Master

4.5K 482 69
                                    

Dentingan jam, dan suara ketukan bolpoin yang beradu dengan meja kaca menemani Seungcheol di dalam kantornya. Dia duduk, berputar-putar pada kursi kerja bersandaran tinggi super nyaman. Tapi walaupun kursi itu selalu terasa nyaman, Seungcheol tetap saja tidak bisa berhenti memikirkan sesuatu yang seharusnya tidak dia cemaskan.

Jihoon.

Kenapa hybrid itu belum juga menelpon Seungcheol? Apa benar dia baik-baik saja?

Bagaimana jika terjadi sesuatu sebelum Jihoon sempat menelponnya?

Bagaimana jika-

"Boss?"

Seungcheol menegang di tempatnya, memutar kursinya lagi untuk mendapati Hansol berdiri di depannya dengan tangan penuh dengan tas belanjaan.

Apa pemuda itu bahkan mau repot-repot mengetuk pintu? Atau Seungcheol saja yang tidak dengar?

"Apa?"

Dia duduk berhadapan dengan Seungcheol tanpa diminta. Tas belanjaan dengan label yang berbeda-beda itu dia letakan di atas meja kantor Seungcheol yang lebar begitu saja. Membuat Seungcheol mengerutkan alis.

"Yang kau minta."

Apa yang Seungcheol minta? Dia hanya minta Hansol membeli kalung untuk hybird. Tapi sepertinya, hansol berkeliling ke sepenjuru kota untuk membeli semua kalung hybrid yang ada.

"Untuk apa sebanyak ini, Sol?"

"Hei, mereka pasti bosan hanya menggunakan kalung yang itu itu saja. Bagaimana kalau kalung itu tidak cocok dengan outfits mereka? Itu fashion teroris namanya."

Sepertinya Seungcheol salah memasrahkan tugas itu pada Hansol. Dia pikir Mingyu adalah pria tampan terbebal yang pernah dia kenal dalam hidupnya. kenyataannya, semua pria tampan yang dia kenal memang bebal.

"Sol, kau tidak menguras isi rekening ku hanya untuk membeli semua ini, kan?"

Karena Seungcheol yakin tas-tas belanjaan itu tidak akan hansol dapatkan jika dia beli di petshop biasa.

Oh, bahkan yang satu itu terbuat dari kulit. Toko mana yang punya tas belanjaan dari kulit? Seungcheol yakin yang satu lagi itu beludru. Oke itu lembut, pink, lucu, dan terlihat seperti Jihoon sekali. Tapi Seungcheol tidak tahu seperti apa di dalamnya.

Hansol mulai gila sepertinya.

"Tentu saja tidak. Uangmu itu seperti sumber mata air di pegunungan yang tidak pernah kering. Kau tahu berapa banyak uang yang masuk setiap detiknya ke rekening mu, hyung? Bahkan aku bisa membeli satu took perhiasan jika aku mau."

Sekarang Seungcheol tidak tahu harus tersanjung atau marah. Untuk apa dia mau membeli took perhiasan? Kenapa tidak dia beli saja seluruh tambang berlian di muka bumi ini, dan membuat Seungcheol bangkrut.

"Hentikan. Kau tahu itu tidak lucu," Kata Seungcheol, berusaha terdengar seserius mungkin.

Dia meraih salah satu tas beludru bertelinga kucing berwarna pink, di talinya tergantung kertas panduan cara membersihkan dan memakai kalung. Di dalamnya terdapat kotak persegi yang lumayan besar berbalut beludru putih dengan siluet kucing.

Seungcheol membukanya dengan perlahan kemudian terpukau melihat isinya. Kalung itu diletakan dengan sedemikian rupa di atas material yang begitu lembut seperti kapas.

Kalung dengan gesper berwarna pink yang begitu lembut, berlian memenuhi bagian depannya. Cantik sekali.

Mungkin hansol tidak sepenuhnya bodoh. Setidaknya dia punya selera yang bagus pada hal-hal manis.

Company |•Jicheol•|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang