"Apa yang kau lakukan?!"
Kedua orang itu nampak tersentak mendapati Seungcheol. Dia meletakan tas belanjaan nya begitu saja untuk menarik tangan Jihoon dari cengkeraman pria topi baseball itu. Tentunya tak semudah yang dia bayangkan.
"Siapa kau?" Tanyanya, dan Seungcheol hampir tertawa karena sepertinya pertanyaan itu lebih cocok ditujukan untuknya.
"Cheol..."
Mereka berdua mengalihkan pandangan pada Jihoon secara bersamaan. Padahal Seungcheol yakin panggilan itu untuknya.
"Oh ... jadi ini pemilik baru mu?" Katanya. "Apa kau mendapatkan kesenangan dari dia? Lihat lah kalung mu, ji. Apa saja yang sudah kau lakukan bersamanya?"
Rahang Seungcheol mengeras seketika. Deritan timbul dari giginya yang bergesekan. Tangannya terkepal di kedua sisi tubuhnya.
Tapi pria itu sepertinya tidak cukup pintar untuk mengetahui kalau Seungcheol sedang berusaha keras untuk tidak mencabik mulutnya saat itu juga.
"Kalau aku tahu ini yang kau inginkan dari awal, tidak akan kuhabiskan uangku untuk membeli mu. dan akhirnya setelah apa yang kami lakukan padamu, begini caramu membalasnya?"
Bug!
Tubuh itu terpental ke belakang tatkala Seungcheol melayangkan bogem nya pada rahang bawah pria itu.
Cukup! Tidak ada yang bisa mengatakan kata-kata laknat seperti itu tentang Jihoon di depannya.
Tinjunya sudah berada di udara, dan siap menghantam wajah itu lagi sebelum tangan kecil Jihoon mencekal lengannya.
"Jangan ... " Pinta hybrid itu, dan Seungcheol tidak bisa membantahnya. Kepalan tangannya terbuka dengan terpaksa, dan dia menurunkan lengannya berkat Jihoon.
Tapi darah kembali mendidih di kepalanya saat pria itu bangkit dengan susah payah, membetulkan posisi topinya sebelum membuka mulutnya lagi. "Kau tidak bisa melakukan itu disini. Banyak cctv, aku bisa melaporkanmu--" Kata-kata itu tertelan di tenggorokannya saat Seungcheol menyibak jaket yang dia pakai, memperlihatkan pistol yang terselip di sabuknya. "K-kau t-tahu ... A-apapun yang k-kau lakukan. I-itu tidak lah b-benar."
Pria itu membringsut mundur dengan susah payah. Tangannya bergetar menggenggam rak-rak gawang sebagai tumpuannya berdiri. "J-jihoon—jihoon bagaimana pun aku pemiliknya yang sah."
Seungcheol masih setia memperhatikannya. Membuat kaki itu semakin bergetar. "K-kau tidak bisa m-memilikinya hanya k-karena k-kau memberikan k-kalung padanya."
Itu kata-kata terakhir sebelum petugas keamanan dating, dan pria itu sudah menghilang entah kemana.
"Ada yang bisa saya bantu, tuan? Saya mendengar laporan keributan disini."
Oh, ya tentu. Pemuda kasir.
"Tidak. Tidak perlu."
Tanpa menunggu lebih banyak kata lagi Seungcheol menarik tangan Jihoon dan meraup semua tas-tas belanjaan yang tadi sempat dia terlantarkan, lantas melenggang pergi setelah memberikan tatapan tajam pada pemuda itu.
Meraka selalu ikut campur.
Dan untuk pertama kalinya, Jihoon bergerak gelisah dalam sentuhannya.
. . .
"Namanya Yang Se Jong."
"Lalu apa yang kau ingin kulakukan padanya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Company |•Jicheol•|
FanfictionSeungcheol terkejut saat mendapati ekor muncul dari balik Hoodie yang pemuda itu kenakan. Pemuda yang meringkuk di pelataran minimarket. Seungcheol lebih terkejut saat dia tahu kalau wajah yang tersembunyi di antara lutut itu begitu manis. Inspired...