Siang itu, Dhifa sedang memotong buah-buahan di ruang tamu. Di temani sebuah tv dengan beberapa tayangan yang ia sukai.
"Awas nanti salah potong. " celetuk Kahfi yang baru saja selesai menunaikan ibadah Dzuhur.
"Bantuin sini dong, yang. Masih banyak yang harus dipotong. " pinta Dhifa yang kemudian memindahkan talenan ke hadapan Kahfi yang baru saja duduk di sampingnya.
Dhifa lalu mengambil beberapa potong semangka dan melahapnya. Dhifa sedang tidak berpuasa karena tamu bulanannya, dan Kahfi sudah ia goda sedari tadi pagi. Dhifa minum secangkir es kopi dihadapan sang suami saat bangun tidur, memakan roti, dan sekarang memakan buah potong yang akan ia jadikan salad.
Kahfi menyipitkan kedua matanya, lalu menarik pipi sang istri.
"Kamu gendutan loh, selama lockdown. "
Dhifa sumringah, ia menampakkan giginya dan menenggalamkan kedua matanya.
Hari-hari mereka tenang dan damai, sebisa mungkin mereka tidak mau ada keributan dalam rumah tangga mereka. Jika ada masalah dan kesalahpahaman mereka selalu membicarakannya di malam hari. Disaat suasana tenang. Tidak akan ada rahasia diantara mereka kecuali memang ada kejutan. Memperbolehkan hal-hal yang bersikap positif baik hobby atau pun bertemu teman. Kahfi tidak melarang Dhifa dan Dhifa juga sebaliknya tidak melarang Kahfi untuk bertemu dengan temannya.
Dhifa jarang memeriksa ponsel Kahfi, jika ada telpon masuk atau pun pesan yang belum terbaca, Dhifa selalu memberitahu Kahfi dan membukanya setelah Kahfi menyuruhnya untuk membukanya. Kecuali, jika memang rada mencurigakan Dhifa segera memeriksanya. Sedangkan Kahfi, selalu mengangkat telpon yang masuk dari ponsel Dhifa saat Dhifa sibuk ataupun tertidur lalu baru ia beritahu kepada Dhifa setelah ia tau siapa yang menelpon dan mengirimkan pesan.
Hari ini, Dhifa dan Kahfi akan buka puasa bersama Kevin dan Kipli tetangga sebelah mereka. Dua kakak beradik yang sudah ia kenal baik.
Dhifa kini meluruskan kakinya di lantai, menyandarkan punggungnya pada sofa dan menghela nafas. Kahfi menoleh dan bertanya karena akhir-akhir ini, Kahfi melihat Dhifa agak kesulitan bernafas.
"Kamu kok jadi sering ngos-ngosan ya, Dhi?"
"Aku tuh ngerasa pengap, kayak sulit nafas di bagian perut lebih ke begah sih. "
"Kalo ada keluhan kamu harus bilang ya, makan pedes kurangin dulu kan lagi banyak virus aku nggak mau kamu kenapa-kenapa. "
Dhifa tersenyum dan berkata.
"Manisnya, kamu.."
Kahfi sampai menggelengkan kepalanya. Sikap kepeduliannya malah jadi bahan gombalan sang istri.
Jam baru menunjukkan pukul 2 siang, Kevin dan Kipli sudah berkunjung kerumah Dhifa dengan membawa Laptop dan beberapa tugas milik Kevin.
"Ya gitu, kak kerjanya. Ngecap semua berkas yang udah di acc, terus ngecopy ke laptop, lebih banyak ke arsip sih sebenernya soalnya kalo nggak di scan ya di fotokopi. " jelas Kevin yang dibantu Kahfi untuk menyortir semua berkas yang masih tercampur, ada yang sudah di tanda tangani dan ada yang belum.
Kahfi membantu Kevin sementara itu, Kipli membantu Dhifa memotong buah yang tersisa dari potongan Kahfi.
"Kalo Kipli sih, jadi pelatih. Ngajar anak-anak karate di SMA tempat Kipli sekolah dulu kak. "
"Kipli atau Kevin sih yang lagi deket sama Tivanka?"
