Mual, pusing, dan semua keluhan Dhifa sudah hilang. Ia kini bernafas lega, keluhan yang kemarin ia rasakan mendadak sirna hanya karena siklus datang bulan. Sementara Kahfi, mengira Dhifa sedang hamil.
Para tetangga malah sibuk membicarakan Dhifa yang belum lagi hamil. Dhifa mungkin sabar di awal. Namun lama kelamaan ia geram. Dan seusai berbelanja ia melampiaskannya kepada Kahfi.
Dhifa menghempaskan tubuhnya ke sofa sembari duduk lalu melepas peniti di jilbabnya. "Kenapa sih! Orang-orang sibuk banget nanyain, Dhi kapan hamil? Dhi udah isi belom? Dhi kenapa nunda kehamilan? Stres juga aku, ntar. "
Mendengar celotehan sang istri, Kahfi yang sedang membaca buku hanya tersenyum. Lalu angkat bicara.
"Buat apa sih di tanggepin?"
Dhifa berdecak kesal. "Masalahnya, mereka tuh nggak ngomong di depan aku. Coba kalo ngomong di depan aku, kan aku pasti jawab. " seru Dhifa.
"Mau jawab apa, sayang? Mau marah-marah? Biar mereka puas? Namanya juga netizen. " sahut Kahfi.
"Tapi aku kan kesel!!"
Kahfi menutup bukunya. Ia lalu menyeruput secangkir kopi panas. Dan kembali beragumen dengan istrinya.
"Kalo mau di tanggepin, kamu cuma perlu bilang gini. Maaf ya, bu-ibu. Kami masih mau pacaran dulu. Jawab nya gitu. " ujar Kahfi.
Kahfi dan Dhifa tidak mempermasalahkan cepat atau lambatnya mereka mempunyai momongan. Jika Allah berkehendak, dan memberi mereka amanat secepatnya maka mereka akan sangat bersyukur dan menerimanya. Namun jika belum, berarti Allah masih ingin mereka berpacaran setelah menikah.
"Nanti kalo tabungan kita ada lebih, kita liburan lagi ya. " ajak Kahfi.
Dhifa langsung sumringah. Ia menatap Kahfi dan mengangguk.
Kahfi lalu teringat akan pertemuannya dengan Rey kemarin. Ia lalu menceritakannya kepada Dhifa. Rey yang bercerita bahwa ia sudah putus dengan Rebecca dan akan segera kembali ke Inggris. Kahfi menyadari bahwa ada sesuatu yang mengganjal.
"Dinda udah cerita sih, dan katanya Ecca liat foto Rey sama cewek. Di posting di instagram si cewek itu. "
"Emang kamu udah liat fotonya?" Tanya Kahfi penasaran.
Dhifa mengambil ponselnya di dalam kantong belanjaan, ia lalu membuka galeri dan menunjukkan bukti screenshoot yang ia dapat dari Adinda.
"Rey, rey. Cari selingkuhan nggak nanggung-nanggung. "
Mendengar ucapan Kahfi, Dhifa malah semakin geram. Ia lalu menarik rambut Kahfi, menjambaknya dengan kuat. "Maksud kamu nggak nanggung-nanggung itu, apa?"
Kahfi malah tertawa.
"Bercanda yang, udah yang sakit yang, jangan di jambak rambut aku!!" Ucap Kahfi sembari berusaha melepaskan tangan Dhifa dari cengkraman di rambutnya.
Dhifa perlahan melepaskan cengkraman tangannya di rambut Kahfi. "Aku nggak nyangka loh, kalo beneran Rey sampe selingkuh atau apalah itu. "
Belum sempat Kahfi berpendapat, suara ketukan pintu terdengar di lanjutkan dengan ucapan salam.
"Mungkin nggak sih, kalo.."
Tok..tok..tok..
Dhifa bergegas merapikan jilbabnya. Dan kemudian menghampiri pintu, disusul Kahfi.
Saat mereka membuka kan pintu, yang mereka lihat adalah Rey bersama seorang gadis yang ada di dalam foto.
"Dhi, Kahf. "
KAMU SEDANG MEMBACA
Istiqomah Karena Cinta (SEQUEL HIJRAHKU BAWA AKU PULANG) [REVISI]
Espiritual[ FINAL CHAPTER] Cover by Maisya. Ini adalah kelanjutan dari cerita Dhifa dan Kahfi dalam serial Hijrahku Bawa Aku Pulang. Cerita ini mengenai kehidupan mereka yang baru saja menikah. Ada beberapa kejadian. Saat Kahfi dan Dhifa pulang ke Jakarta, Dh...