sama-sama kan , dipersatukan oleh Allah menjadi sebuah rumah tangga. "
Kahfi memeluk Dhifa, erat, dan penuh rasa kasih sayang. Tanggung jawab Kahfi menjadi seorang suami adalah prioritas untuk menjaga dan membahagiakan Dhifa.
Rey dan Rebecca pun tiba, Rebecca memeluk hangat Dhifa nampaknya ia sangat rindu dengan Dhifa.
"Dhi, kangen. "
Perasaan baru ketemu kemarin. Gumam Kahfi.
"Kenapa Kahf?" Tanya Rey.
"Dhi mau tanya soal temen kampusnya. "
Dhifa lalu menunjukkan video yang tadi ia tonton bersama Kahfi. Ia memutar videonya dan menekan tombol pause saat pria itu nampak jelas berada di dekat kamera.
"Tadi kita makan di luar. Kita ketemu orang ini, dan dia ngeliatin terus. Kan risih jadi nya. " jelas Dhifa.
Rey dan Rebecca duduk, dan mencoba mengingat pria itu dengan detail. Mereka mengenali pria itu, yang notabenenya adalah senior mereka. Sebenarnya mereka adalah sahabat dekat namun karena ditolak Dhifa yang saat itu masih menunggu kepulangan Kahfi, pria itu menghindar sejak saat itu.
"Ini Armand, kakak tingkat kita. Dulu dia itu temen kita bisa dibilang sahabatlah, tapi. " Eca melirik kearah Rey.
"Karena Armand nembak lo, dan lo nolak. Jadi dia menghindar dari kita dan sejak saat itu nggak pernah deket kita lagi. " sambung Rey.
Kahfi menyuruh Dhifa untuk membuatkan minum, selagi Dhifa menyiapkan minum di dapur, Kahfi malah bertanya seputar Dhifa. Karena penasaran, selama ini Kahfi tidak tau bagaimana kehidupan Dhifa saat mereka terpisah oleh benua.
"Beneran, ditolak?"
"Iyalah, Kahf. Dhi itu setia sama lo. " bisik Eca.
"Ada berapa yah, 5 atau 6 kali lah senior nembak Dhifa. " sahut Rey
"Ya, nggak bisa disalahin juga sih, Dhi emang cantik, baik, pinter. " ucap Eca.
"Dan lo beruntung, dapetin dia ketika udah jinak. " ledek Rey.
"Hahaha, lo bisa aja Rey. "
Eca malah teringat akan Rey yang dulu pernah menyukai Dhifa.
"Tada! Tehnya udah jadi. Maaf lama ya. "
Merekapun minum dan makan biskuit yang disediakan Dhifa. Saat Dhifa dan Kahfi sedang minum teh, Rey malah membuat mereka tersedak.
"Oh ya, ngomong-ngomong kita belom dikasih keponakan nih. " goda Rey.
"Uhuk!" Kompak suami istri itu yang seketika tersedak.
"Rey!!" Dhifa menatap sinis ke Rey. Namun Kahfi membalas ucapan Rey.
"Lo mending halalin Eca dulu. "
"Sipp, setuju Kahf!!" ujar Eca yang mengacungkan jempol.
Saat pulang kerumah, Eca malah memikirkan Rey tak kunjung meminangnya, pacaran sudah bertahun-tahun, Rey sudah memberikan cincin tanda bahwa ia benar-benar serius dalam hubungannya. Namun yang Rebecca mau adalah kedatangan orang tua Rey.
Sedangkan Rey, bukannya tak mau meminang kekasihnya, namun ia sedang mencari uang yang banyak untuk menikahi Rebecca, ia bisa saja meminta uang kepada orang tuanya namun ia mau Rebecca menikah dengannya dengan hasil kerja kerasnya sendiri. Namun sayang, Eca tak mengetahui alasan itu Rey lebih menyembunyikan kerja kerasnya. Ia kini sedang mejalankan perusahaan cabang dari Orang tuanya, dan ketika omset sudah melonjak maka ia akan menyisihkan tabungan untuk menikah. Rebecca memang bukan cinta pertama dihidupnya, tapi Rebecca adalah orang yang membuatnya tahu bahwa cinta tak selalu harus dimiliki, bahwa rasa tak selamanya harus pada orang yang sama, dan kini Rey menaruh hatinya untuk Rebecca seorang.
"Ca, aku harap kamu sabar, semoga Allah mempermudah jalan kita, aamiin. " Rey mengusap wajah Rebecca yang berada dalam sebuah frame putih dikamarnya.
Rebecca yang hampir tiap hari mendapat pertanyaan yang selalu saja sama. "Pacar lo, kapan mau serius? " ujar Mentari yang duduk di sofa.
"Dia serius kok, nih udah ngasih cincin. "
Eca yang sedang mengeringkan rambut dengan handuk itu menghampiri kakaknya. Dan memamerkan jari manis nya yang sudah terhiasi cincin yang melingkar.
"Cincin doang. "
"Ya, nggak apa-apa dong. Yang penting dia ada niat serius, daripada kakak jomblo, wlek!!" Eca menjulurkan lidahnya ia berusaha meledek sang kakak.
"Ihhh, awas lo ya!!"
Kedua kakak beradik itu saling melempar bantal.
Terimakasih Ya Allah, aku berharap langkahku dan Rey dipermudah untuk masa depan kami nantinya, -batin Eca.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istiqomah Karena Cinta (SEQUEL HIJRAHKU BAWA AKU PULANG) [REVISI]
Spiritual[ FINAL CHAPTER] Cover by Maisya. Ini adalah kelanjutan dari cerita Dhifa dan Kahfi dalam serial Hijrahku Bawa Aku Pulang. Cerita ini mengenai kehidupan mereka yang baru saja menikah. Ada beberapa kejadian. Saat Kahfi dan Dhifa pulang ke Jakarta, Dh...