"Mbak sih setuju, mau Kipli ataupun Kevin yang penting nggak aneh-aneh ya. Ya karena kami dulu juga deket kok, maksudnya ada pendekatan gitu. "
Kipli hanya tersenyum, mendengar ucapan Dhifa ia sejenak merasa bahwa akan ada lampu hijau lain dari keluarga Tivanka. Kipli yang kini baru bisa menghasilkan uang yang ia dapat dari hasil kerja kerasnya melatih anak-anak di sekolah masih merasa bahwa itu belum cukup untuk membuktikan bahwa ia layak menjalani hubungan yang kearah serius. Berbeda dengan Kevin yang sudah ada penghasilan tetap. Awalnya hanya Kevin yang dekat dengan Tivanka, namun seiring berjalannya waktu Kevin yang sibuk dengan pekerjaannya tidak bisa sesering mungkin memberi kabar kepada Tivanka.
Kevin dan Kipli saling lirik. Mereka tak ingin ada perang dingin diantara mereka.
"Kevin sih sibuk, mbak. Kevin rasa Kipli yang punya lebih banyak waktu buat Tivanka. "
Gue tau lu lebih suka Tivanka dibanding gue. Batin Kipli.
Malam hampir tiba, Kipli dan Kevin sudah rapi dan sudah kembali kerumah pasutri tersebut. Mereka kedatangan tamu, beberapa sahabat Kahfi datang berkunjung. Mereka mencuci tangan terlebih dahulu sebelum akhirnya masuk kerumah. Senantiasa memakai masker dan baru melepasnya saat di dalam ruangan.
"Apa kabar nih, sob? Udah lama banget nggak ketemu lo!"
"Alhamdulillah baik, gue sama keluarga baik. Gimana kabar lo? Ohya tadi susah nggak cari alamat gue?"
"Baik-baik, seperti apa yang lo liat. "
"Nggak sih, cuma salah komplek aja tadi. " sahut Ayana. Kekasih Lukman.
"Loh? Jadi gimana?"
Mereka berbincang-bincang, ada Ayana, Lukman, Kevin, Kipli, dan Grace.
"Ah elu, puasa kagak kok ikut bukber?"
"Situ siape? Nyang punya rumah?"
Kevin menarik pipi chubby Grace.
"Bacot amat sih, lu. Astaghfirullah haladzim. "
Kipli sedari tadi memperhatikan sekitar, nampaknya hanya ia seorang yang tidak ada teman mengobrol. Kipli melirik ponselnya yang sedari tadi tergeletak di atas meja. Tujuh detik kemudian ia mendapat satu notifikasi dari Tivanka. Baru hendak ia buka, Tivanka sudah terlebih dahulu menelpon Kipli.
T : Hallo.. Assalamu'alaikum..
Melihat wajah Tivanka yang tersenyum membuat Kipli tersenyum sendiri. Mereka akhirnya mengobrol via telpon tatap muka.
K : Wa'alaikumussalam..
T : Gue tau lo pasti lagi ngejogrok diem disana, iya kan? Hahaha..
Awal yang baik, semoga saja.
T : Maaf ya, belum bisa ketemu. Disini gue nggak bisa kemana-mana. Gue mau keluar juga rada khawatir. Dan gue harap lo juga stop dulu ngajar anak-anak.
Kipli hanya mengangguk. Lalu meletakkan handphone nya diatas meja denga segelas cangkir yang ia jadikan sandaran. Agar mereka tetap saling berkomunikasi saat berbuka puasa.
________________________________
Haloha, maaf banget jarang up soalnya lagi sibuk-sibuknya nih!!
Tinggalin jejak agar secepatnya dapet notifikasi update, oke!!
Tetap jaga kesehatan, dan jangan bosen daring ya!! Huhuhu...
KAMU SEDANG MEMBACA
Istiqomah Karena Cinta (SEQUEL HIJRAHKU BAWA AKU PULANG) [REVISI]
Spiritual[ FINAL CHAPTER] Cover by Maisya. Ini adalah kelanjutan dari cerita Dhifa dan Kahfi dalam serial Hijrahku Bawa Aku Pulang. Cerita ini mengenai kehidupan mereka yang baru saja menikah. Ada beberapa kejadian. Saat Kahfi dan Dhifa pulang ke Jakarta, Dh...